Lan Wangji 8

430 30 2
                                    


Hai, aku datang...
Tolong tinggalkan jejak untuk memberiku dukungan. Hati-hati, typo bertebaran, mohon kebijaksanaan.  Selamat membaca🖤

cerita ini mengandung genre agak lain kadang ooc, dramatic, kekerasan, spiritual dan keanehan lain. Jika anda menyukai hal aneh, cerita ini adalah tempatnya.

🍂

Lan Wangji terus menyusuri jalan rimbun dengan duri yang tumbuh di sampingnya. Pikirannya terus tertuju pada pemuda dengan pita merah. Ia berpikir bagaimana masalah ini cepat berkembang hingga melibatkan kedua juniornya, terlebih lagi Lan Shizui.

Apakah Lan Shizui bersama dengan Weiying? Apakah semua berkaitan dengan Weiying-nya?
Genggaman pada pita di tangannya mengerat.  Lan Wangji tidak ingin memikirkan kemungkinan terburuk. Ia mempercayai pemuda lincah itu.

Lan Wangji mengikuti hatinya untuk terus berjalan. Bot seputih salju itu ternoda oleh bercak lumpur. Ia telah menghabiskan satu minggu perjalanan. Menyusuri hutan tanpa arah tujuan. Pria itu hanya berharap menemukan suatu petunjuk dari masalah ini. HanGuang-Jun terkenal dengan penampilannya yang tanpa cela. Lan Wangji mengabaikan hal itu dan terus melangkah menyusuri hutan.

Hingga ia menemukan pasar kecil di tengah hutan. Sesaat Lan Wangji hanya diam membeku, menatap sekumpulan orang  berlalu lalang menjajakan hasil bumi. Pria tampan itu mengamati keadaan sekitar dengan waspada. Kemudian memutuskan untuk melewati kerumunan itu dengan menggenggam erat Bichen.

Lan Wangji merasa ini tidak sewajarnya terjadi. Terkecuali, ada permukiman yang tidak jauh dari hutan ini. Namun, adakah pasar yang membuka dan menjajakan daganganya pada sore hari?

Mungkin, karena ia menghabiskan banyak waktu di Gusulan hingga ia tidak tahu tentang kebiasaan orang luar. Atau sebuah adat yang berkembang di suatu daerah.

Secercah harapan muncul, mungkin ia dapat menemukan sesuatu di sana. Barang kali petunjuk atau tabib di daerah itu.

Jika Weiying dan Jiang Wanyin tidak ditemukan di hutan tempat kejadian perkara. Kemungkinan mereka telah ditolong oleh penduduk sekitarnya. Sebab itu, Lan Wangji berpikir untuk mencarinya dikediaman tabib.

Pria itu terus berjalan seperti biasa melewati orang-orang yang sibuk bertukar barang. Lan Wangji baru menyadari, penduduk di sini tidak mengenal kepingan logam (uang) sebagai alat pembayaran.

Lan Wangji bisa memastikan jika mereka penduduk pedalaman. Hingga tak mengikuti kemajuan yang telah berkembang. Pria itu tidak menemukan satu kios pun yang berdiri di pasar itu. Mereka semua hanya menggunakan tikar dan bangku rotan yang sengaja di anyam memanjang sebagai alas.

Namun dari sekian banyak penduduk silih berganti melewati Lan Wangji, tak ada satu pun yang menjajakan dagangannya pada pria itu. Bahkan meraka seolah tidak melihat kehadiran pria setampan HanGuang-Jun.

Lan Wangji tampak tidak mengerti situasi macam apa yang ia hadapi sekarang.  Suara riuh ciri khas pasar tradisional memenuhi telinganya. Akan tetapi, Lan Wangji tak dapat menangkap isi percakapan itu satupun.

Pria tampan itu mendadak meragukan pendengarannya.

Lan Wangji hanya mendengar suara penduduk seolah tengah berbicara. Akan tetapi, tak ada satupun kata yang bisa ditangkap dengan jelas. Meski bibir mereka benar-benar terbuka.

Seperti halnya ketika mencoba berbicara tanpa membuka mulut. Terdengar seperti gumaman, bisikan atau hanya kebisingan dari nada yang mereka ucapkan saling bertabrakan.

Lan Wangji tidak dapat menggambarkan bagaimana pendengarannya menangkap suara mereka. Aneh. Sesaat ia berjalan sembari merenungkan hal serupa. Ia mencoba mengingat barang kali pernah mengetahui situasi ini entah di mana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lan WangjiWhere stories live. Discover now