004

463 22 0
                                    

    Setelah menyelesaikan rapatnya, Filipe mengajak seluruh anggotanya untuk makan siang bersama. Kini mereka sudah berada pada salah satu restoran China bintang 5. "wow ini makanan five star, tapi harga kaki lima", takjub Sam kala melihat daftar menu yang ada disana. Bagaimana ia tidak takjub pasalnya harga makanan disana bisa terbilang murah, mulai dari 100.000 saja. "ara-ara", kata Bruno berusaha mengikuti salah satu foodblogger yang namanya sedang naik.

    "apaan dah lo berdua", José ikut bergabung dalam pembahasan keduanya. Sedangkan Filipe hanya menggeleng melihat tingkah para anggotanya, lalu memberikan gestur memanggil pada waiters yang ada disana. "Mau pesan apa?", tanyanya pada yang lain. "Gue mau ini boleh?", tanya Sam yang merasa ditanyai hanya mengangguk sebagai jawaban.

    Senyuman tersirat pada wajah Sam, pasalnya kini ia dapat dengan leluasa memesan makanan kesukaannya. "Ah tak apa memesan sebanyak ini, lagian kan Filipe yang menawarkan", batinnya.
 

    Kini semuanya tengah asyik menyantap makanan mereka, tak ada percakapan disana hanya suara dentingan dari garpu dan sendok yang bertabrakan yang terdengar. "José, kenapa Louis tidak hadir pada rapat kali ini?", tanya Filipe berusaha memecah keheningan. "huh? Louis ya. Dia sedang tidak bisa", balas José selanjutnya hening kembali.

    Kini Filipe dan Sam sudah kembali berada di apartemen milik Filipe. Sudah seminggu terhitung Sam tinggal dengan Filipe, bahkan sekarang ia sudah menjadi salah satu bawahan Filipe.

     Ia harus berterima kasih pada Filipe yang sudah membiarkannya hidup, dan membuatnya hidup dengan bergelimang harta. Rencana Filipe soal Bruno yang akan menjalin kasih dengan salah satu putri pemilik perusahaan terkenal berhasil, alhasil kurva pendapatan perusahaan nya berangsur naik. Filipe yang mengetahui itu tentu saja senang, tak lupa ia memberikan separuh pendapatan perusahaan pada Bruno yang sudah berjuang keras dan memiliki peran penting.

       Kalau harus membahas perkembangan perusahaan milik Filipe tak ada habisnya, jadi mari kita beralih pada hubungan Sam dan Filipe saat ini.

      "Filipe", panggil yang lebih muda. Yang merasa dipanggil lantas mengalihkan atensinya, ia menautkan alisnya bingung pasalnya ia tak mendapatkan jawaban dan alasan kenapa ia dipanggil. "Kenapa?", tanyanya seraya menangkup pipi yang lebih muda. Sam tersipu malu kala netra keduanya bertemu, manik hitam legam milik Filipe disertai dengan bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, rahang yang tegas, ah sangat sempurna kagumnya. Tangan Filipe tak diam saja, perlahan ia mengelus perlahan pipi chubby milik Sam dan mengecup hidungnya sekilas. Tanpa ba-bi-bu Sam mempertemukan benda kenyal milik keduanya, Filipe yang mendapat serangan secara tiba-tiba hanya diam ia tak ingin membalas kecupan milik Sam. Tapi satu yang harus kalian tahu, bibir Sam saat ini benar-benar manis dan terasa memabukkan. Bahkan sebuah wine tak semabukkan ini, batinnya.

      "Gracias, te amo", lanjutnya setelah tautan keduanya terlepas.

(terimakasih, aku mencintaimu)

✰ bad  | hajeongwooWhere stories live. Discover now