part 8

2.4K 226 0
                                    

Keesokan harinya Jaemin kembali mengawali paginya seperti biasanya. Namun pagi ini Jaemin merasakan pagi yang berbeda dari biasanya.

Terlihat Jeno yang tengah memasak sarapan di dapur dengan sang ibu bersamanya. Tunggu dulu. Dengan sang ibu? Jaemin tentunya tidak salah lihat saat melihat sang ibu yang terlihat akrab dengan Jeno.

"Selamat pagi"
Ucap Jaemin yang langsung menghentikan tawa Wendy dan Jeno.

"Pagi, sayang. Bagaimana dengan tidur mu?"
Tanya Wendy.

"Baik, seperti biasa"
Jawab Jaemin. Wendy hanya tersenyum dan kembali mengobrol dengan Jeno.

"Bisa jelaskan kepada ku. Sebenarnya ada apa ini?"
Tanya Jaemin yang merasa kebingungan.

Wendy yang mendengar itu malah menatap heran Jaemin.

"Maksud kamu apa?"
Tanya sang ibu.

"Kenapa mommy bisa dekat dengan Jeno? Bukannya mommy tidak suka sama Jeno?"

"Eh, mulut kamu!"
Peringat Wendy. Membuat Jeno langsung menunduk.

"Aku benar, kan?"

"Itu hanya masa lalu. Mommy merasa jika Jeno itu sebenarnya anak yang baik. Mommy dan daddy sedang berusaha merubah pemikiran kami tentang Jeno dan keluarganya. Kami mengaku salah untuk hal itu"
Ucap sang ibu dengan tatapan teduhnya. Membuat Jeno tersenyum lembut.

Astaga! Jaemin tidak menyangka jika makan malam keluarga mereka kemarin malam berhasil membuat sang ayah dan ibu berubah seperti ini. Sungguh luar biasa.

"Baguslah kalau begitu"
Ucap Jaemin sambil tersenyum tipis. Lalu setelahnya ia segera bergegas pergi ke meja makan.

"Morning kids"
Sapa Jaemin kepada Jaeno dan Seungwan. Kening Jaemin berkerut saat tidak melihat dua anak yang lain disana.

"Morning dad"
Sapa keduanya.

"Dimana Minho dan Jeffrey?"
Tanya Jaemin.

"Minho dan Jeffrey sedang bersama dengan granpa di ruang tamu, dad"
Jawab Jaeno. Jaemin yang mendengar itu langsung mengangguk paham. Pasti sang ayah tengah memberikan wejangan bisnis ke kedua anak itu.

























Setelah sarapan selesai di buat. Mereka memutuskan untuk langsung sarapan bersama. Karena setelah ini Yuta dan wendy akan melakukan perjalanan bisnis beberapa hari di luar kota.

Setelah mengantar sang ayah dan sang ibu pergi ke bandara. Jaemin memutuskan untuk bersantai di ruang tamu. Namun rasanya ia ingin mengurungkan niatnya saat melihat keempat anaknya dan Jeno tengah bermain disana.

"Seungwan, berhenti bergerak"
Peringat Jeno yang tengah sibuk mengepang rambut Seungwan yang sedang bermain bersama dengan Jeffrey.

"Kau kerepotan?"
Tanya Jaemin yang kini duduk di sebelah Jeno. Jeno hanya mengangguk pelan, ia terlalu fokus dengan kepangannya pada rambut panjang Seungwan.

Jaemin melirik kearah televisi yang tengah menayangkan film anak-anak. Ia juga sempat melirik kearah Minno yang tengah membaca buku di sofa yang ada di sebelahnya, dengan Jaeno yang sibuk tiduran di paha sang sahabat.

"Tidak bisakah daddy menukar channel tvnya?"
Tanya Jaemin pada akhirnya. Karena sepertinya tidak ada yang peduli dengan televisi yang ada di depan mereka.

"Ndak boleh! Daddy tidak lihat apa? Coco melon Seungwan lagi nyanyi!"
Ucap sang anak gadis dengan wajah cemberutnya.

Jaemin yang mendengar itu langsung menghela nafas lelah. Bertepatan dengan Jeno yang sudah menyelesaikan kepangannya pada rambut Seungwan.

Jeno menoleh kearah Jaemin yang tengah menyadarkan kepalanya pada sofa dengan ekspsresi lelahnya.

"Kau kan bisa nonton di kamar"
Ucap Jeno mengusap pelan bahu Jaemin. Namun Jaemin tidak menjawab dan malah memlih memejamkan matanya. Jeno yang melihatnya hanya menggeleng pelan dan memutuskan untuk beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?"
Tanya Jaemin yang memandang kepergian Jeno.

"Tadi aku masak cake, sepertinya sudah matang. Aku mau angkat dulu"
Ucapnya. Jaemin hanya mengangguk pelan.

Tidak lama kemudian, Jeno datang dengan cake di tangannya.

"Semuanya, cake papa sudah jadi"
Ucap Jeno demgan wajah sumringahnya.

Keempat anak itu langsung menoleh kearah Jeno dengan wajah berbinar mereka, begitupun dengan Minno. Sepertinya di masa depan Jeno sering membuatkan mereka makanan seperti ini. Dan mereka tentunya merindukan masakan Jeno.

Keempatnya langsung menyantap kue buatan Jeno dengan lahab. Begitupun dengn Jeno.

"Aku tidak tau jika kau bisa membuat kue"
Ucap jaemin memandang takjub kue buatan Jeno.

"Memangnya sejak kapan kita saling mengenal satu sama lain?"
Tanya Jeno membalas perkataan Jaemin. Jaemin yang mendengarnya langsung tersadar. Iya juga.























VannoWilliams

Our Child From The Future (JaemJen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang