Surprise [Aomine × Kuroko]

35 1 0
                                    

Surprise

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Platonic [Aomine Daiki x Kuroko Tetsuya]

This fanfiction written on 31st Januari 2019 for Shirocha Project.

.
.
.

Kuroko terdiam, menatapi gelas vanilla milkshake-nya yang baru saja habis. Dirinya berpikir keras, perlukah ia membelinya lagi atau tidak. Hanya saja jika ia beli nanti, maka uangnya akan habis.

Cukup lama ia bertaruh dengan pikirannya, berusaha mengambil keputusan. Hingga langkahnya terhenti, membuat perjalanannya tertunda sejenak.

Ia menolehkan kepalanya, menatap tempat makanan cepat saji yang sering ia singgahi bersama rekan-rekannya. Bukan, ia bukan memperhatikan pria berkulit gelap yang tengah menikmati makanannya. Tetapi sebaliknya, ia malah memperhatikan minuman yang pria itu beli.

"Tidak biasanya Aomine-kun membeli vanilla shake...."

Wajah datar Kuroko layangkan kepada pemuda itu dari balik kaca, membuat lelaki berkulit gelap itu menghentikan makannya, merasa diawasi oleh sesuatu. Ia menoleh, tak mendapati seseorang, membuat bulu-bulu di sekujur tubuhnya merinding.

"Jangan-jangan... ada hantu?" gumam Aomine, mulai ketakutan.

"Bukan. Doumo,  Aomine-kun."

Refleks, ia melempar makanannya, terkejut ketika mendapati kepala baby blue yang merupakan mantan teman se-team-nya muncul secara tiba-tiba dari balik kaca itu.

Sudah berulang kali Kuroko seperti ini―bahkan mungkin saja tidak pernah berubah. Cara datangnya selalu sama, muncul tiba-tiba dan secara tidak sadar membuat korban menjadi salah satu calon penyakit jantung.

"Teme, bisakah kau muncul dengan normal hah, Kuroko?!"

Kuroko hanya mengangguk pelan dari luar jendela, "Summimasen. Tapi kemunculanku sama seperti biasanya."

Jawaban yang Kuroko berikan membuat dirinya menghela nafas kasar, kemudian dirinya membalas perkataan tersebut dengan decikan sebal. Lagi-lagi, ia yang harus kalah dengan opini pria kecil itu.

"Daripada berdiri di luar, lebih baik kau masuk."

"Ha'i."

Kuroko mengikuti arahan dari Aomine. Masuk dengan tenang ke tempat itu. Ia pun mengambil tempat duduk di depan Aomine, dibatasi oleh meja juga fast food yang berada di atas meja tersebut.

Aomine menopang dagunya malas, irisnya tertaut ketika merasakan aura tak mengenakkan dari Kuroko. Tapi toh, bodo amat. Ia lebih memilih untuk melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Jii~

Aomine terdiam, tak bisa melanjutkan acara makannya. Sebenarnya, dirinya lebih memilih untuk membeli cola ketimbang minuman manis favorit temannya itu. Hanya saja minuman itu sedang habis. Jadi mau tidak mau dirinya harus membeli minuman itu.

Tangannya mengambil minuman itu, hendak memberikannya. Namun baru saja mulutnya membuka, Kuroko menyela duluan.

"Aomine-kun, kau memberikan minuman itu padaku? Doumo arigatou."

Kuroko dengan seenak jidatnya langsung mengambilnya membuat sang lawan bicara speechless, tak mampu berkata-kata lagi.

"Oi Kuroko, kenapa hari ini kau menyebalkan sekali, huh?!"

"Entahlah. Mungkin saja karena umurku bertambah tua jadi kadar memyebalkanku bertambah," jawab Kuroko asal sembari menyeruput minumannya.

"Ha?"

Dengan malas, Aomine merogoh sakunya, mengeceh handphone berwarna navy blue miliknya. Iris sayup-sayupnya yang awalnya menunjukkan kemalasan, berganti seketika―terbelalak mendapati bahwa hari ini adalah hari kelahiran dari sang pemain bayangan Teiko juga Seirin itu, 31 Januari.

Raut Aomine berkerut, "Oi, kau... ingat ini hari apa?"

"Hari... Kamis? Memangnya ada apa, Aomine-kun?"

Aomine menepuk jidatnya ketika mendengar jawaban yang terlalu polos itu. Terlebih lagi tatapan yang dilayangkan sama seperti jawabannya. Lagi, Aomine menghela nafas kasar, menyingkirkan beberapa fast food di atas meja.

Tangannya kembali menopang dagunya, "Apa ada yang kau inginkan? Aku traktir hari ini."

"Eh? Tidak biasanya Aomine-kun baik seperti ini."

Ok, bersama dengan pemuda ini hanya membuat diri Aomine bertambah emosi. Mungkin benar apa kata yang ultah, karena umurnya bertambah maka dirinya makin bertambah menyebalkan.

Oh, dia sudah bisa membayangkan penderitaan dari partner Kuroko yang berasal dari Amerika itu.

"Sudah, cepat katakan saja apa yang kau mau hari ini." Aomine mengatakannya dengan tidak sabaran.

"Hm... Apa yah."

Kuroko masih berwajah sama hanya saja kali ini ia terlihat berpikir keras. Sejenak, ia menghentikan kegiatan meminum vanilla shake tersebut.

"Bagaimana kalau kita main basket hari ini?"

"Oi, aku bilang traktir bukan menemanimu, mendokusai...."

Kepala Kuroko sedikit ia miringkan, menatap datar pemuda berkulit tan itu. "Tidak apa 'kan? Lagipula hari ini ulang tahunku. Aomine-kun tidak sempat menyiapkan hadiah juga 'kan?"

  
Skakmat.
  

Kuroko mengatakan hal itu dengan wajah tak bersalah, yang dikatai tentu saja triggered. Aomine sudah tidak bisa mengelak lagi.

Tunggu, bukannya tadi Kuroko tidak ingat ini hari apa? Tapi sekarang... Baiklah, sekali lagi Aomine hanya bisa tertipu dengan wajah Kuroko. Mungkin lain kali pemuda itu harus menjadi peran yang suka menipu―ok, abaikan.

"Hah... Mendokusai."

Aomine mengusap tengkuknya pelan, seketika rasa malas kembali menguasainya. Yah, bukan Aomine namanya kalau tidak malas.

"Baiklah, ayo bermain basket. One on one 'kan?" tanya Aomine sembari memamerkan seringainya.

Kuroko mengangguk pelan, "Tentu saja one on one."

Sepertinya, hadiah Aomine untuk Kuroko kali ini adalah menemaninya bermain seperti sewaktu mereka masih menginjakkan kaki di sekolah menengah pertama.

.
.
.
.
.
.
.
.
[745 Words]

The Story ↠ chara × charaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang