1 Januari 2019
Selamat Pagi semesta
Di tahun baru ini aku berharap , semua hal buruk yang terjadi kemarin tidak lagi datang menghampiriku
Aku juga berharap
Luka kemarin tidak lagi datang untuk memeluk ku
~Dari Cendana Cahya Na
"Lo berangkat sama gue"
Pagi pagi sekali Yayan sudah siap diatas motornya dengan seragam SMA lengkap. Laki laki itu terlihat lebih rapi dari biasanya, baju yang dimasukkan ke dalam, dasi yang melekat rapi pada tempatnya, bahkan topi yang menutupi rambut hitam nya.
"Widihh anak teladan" puji Cahya.
"Iyalah, gue udah tobat dan sekarang gue lagi fokus mengejar cita cita"
"Halah"
Tahun ajaran baru di mulai, setelah meninggalkan sekolah menengah pertama kini Cahya harus melanjutkan untuk sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Cahya yakin pilihan nya tidak salah, karena katanya SMA 4 adalah sekolah terbaik di kota.
"Ma Cahya berangkat"
Wanita paruh baya yang berdiri di depan pintu hanya menganggukkan kepala nya, pandangan Cahya beralih pada motor Yayan lalu segera duduk di tempatnya.
"TANTE KITA BERANGKAT DULU!!"
Motor hitam milik Yayan meninggalkan pekarangan rumah Cahya, kendaraan itu melaju cepat melewati kendaraan lain. Cahya yang tidak suka cara Yayan berkendara hanya mengembuskan nafas lelah. Sesekali Yayan akan menerobos lampu merah bahkan menggoda pengendara perempuan.
Dalam diam itu Cahya membayangkan bagaimana wajah teman teman baru nya. Apa mereka baik ? atau malah sebaliknya, Cahya tidak tahu.
"Semoga kali ini lo nggak ketemu jamet lagi"
Cahya tergelak saat mendengar Yayan mengatakan "Jamet". Pasalnya jamet yang dimaksud itu adalah Angga. Anak yang suka mengganggu nya. Entah kenapa Yayan suka memanggil anak itu dengan sebutan tidak jelas.
"Gue nggak bisa jamin"
Mendengar itu Yayan melirik wajah Cahya dari spion, "Tenang aja, tuh jamet pasti udah tobat"
"Nggak yakin"
"Udahlah Ya, lo nggak akan ketemu dia lagi"
Yayan menghentikan motornya di bawah pohon besar, belum sempat Cahya turun dari tempatnya seorang laki laki seumuran berjalan menghampiri keduanya. Berbeda dengan Cahya yang terlihat biasa saja, Yayan justru membulatkan matanya tidak percaya.
"Hai, ketemu lagi kita"
■□■□■□
Berakit rakit kita ke hulu, berenang renang kita ketepian. Bersakit sakit kita dahulu, bersenang senang kita kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Cahya[END]✔️
Teen FictionBoleh kah Cahya marah pada tuhan karena telah mengambil satu persatu orang terdekatnya ? Nyatanya, anak itu merasakan kehilangan lagi dan lagi.