02

1.6K 319 41
                                    

Lisa mengerutkan dahinya melihat Jennie tengah merokok berdiri bersandar di kap mobilnya.

Hari sudah larut hampir pukul 10 malam. Selesai kelas, ia tadi meminjam beberapa buku ke perpustakaan terlebih dahulu. Di parkiran ini hanya tersisa mobilnya saja.

Mau apalagi gadis ini kepadanya? Ghah!

Saat sudah berdiri dihadapan Jennie, ia merebut putung rokok dari tangan gadis  itu lalu membuangnya ke aspal.

"YA! Lisa! Itu rokok terakhir gue~" Rengek Jennie frustasi melihat Lisa menginjak - injak putung rokoknya.

"Kamu ngapain malem - malem masih disini?"

Jennie dengan cemberut membalas, "Tadi lupa minta nomor sopir dan di ponsel lama yang gue pake ini cuma ada nomor lo. Jadi gue nungguin lo deh, mau nebeng."

Lisa menghela nafasnya lelah, gadis ini bisa - bisanya menunggu diluar sendirian terlebih di malam hari.

"Kenapa ga naik taxi online aja daripada nungguin saya lama - lama? Kenapa juga ga lansung chat saya kalo kamu mau nebeng? Kamu ini terlalu nyepelehin hal - hal kecil yang sebenarnya ga kecil bahkan bisa bahaya buat hidup kamu sendiri." Katanya agak menegaskan nada suaranya

Jennie makin cemberut, akibat selalu mendapatkan princess treatment dan memakai fasilitas mewahnya begitu dilepas dan disuruh mandiri secara tiba - tiba seperti ini ia menjadi kebingungan dan pengetahuan bertahan hidup dalam otaknya benar - benar dangkal.

"Gue ga kepikiran buat naik taxi online! Gue juga gamau ganggu lo yang lagi fokus belajar makanya gue tungguin aja disini! Lo kok ikutan marahin gue juga kayak nyokap gue?! Yaudah maaf kalo gue ganggu! Gue gajadi nebeng!"

Lisa buru - buru menghalangi jalan Jennie. "Kamu mau diculik orang malem - malem gini, huh?"

"Biarin! Gue ga perduli mau diculik, diperkosa sama dibunuh sekalipun! Ga ada yang sayang juga sama gue! minggir!" Pekik Jennie, bulir air matanya sudah mengalir turun membasahi wajahnya

Ia mencoba mendorong Lisa, namun tenaganya terbuang sia - sia saat Lisa malah membawa tubuhnya dalam pelukan. Tangisannya lansung pecah.

"HUAAAAAAAA~"

Lisa menepuk - nepuk dan sesekali mengusap punggung gadis itu sembari berkata disebelah telinga nya. "Saya ga marah, saya cuma khawatir dan sedikit kasih nasihat sama kamu biar kamu intropeksi karena setiap manusia kan pasti ada aja buat kesalahan, ga ada kata terlambat buat perbaiki kesalahan itu biar nantinya ga ke ulang lagi."

"Hiks~ hhuhu~ hhiks!"

Rasa sakit hatinya disembuhkan saat mendengar penjelasan Lisa yang ternyata tidak marah kepadanya.
Namun ia masih ingin menangis dan enggan melepaskan pelukan.

"Nangisnya lanjut di mobil aja, hari udah makin larut."

Karena angin malam tidak baik untuk kesehatan, Lisa akhirnya menggendong Jennie bak koala, membawa gadis itu masuk kedalam mobilnya lalu diikuti dirinya setelah memastikan gadis itu itu duduk manis di kursi penumpang.

Lisa menghidupkan mesin lalu mulai berkendara, sementara Jennie meredakan tangisnya. Ia dengan manja memeluk lengan Lisa dari samping sambil menempelkan sebelah pipi chubbynya disana.

"Kita cari makan dulu ya, sebelum pulang."

"Hu'uh..."

"Mau makan apa?"

Jennie diam berpikir selama beberapa detik lalu menjawab, "Soto daging, boleh?"

"Boleh."

"Makasih, sayang..."

REDWhere stories live. Discover now