Kilas balik

162 11 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








"Ngapain pulang?"
Tanya Mitha yang saat ini tengah membantu Arin membawa koper perempuan itu. Bahkan asisten perempuan itu tampak membawa banyak barang. Mitha heran karena Arin baru pergi belum ada setahun, tapi bawaannya sudah sebanyak ini.

Keduanya sudah tiba di parkiran bandara. Mitha mengedarkan pandangan untuk mencari tumpangannya.

"Nah itu. Yuk buruan".
Ketiga sampai di mobil. Hingga Sabil keluar dari dalam mobil.

"Biar saya bantu".
Ucap laki-laki itu sambil memasukkan koper di dalam bagasi mobil.

Arin berdecak kagum melihat itu. Perempuan yang menggunakan Hoodie yang menutup kepala dan kacamata hitam agar tidak terlihat wartawan itu berdecak kagum.

"Padahal dulu yang koar-koar mau nikah itu gue. Eh gue malah diduluin berdua".
Ucap Arin. Mitha hanya memutar bola mata malas. Sedangkan Sabil yang sudah selesai memasukkan barang-barang Arin hanya menggeleng pelan.

Keempatnya kini sudah berada di dalam mobil. Arin masih menatap pasangan itu.

"Kapan gue ketemu jodoh kayak suami Lo Mith".
Ucap Arin ngawur. Sejak pergi ke luar negeri Arin memang berbeda. Tidak lagi lesu seperti saat kejadian yang menimpa perempuan itu.

"Ngga tau. Ngapain tanya gue".
Ucap Mitha malas. Dia tidak suka membahas suaminya yang saat ini sedang menyetir.

"Kak Sabil kenapa mau nikah sama Mitha. Terlepas dia bisa bantu naikin saham keluarga. Gue juga bisa loh kak".
Arin menggoda Mitha. Dia tahu temannya itu sudah lama menyukai Sabil. Tidak heran langsung mau saat diajak menikah.

"Mitha memang cocok jadi istri saya Rin".
Arin langsung tertawa begitu keras. Sampai-sampai asistennya menggeleng heran melihat tingkah bosnya itu.

"Denger Mith. Uuuu cocok udahan".
Goda Arin yang membuat Mitha segera memalingkan wajah menatap jendela mobil. Temannya rese sekali masalah percintaannya.

"Gue sih suka aja ya kak. Yang penting Lo ngga nyakitin temen gue. Cukup gue aja yang pernah tersakiti".
Ucap Arin mampu membuat Mitha kini menatap Arin yang duduk di belakang.

"Rin, jangan ngomong gitu. Gue ngga suka ya".
Peringat Mitha.

"Itu kenyataan Mith. Gagal nikah gara-gara masa lalu gue. Kapan gue bebas dari itu ya".
Ucap Arin bermonolog. Dia tersenyum miris dengan nasibnya.

Hening. Mitha tidak lagi menanggapi karena tau Arin pasti akan semakin menyalahkan dirinya sendiri. Kini setelah satu jam, mereka sampai di rumah Arin.

Setelah menurunkan koper kedua pasangan itu pamit. Mitha mengatakan ada urusan dengan keluarga Jordana.

Belum sempat masuk, Arin sudah dikejutkan dengan kedatangan mantan calon suaminya. Tidak mengira Bian akan datang secepat ini.

"Mbak masuk dulu aja ya".
Ucap Arin pada sang asisten yang langsung diangguki oleh asistennya.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now