25. a promise 🌑

8.8K 397 11
                                    

3 hari kemudian

"Violetta sayang, kesini!!" Teriak Darrel sambil melambaikan tangannya, Violetta yang mendengar suara sang tunangan menghampiri-nya dengan keranjang makanan yang ia bawa. Ya, kali ini mereka berdua sedang picnic bersama.

Darrel yang membawa alas tikar langsung saja melebarkannya agar mereka bisa duduk. "Ayo kesini sayang" Ajaknya pada Violetta yang asik melihat saja. Darrel yang merasa gemas dengan tunangan langsung saja menariknya.

"Eh?" Violetta yang kaget saat Darrel menariknya apa lagi ia duduk diatas pangkuannya membuat tidak ada jarak diantara mereka. "Kenapa melamun, hm" Semburan nafas menerpa wajah Violetta apa lagi saat Darrel menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya membuat bulu kuduk Violetta meremang.

Selama 3 hari ini, Violetta sudah mengonsumsi obat pil kontrasepsi agar cairan yang Damian tanamkan tidak cepat berkembang. Violetta mengigit bibirnya mengingat perbuatan Damian kepadanya entah kenapa rasanya begitu sakit, ia di perlakuan seperti wanita murahan yang hanya di pakai sekali saja lepas itu di buang. Selama 3 hari ini Violetta tidak mendapat kabar dari Damian mau itu dari keluarganya sendiri atau orang-orang terdekatnya.

"Violetta sayang, kenapa kau menangis?" Violetta tersentak saat Darrel menyentuh pipinya. "Katakan, siapa yang membuat ratuku ini menangis, hm" Ujarnya sambil mengusap pipi Violetta menghilangkan bekas air mata.

"Aku... Menangis.." Violetta meraba salah satu pipinya, dan benar saja ia menangis tapi mengapa, cuman karena ia teringat kejadian itu ia harus menangis.

Violetta menatap manik hitam legam milik Darrel, entah kenapa ia merasa sesak. Mengingat perbuatan membuatnya merasa bersalah terhadap tunangan, ia sudah berjanji pada Darrel bahwa mereka tidak akan menghianati satu sama lain dan akan selalu bersama mau itu suka ataupun duka.

Violetta mengingat itu semua saat acara pertunangan mereka, Violetta ingat. "Hiks.... Darrel" Violetta langsung saja memeluk Darrel menumpahkan segal kesedihannya, sedangkan sang empu terkejut ia masih mencerna situasi yang terjadi.

"Hei... Kenapa menangis, hm?" Darrel mengusap punggung Violetta berusaha menenangkannya. "Shhh... Sudah ya" Bisiknya menenangkan.

"Maafkan hiks...aku Darrel hiks.." Violetta semakin menumpahkan tangisnya membuat Darrel bingung cara menenangkannya.

🌑Damian🌑

"Aku akan menemui besok, sampai ketemu putri cantikku" Ujar Darrel mengecup pucuk kepala Violetta karena perbedaan tinggi mereka.

Violetta mengamati mobil ferrari yang sudah pergi itu, kemudian melangkahkan kakinya memasuki mansion.

Saat sudah berada dalam mansion, Violetta mengamati seluruhnya, tidak ada orang. Sudah pasti Ayah dan Kakaknya masih ada urusan di kantor sampai mereka telat pulang.

Violetta kembali melangkahkan kakinya menuju tangga karena ia butuh istirahat sekarang. "Eh.. Nona sudah pulang" Violetta kembali menghentikan langkahnya dan berbalik melihat seorang maid menyapanya.

"Apa perlu saya buatkan makan malam buat Nona?" Tanya maid tersebut.

"Tidak perlu, oh ya. Dimana Ibu?" Tanya Violetta pada maid tersebut.

"Nyonya sedang menemui sahabat-nya" Violetta menganggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah, kamu bisa kembali bekerja. Setelah bekerja istirahat" Ujar Violetta.

