11. Aunaragoz Resident

112 12 0
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dan follow untuk mempermudah kalian informasi selanjutnya dari cerita ini.

Tolong tandai kata yang typo, serta memiliki makna yang rancau di kalian, thanks! Khamsahamnida ^^

< H A P P Y  -  R E A D I N G >

💐 💐 💐

Akhirnya pertemuan yang sudah di jadwal kan dua hari kemarin telah tiba. Saat ini para ketua desa sudah berkumpul bersama masing-masing perwakilan warga pun ikut berada disana.

Asterea juga sudah berada duduk di meja kebesarannya bersama dengan Bryan. Tidak lupa, ternyata Kaindra sang pangeran ketiga itu pun ikut serta dipertemuan hari ini.

Kali ini, Asterea yang memimpin pertemuan tersebut yang di bimbing oleh Bryan langsung. Sebenarnya gadis itu gugup

"Baiklah, ini kali pertama aku beretemu dengan kalian semua. Dan pastinya kalian semua tahu maksud dan tujuannya pertemuan ini diadakan." Ucap Asterea bersuara pada akhirnya.

Asterea lalu meminta dokumen yang sudah ia siapkan, dimana isi dari dokumen tersebut berisikan tentang seluruh permasalahan para penduduk yang ada di wilayah Aunaragoz.

Dari yang pertama, desa kecil yang berada di bagian timur Aunaragoz, desa Kilain yang di pimpin oleh Tuan Reon Galion.

Permasalahan dari desa kecil yang kurang lebih memiliki penduduk sebanyak 5.000 jiwa itu adalah kekurangan pasokan pangan, akibat cuaca yang akhir-akhir ini sangat panas dan ekstrim. Akibatnya juga terdapat kekeringan menyebabkan beberapa mata air pusat tidak menghasilkan air lagi.

Sama seperti khasus dari desa Kilain, beberapa desa dari 7 desa kecil itu pun mengalami hal yang serupa.

"Aku ada solusi untuk ini," Asterea bersuara membuat perhatian tertuju kepadanya.

Sedangkan Bryan, Kaindra, Gegiano dan Piter yang ada disana hanya mengamati apa yang akan sang Duchess mereka itu lakukan.

Disisi Asterea sendiri, gadis itu sudah memikirkan beberapa hal yang akan membuat beberapa desa bisa bertahan sampai musim kamarau ini berhenti.

"Apa kalian tahu makanan instan?" Tanya Asterea kepada mereka semua, dan dengan serentak sebagian dari mereka langsung menggelengkan kepala mereka pertanda tidak tahu.

Kenapa juga ia bertanya seperti itu, mana mungkin mereka semua mengetahui makanan instan yang ia maksud.

"Dengar, ini mungkin akan bisa membuat kalian bertahan di musim kemarau saat ini." Kata Asterea lalu menyimpan dokumen yang sedari tadi ia pegang di tangannya.

Gadis itu lalu beranjak dari duduk nya, Asterea kemudian memanggil Erika untuk memberikan apa yang ia butuhkan.

Asterea, gadis itu sudah menyiapkan itu sedari kemarin bersama dengan para koki serta beberapa pelayan.

Asterea langsung menunjukkan sesuatu yang ia maksud kepada semua orang.

"Kalian bisa melihat ini, ini adalah makanan yang bisa bertahan lama, dengan menyimpannya dengan baik. Ini dinamakan Mie, yang biasanya toko-toko makanan jualkan kepada kalian, tapi ini versi bisa kalian simpan dengan baik." Lalu Asterea memperlihatkan lagi bungkusan kecil di samping mie kering tersebut.

"Dan ini, ini adalah bumbu yang sudah aku buat agar bisa di nikmati dengan mie ini meski di simpan dengan lama. Bumbu yang sudah dijadikan satu ini bisa memudahkan para warga untuk mengosumsinya."

"Maafkan saya menyela, Nyonya." Salah satu ketua desa itu mengankat tangannya.

Asterea pun memberikan kesempatan kepada Terizan Muges dari desa bagian selatan Aunaragoz bertanya.

The Duchess Where stories live. Discover now