Bab 11. BUNGA MATAHARI

476 95 7
                                    

Hallo2 ... yang mau baca cepet, pdfnya sudah tersedia dan bisa dibeli ya.

Harga 35rb. Yang minat DM saja. Terima kasih. Happy reading. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Fluff, Friendship, Romance

Rated : T+

Warning : OOC, gender switch

Source pics : Pinterest

.

.

.

Naruto terus berjalan tanpa arah setelah meninggalkan cafe. Ah, dia lupa membeli beberapa potong cake untuk Sasuke. "Kenapa aku masih memikirkannya?" Ia bertanya kepada dirinya sendiri.

Terisak pelan, Naruto berusaha menahan air mata yang terus mendesak keluar. Kedua matanya berkaca-kaca. Namun, pada akhirnya air mata itu turun menganak sungai, membasahi kedua pipinya.

Berjongkok di depan sebuah toko bunga, Naruto menenggelamkan wajah di kedua lutut. Isakannya lolos dari tenggorokan. Dadanya terasa dihimpit oleh batu besar saat ini.

Sebenarnya Naruto pun tidak mengerti kenapa harus sesedih ini? Dia tidak tahu apa yang membuatnya menangis?

Bahu Naruto berguncang hebat. Tangisannya menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya.

"Nak?" Suara lembut seorang wanita menyapa indra pendengaran Naruto. Telapak tangan wanita itu meremas pelan bahu kanan Naruto.

Menghapus air mata, Naruto mendongak. Pandangannya bersirobok dengan Mikoto. Sebuah mobil sedan hitam terparkir di sisi jalan. Seorang pria berseragam militer berdiri tidak jauh dari tempat Mikoto berdiri saat ini.

Membersit hidung dengan tisu, Naruto menerima uluran tangan Mikoto yang membantunya untuk berdiri. "Kenapa kau menangis di sini?" tanya Mikoto. Dia beberapa kali bertemu dengan Naruto saat putri bungsu keluarga Namikaze itu ikut kedua orang tuanya. Saat itu Naruto masih berusia empat atau lima tahun dan mungkin dia sudah lupa dengan Mikoto.

"Jangan takut, aku Bibi Mikoto. Kau mungkin lupa, tapi aku teman orang tuamu." Mikoto mengeluarkan telepon genggamnya, dia mencari nomor Kushina lalu menghubunginya. Tidak memerlukan waktu lama hingga panggilan itu diterima. Mikoto bicara beberapa saat sebelum menyerahkan telepon genggamnya kepada Naruto.

"Ibumu ingin bicara," ucap Mikoto. Mikoto melihat Naruto dipenuhi oleh kekhawatiran dan kecurigaan. Dia tahu Naruto pasti tidak akan langsung percaya. Karena itu Mikoto menghubungi Kushina.

Setelah bicara dengan ibunya, Naruto merasa lebih tenang. "Ibu bilang saya beberapakali bertemu Anda." Sekali lagi Naruto membersit hidungnya.

Mengangguk, Mikoto menggenggam satu telapak tangan Naruto yang bebas. Keduanya lalu masuk ke dalam toko bunga. Pemilik toko langsung menyambut kedatangan Mikoto dengan sikap ramah. Siapa yang tidak mengenal istri dari Menteri Pertahanan Konoha di kota ini?

Mikoto bicara dengan sang pemilik toko untuk beberapa saat lalu meminta Naruto untuk duduk di sampingnya sembari menunggu bunga pesanannya selesai dirangkai. "Bagaimana jika kita belanja sesuatu yang lucu untukmu?" tawarnya.

Naruto tidak langsung menjawab. Ia terlihat meragu.

"Tenang saja, bibi sudah meminta izin kepada ibumu."

TAMAT - ALPHA ACADEMYWhere stories live. Discover now