Tujuh

929 59 8
                                    

Di ruangan itu yang terdengar hanyalah dentingan jarum jam dinding. Tidak ada satupun yang membuka suaranya, sampai Seokmin yang tiba-tiba saja bangkit dari duduknya.

"Sebentar, ambil vitamin di depan pintu." Ucap lelaki berhidung mancung. Yang berbaring hanya menatap lelaki itu yang mulai sedikit menjauh darinya.

"Ini vitamin nanti di minum, kamu makan dulu ya? Aku suapin." Namun, belum sempat Seokmin menyuapi, Joshua menggelengkan kepalanya cepat.

"Eh sorry, kenapa? Mau makan sendiri ya? Sorry sorry.." Seokmin pun meletakkan kembali sendok yang tadi di pegangnya. Mendekatkan meja kecil yang diatas terdapat bubur dan sup kepada Joshua.

Joshua mencoba untuk bangkit, ia ingin duduk namun tenaganya belum kembali sepenuhnya. Seokmin yang melihatnya langsung dengan sigap membantu Joshua.

Seokmin hanya mengamati serta menatap dalam Joshua yang sedang menyendok makanannya sedikit demi sedikit.

"Aduh pelan pelan.." Seokmin memberikan segelas air putih, Joshua tersedak saat menikmati makanannya.

Namun bukan sambutan baik yang ia dapatkan, Seokmin justru mendapatkan tatapan tajam dari si cantik itu.

"Seokmin." Ucapnya lirih, namun masih terdengar.

"Iya? Butuh sesuatu?"

"Ini beneran Lee Seokmin?"

"Bukan, aku ini hantu. Ya iya, aku Lee Seokmin. Aku ganteng kan?" Jawabnya sambil kekehan kecil.

Menyebalkan. Joshua kira Seokmin tidak menyebalkan tapi ternyata ia salah.

"Keluar aja deh." Ucapnya tak bertenaga.

Seokmin mendengarnya, tetapi ia malah menggenggam tangan pria yang sedang duduk.

"Selesaiin dulu makannya, aku suapin ya? Aku diem deh kali ini. Habisin dulu, ya?" Ucapnya tulus.

Joshua mau tidak mau harus menuruti pria berhidung bangir ini, supaya perkataannya di kabulkan. Tapi, Seokmin adalah Seokmin. Tidak akan pernah mengabulkan permintaan Joshua dengan mudah.

"Udah habis, mending sekarang keluar."

"Gak mau. Aku tau kalo aku keluar kamu bakal macem-macem lagi. Jadi, aku gak akan keluar."

Ajaib. Seokmin seperti bisa membaca segala sesuatu yang ada didalamnya saat ini.

***

Joshua kembali diam, ia memikirkan beberapa cara supaya Seokmin bisa keluar dari ruangannya ini. Atau mungkin lebih baik jika dirinya yang bisa keluar dari ruangan ini. Tapi, bagaimana caranya? Untuk sekedar duduk pun ia perlu bantuan dari Seokmin. Menyebalkan, sekali.

Kepalanya penuh dengan amarah saat ini. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, namun untuk siapa semua pertanyaan-pertanyaan itu nanti?

Tidak akan ada yang bisa menjawab.

Kenapa dirinya tidak langsung mati saja pada saat itu?

Kenapa dirinya ini masih hidup?

Kenapa juga Seokmin harus menyelamatkannya?

Padahal mereka berdua tidak kenal secara dekat.

Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu di pertanyakan.

Namun, itu lah Joshua.

Kepalanya selalu penuh dengan pertanyaan.

Sumpah, dia sendiri pun tidak suka.

***

Joshua yang masih berkutat dengan isi kepalanya yang heboh itu, tiba-tiba terkejut oleh suara lembut sang idola.

"Gimana kalo kita jalan-jalan? Kamu bosen kan disini?"

"Iya. Tapi emang boleh?"

Sang idola hanya mengangguk mengiyakan dengan diiringi senyum lembutnya. Dirinya kini telah dibantu Seokmin untuk berpindah ke kursi roda.

Tak lupa Seokmin juga memindahkan botol infus yang mana selangnya masih melekat di lengan tangannya.

Keduanya mulai berkeliling disekitar rumah sakit, Joshua merasa risih sekali karena banyak orang yang menatap kearah mereka berdua.

"Seokmin, kenapa kamu gak pake masker dan topi?" Ucap Joshua lirih.

"Kamu idol, nanti jadi rumor." Lanjutnya.

"Gak apa, aku seneng di rumorin. Udah saatnya juga aku dapet rumor." Jawab Seokmin lantang.

Seokmin benar-benar membuat dirinya seperti tonton umum sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seokmin benar-benar membuat dirinya seperti tonton umum sekarang. Mata banyak orang yang tidak lepas menatap dirinya.

Mungkin orang-orang mengira bahwa ia adalah kekasih Seokmin saat ini.

Tiba-tiba saja jantung Joshua berdebar dengan kencang, keringatnya mulai keluar secara berlebihan, dadanya pun terasa sesak seakan ada yang mencekiknya. Joshua mencengkram lengan pria berhidung mancung itu dengan erat.

"Kamu kenapa? Hei hei hei? Ada aku disini.." Ucap Seokmin cemas.

Mereka kini sedang berada di taman belakang rumah sakit.

"Ta- takut seokk.. aku.. gak bis- gak bisa napas..."

Cengkraman itu semakin kuat, hingga akhirnya Seokmin menggendongnya dan langsung berlari kembali untuk menuju kamar inap Joshua.

Untungnya keduanya bertemu dengan dr. Han ketika akan menuju kamar inap. Tanpa berlama-lama setelahnya, Seokmin merebahkan Joshua di kasur lalu menjauhkan dirinya. Mempersilahkan dr. Han untuk memeriksa kondisi Joshua.

"Tarik napas pelan-pelan.. buang.. tarik napas... buang... baguss good boy.." ucap dr. Han.

"Minum dulu..." lanjut dr. Han sambil memberikan segelas air putih di tangannya.

"Saya kasih obat tidur ya? Biar kamu istirahat.." ucap dr. Han sambil mengelus puncak kepala pasiennya itu.

"Dok, saya gamau dikasih obat tidur.. saya udah terlalu lama tidur." Jawab Joshua.

"Oke kalau gitu. Besok pagi konsultasi sama dr. Jeon ya? Ceritain semua yang kamu rasain hari ini ke dr. Jeon besok. Karena itu adalah ranah dr. Jeon.."

dr. Han dan suster pun pergi meninggalkan ruangan Joshua.

Seokmin masih duduk di sofa sibuk memainkan ponselnya, membuka sosial media berjaga-jaga jika ada berita yang tentang dirinya yang berada di rumah sakit.

Sampai Seokmin dibuat terkejut oleh suara lembut dari pria yang terbaring di tempat tidurnya.

***

The Idol X Fans.Where stories live. Discover now