05

24 10 2
                                    


17 november

Akaashi berjalan masuk kedalam rumah sakit, berjalan melewati lorong-lorong yang terasa sunyi.

Setelah hampir sampai diruang rawat Bokuto, Akaashi melihat seorang tengah duduk sambil memencet-mencet benda yang ada ditangannya.

Akaashi mendekat "Kozume?"

Orang itu mengangkat wajahnya menoleh ke arah Akaashi kemudian mengangguk. Akaashi mendengar suara seorang lagi didalam kamar rawat Bokuto.

Akaashi mendudukkan dirinya disamping Kenma "apa Kuroo-san juga disini?"

Kenma mengangguk "dia mengatakan ingin mengunjungi Bokuto, lalu dia menyeretku untuk ikut" ucapnya sambil mematikan benda yang ada ditangannya.

Ceklek!

Pintu ruang rawat Bokuto terbuka, menampilkan seorang berambut hitam tengah menuntun Bokuto keluar.

"Oh!, Akaasheee mengapa tidak masuk kedalam?!" Bokuto bertanya sambil melepaskan rangkulannya dari Kuroo, dan berjalan kearah Akaashi. Kuroo yang melihat itu mendengus.

"Aku baru sampai Bokuto-san"

"Ngomong-ngomong kalian ingin keluar?" Jawab dan tanya Akaashi.

"Ya, burung hantu ini tadi merengek ingin keluar, jadi kami memutuskan untuk keluar walau hanya ketaman rumah sakit ini" jawab Kuroo.

Akaashi yang mendengar itu mengangguk mengerti, lalu mereka berjalan ketaman rumah sakit, Bokuto dan Kuroo berjalan didepan, di ikuti oleh Akaashi dan kenma yang berjalan dibelakang.

Sesampainya ditaman Akaashi dan Kenma duduk dibangku bewarna putih yang sudah disediakan ditaman situ.

Sedangkan Bokuto dan Kuro sedang mengobrol sedikit jauh dari mereka berdua.

Hening.

Sejujurnya Akaashi itu tidak pandai memulai pembicaraan, alhasil dia hanya diam-diaman bersama Kenma yang terlihat menyibukkan diri dengan game yang ia bawa.

"Hari ini ulang tahunnya Kuroo" ujar kenma tiba-tiba mengejutkan Akaashi.

"Dia ingin mengunjungi Bokuto untuk terakhir kalinya dihari ulang tahunnya" lanjutnya.

"Mengapa begitu?" Tanya Akaashi.

"Kondisi Bokuto sudah semakin parah bukan?, karna itu Kuroo ingin mengunjunginya untuk terkahir kalinya sekarang--"

"--dia bilang, dia tidak ingin melihat kondisi Bokuto yang lebih parah dari ini, dia tak tega, dia tak suka jika harus melihat temannya sekarat didepan matanya"

"akupun juga seperti ituu" suara kenma sedikit mengecil, dan Akaashi hanya mendengarkan apa yang Kenma katakan.

"Bagaimana dengan mu?" Kenma bertanya. Akaashi menoleh bingung kearah Kenma.

"Apa kau masih akan terus ada disamping Bokuto?" Lanjutnya membuat Akaashi mengerti.

"Ya, aku akan tetap ada disampingnya sampai akhir" jawab Akaashi.

"Kau yakin?"

"Bokuto itu orang yang sangat baik, dia sangat ceria dan menyenangkan. Aku dan Kuroo sangat bersyukur bisa menjadi temannya--

--dia itu seperti bisa menarik seseorang untuk membawanya kedalam dunianya yang ceria itu. Sehingga membayangkan Bokuto akan pergi membuat ku dan Kuroo merasa takut" ujar kenma sambil menatap kosong kebawah.

"Aku yakin!. Yang kau katakan itu memang benar, sejujurnya aku juga takut berada disampingnya sampai akhir dan melihatnya pergi.."

"Tapi, jika aku meninggalkannya itu akan membuatnya merasa sangat kesepian. Aku tak ingin Bokuto sedih" ujar Akaashi.

Akaashi menoleh kearah depan, tempat Bokuto dan Kuroo berada. Mereka tampak sangat asik mengobrol sesekali mereka juga tertawa terbahak.

Akaashi tersenyum kecil "Setidaknya, walau menyakitkan, aku ingin selalu melihat senyum Bokuto sebelum senyum itu tak pernah kulihat lagi.."

Kenma yang mendengar dan melihat itu pun juga ikut tersenyum "jika begitu, tolong jaga dia sampai akhir, ya Akaashi"

Akaashi mengangguk sambil tersenyum.


Tbc

he went on my birthday ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora