18. The True🌑

5.8K 394 27
                                    

Gue up
Selamat membaca!!

"Ada apa kau memanggilku?" Damian memasuki sebuah ruangan setelah Aluc membawanya menemui Darrel. Damian mendapatkan pesan dari adiknya, bahwa Damian harus segera menemuinya.

Damian mengernyit bingung melihat adiknya yang begitu fokus pada taman bunga yang terhubung dengan jendela kaca. Damian berdehem keras menyadarkan lamunan Darrel membuat sang empu menoleh ke arahnya.

"Kakak akhirnya kau datang juga, ayo silahkan duduk" Darrel memasang senyumnya dan berjalan pada salah satu kursi yang sudah terdapat cemilan dan teh panas.

Damian tak bergeming ia masih setia berdiri di dekat pintu sambil menatap adiknya begitu dalam, ia masih tidak mengerti kenapa adiknya mengajaknya kesini dengan tujuan hanya makan cookie dan teh. Apa Darrel ingin membahas sesuatu sampai ia harus di panggil ke mansion-nya yang sama sekali tak pernah ia kunjungi.

"Ayo silahkan duduk kakak, kenapa melamun" Seketika Damian tersadar dari lamunannya dan menatap adiknya yang sedang menginterupsi dirinya untuk duduk dengan menggunakan dagunya.

Dengan perlahan kaki panjang Damian melangkah mendekati Darrel dan segera mengambil kursi yang berhadapan langsung dengan adiknya.

"Bukankah pagi ini cerah sekali" Damian menatap bingung Darrel yang sedan menuang teko teh ke dalam cangkir teh-nya. Damian merasa aneh dengan sikap Darrel yang menurutnya berbeda, entah hanya perasaannya atau tidak tapi sejak di rumah Violetta tadi ia sudah merasa aneh.

"Kenapa kakak melihat ku seperti itu. Ayo, makanlah cookie ini" Darrel mengambil salah satu cookie dan memasukannya ke dalam mulutnya, Damian yang melihatnyat hanya diam saja tidak bersuara.

"Apa kakak tau... Kalo cookie ini buatan wanita ku" Darrel tersenyum menatap Damian yang sedang mengepalkan tangannya berusaha menahan emosinya.

"Ya, wanita ku.  Violetta ku sang ahli dalam membuat apapun termasuk membuat cookie ini" Darrel mencomot satu cookie dan memasukkan-nya ke dalam mulutnya, menatap ekspresi Damian yang sedang menahan kesal tapi itu justru membuat Darrel semangat untuk memancing emosi Damian.

"Ohh ya, apa kau tau Kakak" Darrel menatap Damian yang sama menatapnya juga, masih dengan ekspresi yang sama Darrel menatap hamparan bunga yang berbeda jenis melalui jendela kaca, Damian ikut menatap ke arah yang sama dengan Darrel.

"Violetta ku sangat suka bunga" Ujar Darrel yang masih setia di dengarkan Damian.

"Dia begitu menyukai bunga termasuk bunga lily yang menjadi favoritnya" Lanjutnya.

"Bahkan dulu aku sering melihatnya bermain di taman bunga, yang berada di taman kota sana"

"Jadi aku ber-inisiatif membuatkan taman dengan berbagai jenis bunga yang indah agar ia tidak perlu pergi jauh lagi ke taman kota" Darrel terkekeh mendengar ceritanya barusan, sedangkan Damian pria itu menukik alisnya begitu tajam, apa pria di depannya ini sedang memancing emosinya dengan membawa nama Violetta.

Darrel menatap ke arah Damian dengan ekspresi dinginnya, membuat Damian tercengang dengan perubahan ekspresi adiknya.

"Tapi kau... Kau merebutnya dariku. Kau merebut duniaku, nafasku, dan kebahagiaanku" Darrel mengatakannya dengan suara yang agak ia besarkan.

Damian masih di buat bingung, kenapa adiknya begitu marah sekali, apa Darrel sudah mengetahui tujuannya. Sial, Damian harus bertindak sekarang, namun pernyataan yang di lontarkan Darrel membuat Damian seketika membeku di tempatnya.

"Di kehidupan pertama kau menikahinya, dan untuk kehidupan kedua kali ini aku tidak akan membiarkan itu kembali terulang" Darrel berdiri dengan matanya yang menghunus tajam Damian yang masih terdiam di tempat.

Damian (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang