Bab 6

599 34 1
                                    


Tidur Bersama

Untuk pertama kalinya tempat tidur yang berukuran besar ini terlihat sedikit sempit karena ada dua orang yang berukuran besar sedang berbaring di atas tempat tidur itu. Ai dan Nhai sedang tidur di dalam kamar yang dimatikan dan punggung mereka saling membelakangi satu sama lain sejak jam 10 malam saat ini satu jam sudah berlalu. Selama itu mereka berdua belum bisa tidur sama sekali. 😅

--

Nhai Pov

Aku hanya bisa mendesah saja karena aku tidak bisa tidur dan merasa sangat aneh sekarang. Karena di dalam kepalaku saat ini sedang memikirkan hal yang aku rasakan sekarang. Aku merasakan punggungku menabrak punggung Ai dan bisa merasakan panas tubuhnya serta mencium bau sabun yang dia pakai karena terkena angin AC. Hal itu semakin membuat aku tidak bisa tidur. 😞

Kenapa bau badan Ai harus terekam di dalam kepalaku dan tercium di hidungku juga? Kulit Ai terasa panas juga. 🤔

“Ai.. apakah kamu sudah tidur?” Aku bertanya.

Aku melirik dan mencoba untuk bertanya kepadanya.  Saat ini aku menyenderkan badanku di kepala tempat tidur dan melihat kegelapan di sekelilingku. AC di kamar ini terasa sangat dingin menerpa bagian atas tubuhku yang tidak memakai piyama.

“Apakah kamu kedinginan?” Tanya Ai.

Aku melihat tubuh Ai berbalik dan menatapku. Saat ini Ai juga tidak memakai piyama juga dan aku bisa melihat otot-otot badanya, seolah-olah dia seperti sengaja melepaskan bajunya untuk memamerkan tubuhnya saat ini. 🙄

“Hmm.. aku kedinginan..”

“Kalau kedinginan bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang bisa menghangatkan badan?”

Setelah mengatakan hal seperti itu, Ai segera melepaskan selimut dari tubuhnya dan bergerak dengan cepat untuk duduk. Lalu dia segera menindih tubuhku dan tangannya mulai membelai tubuhku, matanya terlihat berkilauan dengan licik dalam kegelapan. Dia melakukan gerakan itu dengan sangat lamban.

“Dasar mesum! Lebih baik aku pergi dari sini dan tidur di luar saja..” Kataku.

Aku segera mengangkat bantal untuk membela diriku sendiri. 

“Tetapi aku ingin melakukannya..”Katanya.

Dia memberitahukan aku hal itu dan segera meraih lalu menahan lengan bagian dalamku dengan erat-erat.

“Kamu berhentilah berbicara..” Kataku.

“Bukankah kamu bilang bahwa mulai saat ini aku harus menjadi diriku sendiri? Aku sekarang sedang menjadi diriku sendiri saat ini..”

“Tidak mau.. Aku tidak mau melakukannya…”

“…”

Yeah.. aku memang mengatakan untuk mencoba untuk berpacaran dengannya selama sebulan ini. Kami akan terus bersama-sama dan akan bertemu setiap hari. Aku tidak bisa memgubah pikiranku lagi. Tetapi aku tidak tahu bahwa temanku ini akan bertingkah segila ini. 😑

Buk!

“Oui! Sakit Nhai..”

Aku memukul wajahnya dengan bantal yang sedang aku pegang. Tangannya yang memegang lenganku mengendur dan segera menutupi wajahnya yang aku pukul dengan bantal itu.

Tetapi benarkah aku bisa melawan Ai yang memiliki kekuatan lebih besar dariku dengan begitu mudah seperti ini? 🤔

Pada akhirnya aku bisa dengan mudah mendorong Ai dari atas tubuhku ini.

“Lebih baik kita berpisah saja..” Kataku.

“Tidak! Aku tidak mau..”  Balas Ai.

Aku melihat matanya yang ramping terlihat menegang di tengah kegelapan dan bibirnya mengatup dengan rapat. Ai kemudian menatap ke dalam mataku dan kembali menindih tubuhku.

Ai Long NhaiWhere stories live. Discover now