32.KEMBALI BERSAMA

87 7 0
                                    

      Manusia itu datang 1 kali, bukan 2 kali.
      Maka bersiaplah bila suatu hari 
      Kehilangannya.—Albara Bumi.D     

Jangan lupa vote bow!! 

                                          🪐                         

Suara  deruman motor itu memasuki pekarangan SMAVA membuat bising itu terdengar. Mereka memarkirkan motornya di parkiran khusus. Mereka juga kompak membuka helmnya, membuat rambut yang acak-acakan itu menambah ketampanan mereka.

Terdengar juga bisik-bisik dari kaum hawa memekik. Siapa juga yang tidak akan memekik saat melihat ketampanan mereka?

"Jangan liatin gitu, gue tahu gue ganteng!" ucap Kaivan percaya diri, membuat mereka mendelik tidak suka.

"Gantengan Albara!" sahut seorang gadis.

"Albara, Rashaka,Faldo,Kanaka ganteng. Kecuali lo!" timpal gadis di sampingnya.

"Emang lo cantik?" Mereka langsung terdiam, ucapan Kaivan benar-benar menusuk hati mereka.

"Iya cantik! Dek naon sia? Maju anjing!" ucap Ayu emosi, yang tak lain orang yang menyahuti dirinya pertama.

"Anjing ngeri euy orang Sunda geus ngambek!" sahut Faldo terkekeh. "Komo deui awewe!" timpal Kanaka yang sedari tadi diam.

"Kacau!"

"Geus anying moal baleg!" lerai Albara jengah.

Keduanya kompak terdiam dan Ayu langsung pergi bersama teman-temannya. "Anjing ku si bos mah langsung indit," ujar Kaivan terkekeh.

"Biasa!"

"Geus abus ka kelas!"

Perempuan yang sedari memperhatikan mereka tersenyum tipis. Cukup lama perempuan itu menatap punggung mereka yang semakin hilang dari pandangnya, sebelum seseorang membuat ia buyar.

"Dor!" kejut Velly membuat Aleanora buyar.

"Bikin kaget wae ari maneh!" ucap Aleanora kesal.

"Lagian lo ngelamun," celetuk Velly.

Aleanora terdiam.

"Ly, menurut lo, titik paling tinggi di kehidupan apa?" Velly terdiam,ia menatap murid-murid smava yang berlalu-lalang.

Hingga Velly membalas,"Mengikhlaskan."

"Kenapa ikhlas?"

"Ya karena, ikhlas itu paling berat. Dan ikhlas titik paling tinggi dalam kehidupan," kata velly. Dan akhirnya Aleanora mengerti, bahwa ia harus mengikhlaskan hubungan yang sudah hancur itu. Setelah ia pikir-pikir ikhlas jalan keluarnya.

Cukup lama jeda diantara keduanya.

Aleanora yang memikirkan bagaimana ikhlas. Terkadang ia suka berpikir, apakah ia harus meninggalkan kota Bandung yang penuh kenangan ini? Karena pada dasarnya, kota ini jadi saksi kisah yang begitu singkat namun penuh makna.

Lalu Velly yang memikirkan bagaimana temanya ini lupa. Walaupun ia tahu melupakan tidak semudah itu, tapi waktu akan membuktikan. Perlahan demi perlahan, waktu lah yang membuat kita melupakan itu mesti butuh waktu yang panjang.

"Jika harapan lo besok di Kabulkan, lo mau berharap apa?" tanya Velly membuka suara.

"Balikan. Bisa gak?" Perempuan yang melontarkan pertanyaan itu terdian. Mulutnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan sahabatnya ini. "Kok diam? Gak bisa, ya?"

BANDUNG DAN KISAH KITA Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt