32

238 39 9
                                    

Seokjin yang masih belum sembuh sepenuhnya merasa bosan di kamar. Dia sengaja keluar rumah dengan motor karena tidak ada siapapun di rumah. Dia tetap membawa motor walaupun sudah ada larangan, apalagi saat melihat kunci motor tergeletak di atas meja.

Seokjin hanya berniat jalan jalan, tapi dia melihat jungkook yang baru keluar dari supermarket sambil membawa minuman.

"Wah__ bukankah dia yang sudah membuatku sakit?" Ucapnya sambil melihat jungkook yang berjalan menyebrang.

"Sepertinya seru kalau aku mengerjainya" pikirnya dan menambah kecepatannya.

Seokjin menambah kecepatannya dengan melaju ke arah jungkook, membuat jungkook yang melihat langsung menghindar.

Prang

Minuman yang jungkook bawa jatuh dan pecah dan itu membuatnya kesal. Dengan emosi dia melihat ke arah seokjin yang ternyata berhenti.

"Brengsek!" Umpat jungkook dan berjalan menghampiri seokjin yang turun dari motor.

"Kau Sengaja Ingin Menabrakku, Ya?" Pekiknya dengan emosi.

Seokjin hanya mengulum senyum tipis dengan ekspresi ejek.

"Maaf ya, kau tidak terlihat. Untung saja tidak ketabrak, padahal aku berharap kau ketabrak tadi" kata seokjin dengan santai.

Jungkook emosi mendengar perkataan seokjin.

"Brengsek!" Jungkook meremat kerah baju seokjin dengan emosi, tapi seokjin langsung melepasnya dengan kasar.

"Jangan menyentuhku!" Tegas seokjin tidak suka.

Seokjin tertawa ejek melihat jungkook." Bagaimana rasanya hampir ketabrak? Takut? Lega karena tidak jadi mati?" Tanya seokjin membuat jungkook benar benar marah dan emosi.

"Kau sengaja melakukannya, kan?" Tebak jungkook dan seokjin mengangguk.

"Ya. Aku memang sengaja melakukannya, aku ingin membalas perbuatanmu yang licik itu" - seokjin.

"Apa maksudmu?" Tanya jungkook.

"Tidak usah pura pura bodoh, kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah membuat ku hampir mati karena obat  pencahar yang kau campur ke makanan ku?

"Jadi seharusnya kau berterimakasih padaku karena aku tidak menabrakmu, pecundang!" Ejek seokjin membuat jungkook benar benar emosi, dia langsung mengayunkan tangannya untuk memukul seokjin.

"Kookie!" Panggil taehyung yang baru datang bersama jisung.

"Hyung" gumam jungkook.

"Untung saja posisi ku yang akan di pukul"  Batin seokjin.

"Cho, apq yang terjadi?" Tanya jisung yang sudah berdiri di samping seokjin, sementara taehyung berdiri di samping jungkook.

"Hyung, dia sengaja ingin menabrak ku" adu jungkook dengan antusias." Kau lihat hyung? Minuman yang ku beli jatuh semua karena ulahnya.

"Untung saja aku cepat menghindar, kalau tidak, aku sudah pasti di tabrak oleh nya" jungkook melihat seokjin dengan emosi.

"Benarkah itu, cho?" Tanya jisung.

"Tidak hyung, aku mana berani menabrak orang. Tadi tiba tiba ada kucing lewat dan aku berusaha menghindarinya sampai tidak lihat ada orang di depan" jawab seokjin.

Jisung tau seokjin berbohong dan hanya mengangguk.

"Jangan percaya dengan ucapannya! Adikmu itu tukang bohong" kata jungkook, tapi jisung tidak memperdulikannya.

"Sudahlah, tidak usah berlebihan, aku kan tidak sengaja, kau juga tidak papa kan? Aku bahkan turun dan tidak kabur meninggalkanmu"

Ucapan seokjin membuat taehyung sedikit kesal.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Kalaupun jungkook tidak papa, setidaknya kau harus minta maaf padanya"- taehyung.

"Tidak mau, aku tidak akan pernah minta maaf padanya" jawab seokjin dengan santai.

"Tae hyung, kau dengar kan? Dia ini memang sangat menyebalkan dan tidak punya etika.

