Ch : 2

522 61 4
                                    


* * * * *

Seorang pemuda tampan dan tinggi menjulang, mungkin sekitar 185 an, baru saja keluar dari sebuah toko roti. Namanya adalah Choi Soobin, leader dari geng T4. Soobin nampak berjalan sambil memeluk sekantung penuh roti.

Soobin berjalan melewati sebuah taman, awalnya dia biasa saja, sampai dimana pandangan matanya menangkap siluet seorang pemuda mungil dari belakang, yang tampak meloncat-loncat dihadapan sebuah pohon.

Soobin mengernyitkan alisnya heran, tapi juga merasa gemas disaat yang bersamaan, bagaimana kaki-kaki kecil itu terus melompat. Tanpa pikir panjang Soobin berjalan menghampiri pemuda mungil itu.

"Hai... Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Soobin begitu dia sampai di dekat pemuda mungil itu. Si mungil tentu saja berhenti melompat, dia langsung berbalik kebelakang.

 Si mungil tentu saja berhenti melompat, dia langsung berbalik kebelakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deg!


Dan saat itulah Soobin merasakan waktunya berhenti seketika, jantungnya berpacu seolah dia tengah dikejar rudal. Perasaan senang bak kembang api yang meletus-letus di langit, perasaan yang belum pernah Soobin rasakan.

"Itu... Bukuku tersangkut" ucap si mungil, mengembalikan waktu Soobin yang sempat terhenti tadi.

"Buku?" tanya Soobin seraya berusaha mengontrol suaranya agar tetap tenang , karena mendadak ia merasa gugup sendiri sekarang. Si mungil mengangguk-angguk lucu, membuat Soobin mati-matian menahan tangannya untuk tidak menguyel-uyel kedua pipi si mungil.

"Iya.. Itu..." ujarnya lagi menunjuk buku yang tersangkut di ranting pohon, membuat Soobin heran, bagaimana buku itu bisa ada disana.

"Kenapa bisa ada disana?" tanya Soobin heran

"Tadi ada anak-anak yang jahil, mereka melemparnya keatas sana, lalu tersangkut...dan aku tak bisa meraihnya, padahal buku itu milik kakak ku, dia pasti marah jika aku tak mengembalikannya" jelas si mungil dengan lesu. Soobin mengangguk paham.


'Dasar anak-anak kurang kerjaan.. Masak mahluk semanis ini dijahili... Eh? Tunggu dulu, manis... Memang manis sih hehe' batin Soobin


"Jangan khawatir.. Tunggu sebentar ya" ucap Soobin menaruh kantung rotinya diatas rumput. Kemudian dia langsung melompat, dan dalam sekali lompat buku itu sudah ada ditangannya sekarang. Si mungil yang melihat itu bertepuk tangan, dengan tatapan kagum yang membuat matanya berbinar-binar dan berhasil membuat Soobin salah tingkah, sampai-sampai dia menggaruk tengkuknya padahal tidak gatal.

Rasanya Soobin ingin mengatakan puji syukur sebanyak-banyaknya pada Tuhan, karena telah memberinya tubuh tinggi.

"Ini..." ucap Soobin menyerahkan buku itu pada si mungil.

Si mungil menerimanya dengan senyum lebar.

"Terimakasih.. Terimakasih banyak, kau sangat baik dan keren.. Syukurlah kau datang" ucap si mungil, membuat Soobin mengangguk malu, padahal dia sering di puji, tapi rasanya di puji oleh si mungil berbeda.

Choose Me✔Where stories live. Discover now