Episode 3: Kampung Sur-Oh-Ya

38 2 0
                                    

"Suroh, pokoknya kau harus membantuku untuk keluar dari dunia ini. Kumohon"

Pinta Rifki dengan wajah memelas karena saat ini Rifki merasakan sesuatu yang buruk sedang menimpa Diana.

"Baiklah, aku akan coba membantumu. Lagian kau memang sepertinya bukan dari dunia ini". Jawab Sur-Oh-Ya.

"Andai saja aku bawa HP ku tadi, mungkin aku sudah bisa menghubungi Diana. Sial, HP nya malah tertinggal di kelas".

Rifki menyadari HP nya tertinggal di kelas dan merasa gusar akan hal itu.

"Aku bisa menolongmu dengan bertanya ke kepala suku. aku yakin, dia tahu banyak soal duniamu"

"Apa maksudmu?"

"Maksudku, aku tidak tahu soal duniamu, tapi aku tahu orang yang mungkin bisa memberimu jawaban, yaitu kepala suku di desaku".

"Bagaimana caranya aku menemuinya?".

"Kau harus ikut bersamaku sebagai tawanan".

"Apa".

Sur-Oh-Ya menyarankan agar Rifki ikut dengan dirinya pulang ke desa. Karena bagaimanapun, Sur-Oh-Ya tidak tahu-menahu soal dunia tempat Rifki berasal. Namun untuk dapat melakukan itu, mereka harus melakukan sedikit tipu muslihat agar tidak dicurigai oleh penduduk desa.

Pertama-tama, Sur-Oh-Ya menyuruh Rifki untuk berganti pakaian dengan pakaian yang biasa digunakan oleh penduduk desa. Pakaian penduduk desa sangatlah sederhana, hanya menggunakan lilitan kain di antara selangkangan. Tujuannya hanya untuk menutupi kemaluan mereka.

Kedua, Rifki akan berpura-pura sebagai tawanan Sur-Oh-Ya, agar dia dapat menghadap kepala suku nantinya.

Namun ada satu masalah kecil, yaitu Sur-Oh-Ya tidak memiliki kain lain selain kain yang digunakannya saat ini. Dengan terpaksa, dia meminta Rifki untuk membuka semua bajunya dan menggantinya dengan dedaunan. Menurut Sur-Oh-Ya itu lebih aman ketimbang pakaian aneh yang digunakan Rifki sekarang (maksudnya seragam SMA).

Rifki dengan tegas menolak usulan Sur-Oh-Ya, dia merasa malu kalau hanya menggunakan daun untuk menutupi kontolnya. Tapi Sur-Oh-Ya bersikukuh, jikalau Rifki tidak mau maka Sur-Oh-Ya tidak mau membantu Rifki untuk pulang ke dunianya.

Apa boleh buat Rifki mengeluh, akhirnya dia menanggalkan semua pakaiannya satu persatu. Dari mulai kemeja yang sudah mulai lusuh akibat tanah. Kemudian membuka celana SMA yang sama lusuhnya dengan bajunya.

Sekarang badan Rifki yang cukup ideal terlihat dengan jelas menyisakan sempak yang belum ditanggalkan.

Sur-Oh-Ya yang melihat pemandangan itu, sempat terhenyak sesaat. Dia tidak pernah melihat Lathol (Laki-laki berkontol) sebelumnya. Ditambah kain yang melilit di sekitar selangkangan Rifki (Sempak) teramat sangat seksi.

"Tunggu Rifki, benda apakah yang kamu pakai itu?". Sur-Oh-Ya menunjuk sempak Rifki.

"Sempak, kenapa?".

"Kau pakai itu saja, rasanya itu lebih bagus kau pakai ketimbang dedaunan. Terlihat menggiurkan" (Maksudnya seksi).

"Oh benarkah, baguslah".

Rifki menimpali dengan antusias, karena akhirnya dia tidak perlu bertelanjang bulat, hanya cukup menggunakan sempak saja sudah bisa menemui kepala suku.

Tapi Sur-Oh-Ya dengan malu-malu meminta bantuan kepada Rifki. Dia bilang kalau dia ingin melihat kontol Rifki. Menurutnya, dia belum pernah melihat kontol sebelumnya. Jadi ini akan menjadi pengalaman pertama baginya.

Awalnya Rifki menolak, namun Sur-Oh-Ya terus memelas dan meminta. Akhirnya Rifki pun tidak tega dan membuka sempak yang dia kenakan, Toh menurut Rifki, Sur-Oh-Ya masihlah laki-laki.

Women, and where to find them?Where stories live. Discover now