setelah awal

7 1 0
                                    

----------- 



Pagi,embun sudah berpasangan dengan daun taman,bau bunga menyegarkan membuat hati tenang.Sejenak menikmati pagi,sebelum ricuhnya hari.Karina sibuk dengan pekejaannya sebagai guru,sedangkan anaknya baru saja bangun dari tidurnya.

Ibunda Karina sedang memasak sarapan segera menyapa Jheo yang baru keluar dari kamar barunya "Pagii Jheo,bagaimana malam ini?" Tanya sang bunda melihat Jheo keluar dari kamar tidurnya.

"Biasa" Ucapnya sembari mengusap mata sipitnya,wajahnya masih wajah bantal,otaknya sudah cukup untuk diajak berbicara dengan baik,dengan piyama berwarna abu-abu ia melangkah dengan kaki kecilnya.

"Maaf yaa kamu pasti kurang nyaman karena banyak debu,jadii hari ini kita bersih besih yaaa.Ohh yaa hari ini kita juga daftar sekolah baru yaa,jangan lupa" Karina dengan menggunakan apron tersenym dari dapur,ia baru saja selesai membuat sarapan mereka.Wangi sup jamur semerbak keseluruh ruangan Jheo yang menciumnya sudah tak sabar untuk memakan sarapannya,ia mempercepat langkahnya.

"Secepat itu?" Mulutnya membentuk angka 0 kecil,Jheo cukup kaget mendengarnya.Namun matanya tetap kearah makan pagi su jamur kesukaannya.

"iyaa sayang,bunda juga minggu depan sudah mulai berkerja.Bunda gamau kamu sendiri disini" jelas bundanya.Karina segera menaruh sup jamur itu ke meja makan.

Karina pergi dari LA dikarenakan suatu pekerjaannya.Karena notabennya ia adalah warga Korea maka dikirimlah Karina ke korea untuk mengurus pekerjaan di Korea.Pasti akan mudah bukan jika karyawannya sudah fasih berbahasa Korea.Ia tak bisa meninggalkan Jheo bersama temannya ikatan batin antara karina dan Jheo sudah begitu erat.

"eughh,bunda" ia mengangguk,lalu memanggil sang bunda sembari ia duduk di meja makan.

"hmmm?"

"Ayah memang sejahat itu yaa?" Deg,Hati Karina langsung tertusuk,siapa yang bilang pria brengsek itu jahat?, Karina hampir tak membahas tentang pria tersebut.Karena itu ia cukup kaget saat Jheo berbicara seperti itu.Ia tak pernah bilang si brengsek itu jahat ia hanya bilang bahwa ia tak berlaku baik (nakal).

Karina menatap agak heran "Apa maksud kamu Je kok tiba-tiba?" Dengan cepat ia duduk di sebelah Jheo.

"Bunda tak perlu berbohong,Jheo tau Jheo tidak diharapkan datang kedunia,Maaf Jheo suka menguping" Jheo sudah mampu berpikir sepanjang itu,Karina bingung apakah ia harus senang atau sedih mendengarnya.Disisi lain ia bangga anaknya bisa berpikir lebi dewasa namun kalau begini percakapannya Karina tak saggup.

"Heyy siapa yang bilang begitu,tidak boleh tarik ucapan mu.Bunda sangat mau Jheo lahir,bunda gak akan ada disini jika tak ada Jheo kann?" Karina mengelus surai hitam putranya.

"Heg..hghh...emghh" Dada Jheo sesak,air matanya mengalir dengan cepat.

"Boy you can cry if you want" Dengan segera memeluk Jheo sekuat tenaganya.Mengusap lembut punggung mungil Jheo.

Jheo kembali berucap "Bunda,Jheo tau cerita lama bunda,Jheo senang bunda tetap kuat" Ia menguatkan sang bunda sambil menahan tangisan yang akan membuat dadanya semakin sesak.

"Tuh kannn bunda jadi ikut sembab matanyaa" Ucap Karina melihatkan matanya yang mulai memerah,menahan tangis.

"Bunda akan selalu kuat bersama Jheo,Jheo janji ya akan bersama bunda selalu?" Sambungnya menatap Jheo sayu.Beharap Jheo mengatakan 'tentu saja' atau semacamnya yang menegaskannya akan selalu bsersama bundanya.

"Selalu" Tegas Jheo.

Setelah perbincangan yang menguras hati Karina menyodorkan mangkuk berserta sendok "Sarapan dulu gih nanti malah tumbang di tengah jalan lhoo"

KembaliWhere stories live. Discover now