"Baik Nona"

Violetta kembali melangkahkan kakinya saat maid itu sudah pergi, saat sudah sampai di kamarnya Violetta langsung saja masuk dan merebahkan dirinya di atas kasur.

Manik coklatnya menatap langit kamarnya. "Aku sudah meminum pil itu, sudah pasti itu tidak akan terjadi" Gumam Violetta.

Tanpa Violetta sadari, Damian mengawasinya dengan menaruh kamera di setiap ruangannya.

"Bersiap, untuk pertunjukan besok... Sayang" Smirknya

🌑Damian🌑

Di pagi harinya Violetta sedang sarapan bersama keluarganya tak lupa juga Darrel ikut sarapan bersama mereka.

"Aku sudah selesai" Ucap Violetta mengeser piringnya dan mengambil air putih di sebelahnya.

"Aku juga sudah selesai" Timbrung Darrel, Kenzo yang melihatnya mengeryit bingung, jelas-jelas makanan Darrel masih banyak kenapa ia sudah selesai makan.

"Kenapa kau sudah selesai? Itu makanan kamu masih banyak" Violetta memaksa Darrel untuk kembali makan. "Tapi aku sudah kenyang sayang" Ujar Darrel menolak.

"Tidak! Ingat jangan membuang-buang makanan nanti makanan nangis loh" Ujar Violetta, membuat Darrel terkekeh akan tingkah mengemaskan tunangannya.

"Iya manis" Darrel mencubit pipi Violetta dan itu tidak luput dari penglihatan Kenzo, ia geram sekali menyaksikan tingkah romantis yang di lakukan dia orang beda jenis itu.

Padahal ia juga pengen, nasib jomblo sih makannya iri, dengan bodo amat Kenzo langsung menyuapkan nasi dengan kasar ke dalam mulutnya.

Saat sudah selesai makan mereka langsung saja pergi ke ruang tamu membicarakan suatu hal.

"Astaga, kenapa bocah ini selalu saja menempeli putriku" Davi menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah manjan calon menantunya. Sedangkan Violetta menunduk malu di liat oleh kedua orang tuanya.

"Diamlah, kau saja sama" Omel Laurent pada suaminya tak lupa ia menyikut perut sang suami.

"Auh.. Sakit sayang" Rajuk Davi dengan wajah memelas membuat Laurent memutar bola matanya malas.

Kenzo? Pria itu sudah muak melihat pemandangan di depannya, tidak orang tuanya, tidak adiknya sama saja.

"Bisakah kalian berhenti, itu menjijikkan" Ujar Kenzo membuat mereka semua menatapnya.

"Iri bilang bos" Ujar Davi dan Darrel bersamaan.

"Makannya cari jodoh di luar sana bang" Timbal Darrel membuat Kenzo ingin sekali menghajarnya tapi ia masih waras, tidak mungkin ia menghajar Darrel kalo ada adiknya, kalo saja tidak ada mungkin wajah Darrel sudah penuh memar.

"Benar apa yang di katakan Darrel, kau sudah tua masih saja Jomblo" Kali ini Davi ayahnya ikutan.

kenzo mendengus sebal, apaan tua, umurnya masih 25 tahun udah di bilang tua. Mereka yang melihat wajah Kenzo yang kusut tertawa

Violetta yang melihat tunangannya yang tertawa lepas tersenyum kecil, ia berharap bisa bahagia bersama Darrel dan mendapatkan akhir yang bagus walau itu hanya sebuah mimpi karena ia yakin semuanya tidak akan sesuai dengan ekspektasinya.

"Salam Semuanya!!" Teriak seseorang membuat semua yang berada di ruang tamu menghentikan tawa mereka.

Violetta membeku di tempat saat mengetahui orang tersebut, berbeda dengan Violetta Darrel mengeraskan rahangnya saat melihat orang tersebut.

"Aku datang" Ucap Damian dengan Smirknya.

Bersambung!!

Lagi buka lowongan caei pacar buat Kenzo biar gk di ketawain mulu ama Darrel.

Damian (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang