007

351 17 0
                                    

     "Hm? Louis ya —
Filipe tampak berfikir sebentar, sebelum melanjutkan ucapannya. "Inget, what's wrong with him?," lanjutnya. "He ran away, Filipe. Ini bisa jadi ancaman bagi kita, apalagi lo tau sendiri José udah tergila-gila sama dia. What should we do?," dapat dilihat jelas dari sorot mata milik Bruno yang benar-benar tampak khawatir. "Bagaimana dengan José?," bukannya menjawab, Filipe malah balik bertanya. "Dia udah kayak orang gila, lo tau sendiri teman lo itu gimana. Brankas kita bisa hancur lama-lama."

     "Cari Louis, kalo ketemu. Lo bisa suntikkan cairan pelemah di kedua kakinya, biar dia ga bisa kabur. Kalo perlu kita potong kedua kakinya,"

   Uhuk Uhuk, Itu Sam, saat tengah menikmati makanannya. Ia dikejutkan dengan pernyataan Filipe barusan, apa tadi, memotong kakinya?
    
     "Slowly, sayang. Tenang aja, ga akan ada yang minta makanan kamu juga," ujar Filipe menenangkan. Bruno nampak terkejut mendengar penuturan Filipe, sayang? wow sejak kapan temannya ini menjalin hubungan. "Lo berdua udah pacaran berapa lama?," tanyanya penasaran. "Satu mingguan." Selanjutnya hening, karena ketiganya sibuk menikmati makanannya.

     Pelayan juga mulai datang, menuangkan sebotol minuman beralkohol, pada flute glass yang ada disana.

  "Bienvenido al infierno," kata Filipe. Setelah itu, terdengar dentingan yang berasal dari dua buah gelas yang bertubrukan. Sam tak ikut minum, lagipula Filipe tak memberinya izin. Jadi, ia hanya menonton Filipe dan Bruno yang mabuk saja.

   "Selamat datang di neraka."
  

✰ bad  | hajeongwooWhere stories live. Discover now