ketika usiamu hampir tiga puluh

sebentar lagi 29

Di usiaku yang ke-28, pada suatu malam di bulan September, aku mulai mulai berhitung ...

Enam bulan lagi usiaku menjadi 29 tahun.

Usia Bapak saat beliau dipanggil kembali oleh-Nya, hampir 47 tahun, kalau dibulatkan. Yang berarti, kurang 18 tahun dan 6 bulan lagi dari sekarang kira-kira.

Aku mulai mencari di Google, "rata-rata umur orang meninggal di Indonesia" dan menemukan Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk Jawa Tengah pada tahun 2022 adalah 74 tahun. Itu artinya jika aku melahirkan seorang anak 1 tahun dari sekarang, dan Tuhan memberikanku berkah kesehatan serta umur yang panjang, anakku perlu memiliki anak setidaknya di usia 24 hingga 26 tahun. Semua itu agar aku bisa ikut berfoto di acara kelulusan cucuku dan melihatnya masuk universitas.

Oh, sungguh, terasa kalau akhir-akhir ini aku sering berhitung.

Menghitung total pengeluaran di nota belanja.

Menghitung daya listrik.

Menghitung bawang putih di dapur.

Menghitung kapas facial di meja.

Hingga menghitung orang-orang yang kian hari kian berkurang interaksinya denganku.

Padahal dulu waktu di sekolah tinggi aku jago remidial pada mata pelajaran Matematika. Kenapa sekarang tiba-tiba jadi gemar berhitung, ya?