𝟐𝟎. 𝑷𝒆𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏

95 13 0
                                    

Hello, all my friend


Thanks karena masih mau baca karya aku.

Kalian dari mana aja nih?

Gimana kritikannya buat cerita kali ini?

Langsung ketik dikomentar ya
Oh ya, buat tulisan yang typo, tolong ditandai aja, biar nanti aku perbaiki, ok

Happy Reading ♥︎♥︎

٭٭✰٭٭

BUGH!
BUGH!
BUGH!

"Ayo pukul lagi El! Pukul sepuas Lo!" pasrah Arsaka pada Samuel yang sudah berapi api. Cowok itu benar-benar mengeluarkan emosinya kala mendengar apa yang di ucapkan oleh inti dari Blackmouse itu.

" SALAH DIA APA NJIRR?!!! " berontak Samuel. Cowok itu meraup wajahnya kasar,pikirannya berantakkan. Dia tidak mengerti bagaimana bisa dunia terlihat sangat tenang dan lancar saat di jalani oleh seorang gadis Bernama Keisya Alifa Gabriella, namun nyatanya Samuel Alegra saja tidak mampu membayangkannya betapa hancurnya dunia yang di jalani gadis itu. Jika saja ia mampu menggantikan dirinya untuk menjadi Keisya,bisa saja ia melakukannya asalkan gadis itu bisa merasakan bagaimana indahnya sebuah kebahagiaan.

" gue mohon El, jagain keisya el! Dia butuh pelindung"

" tanpa lo suruh gue juga udah lakuin"

Arsaka mengangguk faham, ia rela mengkhianati geng nya sendiri demi gadis itu. Saka tahu bagaimana latar belakang hidup Keisya. Dahulu, saat Keisya masih bergabungbersama Blackmouse, Saka selalu menganggap gadis itu sebagai adik kandungnya sendiri. Begitu juga dengan Keisya yang selalu menjadikan Arsaka sebagai sebuah rumah baginya. Tetapi, semenjak gadis itu menghilangkan jejaknya dari Blackmouse, Keisya selalu berusaha untuk menjauh dari jangkauan Saka.hingga cowok itu selalu kehilangan cara untuk berada di dekatnya.

"Peduli apa lo soal Keisya?" tanya Samuel. Arsaka hanya diam, tak memberikan jawaban apapun atas pertanyaan Samuel itu.

"gue tanya, peduli apa lo sama keisya?!"

"gue cuman peduli el, selebihnya gue kasih ke lo, gue mohon el" Saka berucap tanpa melirik Samuel sedikitpun.

Pelupuk matanya sudah dipenuhi oleh cairan bening, bisa dipastikan jika sekali saja matanya berkedip, cairan itu akan dengan nakalnya mengalir, memenuhi wajahnya yang sudah babak belur itu.

Seperkian detik setelahnya, kedua lelaki hanya diam, menetralisir isi pikiran mereka masing-masing.

"El" panggil Arsaka pelan sembari bangkit dari duduknya. Yang dipanggil hanya meliriknya dengan ujung iris matanya. Enggan untuk menolehkan seluruh wajahnya pada cowok itu.

"gua bakal selalu ada dipihak lo, kalo itu demi Keisya" ucap Arsaka sebelum akhirnya melangkahkan kakinya untuk beranjak pergi dari hadapan Samuel. Meninggalkan berbagai ambigu yang tidak bisa dipecahkan oleh seorang Samuel Alegra.

                                                                               ***

Hujan kembali mengguyur kota dan jalanan yang mulai ramai pengendara. Gadis dengan busana serba hitam itu dengan segera berlari menuju pinggir danau yang biasanya ia kunjungi untuk menikmati dingin dan damainya hujan yang diturunkan oleh Sang pemilik semesta ini.

AlegraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang