Chapter 3

1.3K 44 0
                                    

★★★

          Sudah lima hari Gavin tidak pulang ke mansion. Georgio juga tidak ada dirumah karna urusan nya, dia akan pulang dua hari lagi. Aura jadi bebas untuk membantu para pembantu tanpa di larang oleh Georgio, karna Gisella, Gilang maupun Gean tak melarang nya.

Aura mulai dekat dengan beberapa pembantu. Bahkan dua orang pembantu yang berusia 18 dan 22 thn. Sekarang telah menjadi teman dekat Aura. Mereka bernama Pia dan Wulan.

Aura sering membantu mereka memasak, menata makanan dimeja, mencuci, menyiram tanaman, dan menyapu halaman mansion di beberapa titik. Kadang Aura melakukan semua hal itu bersama Pia atau Wulan, kadang saat mereka sibuk Aura akan melakukan nya sendiri.

***

07.25 WIB

Kini Aura bersama Pia menyiram tanaman bersama. Aura menyiram pohon bonsai dan bunga mawar sedangkan Pia menyiram beberapa jenis tanaman lainnya.

"Nona apakah kamu tidak merasa lelah?"

"Tidak Pia, ini menyenangkan. Dan jangan memanggilku nona, aku sudah bilang panggil aku Aura"

"Maaf, aku lupa kak Aura"

"Huh... sekarang apa yang bisa kita lakukan?" Aura mengelap keringat di pelipisnya dengan punggung tangan.

"Lebih baik kak Aura masuk dan istirahat, aku akan menyapu disana." Tunjuk Pia pada sebuah pohon yang daunnya banyak berguguran ditanah.

"Tidak, ayo kita lakukan bersama" Aura menarik tangan Pia menuju pohon.

Mereka pun menyapa dengan sesekali bercanda dan Aura sangat suka mendengarkan kisah kehidupan Pia di kampung nya dulu sebelum bekerja di keluarga Mahardika.

"Kak?"

"Iya Pia?"

"Jika kak Aura mengepang rambut kebawah seperti itu Kak Aura akan merasa gerah, boleh aku merapikan nya?"

"Tentu"

Aura duduk di rumput dan Pia berlutut mulai merapikan rambut Aura hingga semua rambutnya tersanggul ke atas. Pia juga menarik beberapa helai anak rambut untuk memperindah tampilan Aura. Poni yang menutupi dahi Aura tetap dibiarkan.

"Aku tidak bisa berkaca, tapi aku yakin rambut ku pasti sangat cantik karna dirapikan oleh tangan Pia"

"Rambut kak Aura diapakan saja akan tetap terlihat cantik, karna kak Aura memang sudah sangat cantik."

"Sudah, ayo kita lanjutkan ini"

Mereka menyapu dengan semangat dan akhirnya menyelesaikan nya dengan cepat. Setelah itu mereka kembali ke mansion. Aura berniat mandi karna badannya berkeringat, tidak dengan badan Pia yang tak berkeringat sepertinya.

Saat berjalan bersama Aura dan Pia melihat sebuah mobil memasuki area mansion melewati gerbang yang dibukakan oleh satpam. Itu mobil yang mengantar Gean bersekolah.

Gean? Mungkin gurunya mengadakan rapat disekolah. Batin Aura.

Aura berjalan memasuki mansion, sedangkan Gean masih didalam mobil.
Saat ingin menaiki tangga Aura menoleh ke arah pintu lalu terkejut melihat penampilan Gean yang berantakan dengan memar diwajah dan darah di sudut pelipis nya.

"Gean apa yang terjadi?"

"Tidak usah mencampuri urusan ku shhh."

Aura terdiam. Melihat Aura yang tak berniat membujuk nya membuat Gean melangkah melewati nya. Menyuruh seorang pembantu mengambil kan kotak obat.

Luka di siku, tangan, dan jarinya membuat Gean sulit untuk mengobati luka-luka nya. Ia tak ingin bersentuhan dengan pembantu hingga tak membiarkan para pembantu membantu membersihkan lukanya.

A U R O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang