35

293 59 16
                                    

07.00 kst.

Seokjin membuka mata dan perlahan duduk dengan mata masih mengantuk.

"Kenapa aku masih memakai oksigen?" gumamnya dan melepas selang oksigen yang masih bertengger di hidung nya.

Seokjin diam saat teringat taehyung yang ingin melihat tanda lahirnya.

"Untung saja tidak ketahuan" ucap nya dan turun dari tempat tidur.

Seokjin mengambil handuk dan mandi. Dia bersiap untuk sekolah seperti biasa. setelah selesai, seokjin turun ke bawah untuk sarapan.

"Selamat pagi, hyung ku yang tampan, baik hati dan tidak sombong" sapa seokjin membuat mereka bertiga melihatnya.

"Mau kemana kau?" tanya namjoon yang masih memegang roti.

"Ke pasar, beli ikan" jawab seokjin merengut. Kemudian menghela nafas kasar." sudah tau pakai baju sekolah, masih saja di tanya" lanjutnya dan mengambil roti.

"Siapa yang mengijinkan mu sekolah?"- yoongi.

"Aku sekolah seperti biasa, kenapa kau bertanya seperti itu, hyung?"- seokjin.

"Tidak usah sekolah saja dulu, kau masih sakit"-jisung.

"Tidak mau, aku tidak mau di rumah. Aku mau sekolah" protes seokjin.

"Kau masih sakit, tidak usah keras kepala!"- namjoon.

"Aku mau sekolah,kalau di larang aku marah" seokjin memalingkan wajahnya dengan kesal.

"Keras kepala" celetuk yoongi dan minum setelahnya.

"Namanya juga kepala, ya keraslah" sahut seokjin membuat yoongi langsung tersedak.

Uhuk

Uhuk

Uhuk

"Sial, di jawab lagi" kata yoongi sambil memukul dadanya.

"Masih sesak tidak?" tanya jisung dan seokjin menggeleng.

"Masih sakit tidak perutnya?" namjoon bertanya serius dan hanya mendapat jawaban gelengan kepala.

"Kau boleh sekolah dengan syarat aku antar dan jemput, hari ini aku libur" tegas jisung dan seokjin mengangguk.

"Sudah jangan marah seperti itu" bujuk yoongi sambil mencolek dagu seokjin.

"Habiskan sarapannya, baru boleh sekolah" titah yoongi dan seokjin mengangguk dengan ekspresi seperti anak kecil.

Seokjin sarapan seperti biasa bersama ke tiga hyung nya. Dia tersenyum melihat yoongi, jisung dan namjoon. Rasanya dia begitu beruntung memiliki keluarga seperti mereka.
.
.
.
.
.

Sekolah.

Seokjin masuk dengan santai ke kelas. Dia hanya tersenyum smirk melihat jungkook yang duduk.

"Min chocho, aku merindukanmu" kata jimin sambil merentangkan tangan.

"Ouh kemasan suschet aku juga merindukan mu" jawab seokjin dan merentangkan tangannya.

"Aigoo__ dua anak ini kalau sudah bertemu, benar benar tidak jelas" celetuk salah satu murid dan mereka hanya tertawa.

"Kenapa? Iri, ya?" canda jimin.

"Tidak, aku masih normal" jawab nya sambil melihat jimin.

"Terus, maksud mu kami tidak normal? Eoh? Hellow__ kami ini plend ya" canda seokjin dengan gaya dan tangan melambai seperti perempuan, dan temannya tertawa melihat tingkah dan jawaban seokjin.

"Ayo plend, kita duduk" ajak seokjin sambil merangkul jimin.

"Ayo" jawab jimin dan berjalan bersama ke tempat duduk.

  Ego ✅Where stories live. Discover now