Jungkook sengaja bicara seperti itu dan taehyung masih diam melihat seokjin.

"Sudahlah tae, biar aku saja yang mewakili adikku. Aku minta maaf untuk kesalahannya" kata jisung membuat seokjin melihatnya.

"Kenapa kau minta maaf hyung? Kau tidak lihat tadi dia mau memukul ku? Kalau sampai dia memukul ku tadi. Maka aku akan __"

"Jangan pernah menyentuh adikku atau aku akan melakukan hal yang lebih menyakitkan pada mu" kata taehyung dengan tegas.

Seokjin melihat taehyung dengan tangan mengepal, sementara jungkook tersenyum puas melihatnya.

"Tcih. Ucapan mu benar benar seperti sampah" ketus seokjin dan pergi begitu saja.

"Tae, maaf, ya"  kata jisung dan pergi menyusul seokjin.

Taehyung melihat seokjin kesal.

"Hyung, kenapa kau tidak emosi? Biasanya kau akan memukul orang yang sudah berusaha menyakiti ku? Kenapa kau tidak seperti itu padanya? Padahal dia hampit membuat ku celaka?"- jungkook.

"Hyung tidak bisa melakukannya" - taehyung.

"Kenapa?" - jungkook.

"Karena hyung menghargai jisung. Apalagi hyung berhutang budi padanya"- taehyung.

"Hutang budi?"- jungkook.

"Mm, jisung sudah menolong hyung dari perampok. Jadi, hyung tidak enak kalau sampai memukul adiknya walaupun sangat ingin melakukannya" jawab taehyung dan jungkook mengangguk.

"Sudahlah, ayo pergi" ajak taehyung dan jungkook mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.
.
.

"Apa yang kau lakukan? Kau sengaja ingin menabraknya?" Tanya jisung dan seokjin mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa?"- jisung.

"Karena dia sudah membuatku diare, aku hanya ingin membalas perbuatannya. Memang salah, ya?" - seokjin.

Jisung menghela nafas panjang, dia tidak bisa marah karena alasan seokjin memang masuk akal.

"Wajahmu masih pucat, sana pulang!" Titah jisung tanpa banyak bicara lagi.

"Tidak mau, aku bosan di rumah" tolak seokjin.

"Kau mau apa?" - jisung.

"Hyung, aku ingin makan makanan yang enak dan ingin main sampai puas bersama mu. Aku tidak mau pulang, hyung" jawab seokjin dengan manja.

"Kau ini kenapa, sih? Tidak biasanya seperti ini. Biasanya kau main dengan  jimin, kan?"- jisung.

"Aku hanya mau main dengan mu, ayo kita main hyung" ajak seokjin.

"Kau masih sakit, jadi __" jisung menghentikan ucapannya saat melihat seokjin yang merengut.

"Baiklah, ayo kita main" kata jisung dan berhasil membuat seokjin tersenyum.

"Kau senang?"- jisung.

"Tentu. Kau memang hyung terbaik, kau sangat baik, kau lebih baik dibandingkan hyung ku. Aku__ sangat senang menjadi adikmu, jie hyung" jawab seokjin dan jisung mengangguk.

Jisung tau sikap manja seokjin dan keinginannya adalah pelampiasan rasa sedih atas sikap taehyung. Walaupun bukan kakak kandung, tapi jisung sangat mengerti dan menyayangi seokjin layaknya adik kandungnya sendiri.
.
.
.
.

Jungkook masuk kamar dengan senyuman bahagia. Dia benar benar senang saat teringat bagaimana taehyung menegur seokjin.

"Sepertinya aku tau harus berbuat apa untuk membuat tae hyung membenci si anak sialan itu" ucapnya dan duduk.

"Kim seokjin, kau tidak akan bisa mendapatkan apa yang kau mau. Aku tidak pernah meminjam hyungmu, tapi hyung mu yang memilih ku, jadi aku tidak akan pernah mengembalikannya"

Jungkook tetawa kecil dengan rencannya yang akan dia lakukan.

" Kau, sampai kapanpun hanyalah sampah yang pantas di buang" lanjutnya dan kembali tersenyum.

Bersambung.

  Ego ✅Where stories live. Discover now