16. Telah menyelesaikan amanah.

17 3 0
                                    


Kamis, 09 November 2023
SMA 2 Sijunjung, kab. Sijunjung (sumbar)

'Kak An-nisa, saya sudah selesai melaksanakan amanah yang telah engkau berikan padaku. Saya sudah mengembalikan Nadir pada ayahnya. Saya pamit kakak, terimakasih sudah mempercayai saya untuk melaksanakan tugas berat ini. Walaupun banyak sekali cobaan yang saya lalui untuk mencapai titik ini, namun saya sangat bersyukur dan ikhlas atas semuanya. Selamat tinggal Nadir ummah sangat menyayangimu.'

_Nasha Hafidzah Tusalwa_

••••

Happy reading🌱

Pagi yang cerah ini matahari sudah muncul di ujung ufuk dengan malu-malunya ia mulai memancarkan cahaya warna kejinggaan untuk menerangi bumi. Anak cucu Adam dan Hawa sudah memulai paginya dengan beberapa macam aktivitas. Pagi ini cukup sibuk ditambah teriakan emak membangunkan anaknya untuk berangkat sekolah tapi si anak masih berbalut manja dengan selimut. Enggan untuk bangkit dari kasur empuknya, hingga panci emak pun melayang saking kesalnya emak pada sang anak yang tidak kunjung bangun-bangun. Bandel sekali. Omelan demi omelan pun keluar dari mulutnya.

Nasha sudah bangun sejak tadi, usai salat subuh yang langsung menuju dapur membantu pembantu rumah buk Hani untuk membuat sarapan pagi ini. Telah usai membuat sarapan dibantu dengan ART buk Hani yang bernama mbak Surti itu yang usianya terpaut jauh darinya.

Nasha izin pada mbak Surti untuk kembali ke kamar untuk melihat Nadir sudah bangun atau belum. Ternyata ia sudah bangun anak itu sedang bermain-main dengan sebuah mainan tapi entah dari ia mendapatkannya.

Nasha melihat itu pun menghampiri Nadir dan bertanya dari mana ia mendapatkan mainan itu.

"Nadir sayang, kamu dapat mainan itu darimana nak," tanya lembut Nasha sambil membelai-belai rambut Nadir yang pendek itu.

Nadir terus menatap mainan itu sambil dimain-mainkan olehnya," Zai, dapat mainan ini dali laci itu ummah, tantik cekali mainan. Zai ambil aja." ucap polos Nadir dengan jujur. Sambil menunjuk laci samping ranjang didekatnya itu.

Nasha pun melihat arah tunjuk Nadir mengetahui jika itu mainan bukan miliknya, Nasha dengan penuh kelembutan menasihati Nadir.

"Sayang, kamu tahu punya siapa?"

Nadir menggeleng dia masih asik dengan mainan itu. "Lalu, kenapa Nadir memainkannya, jika Nadir tidak tahu siapa pemiliknya."

"Jadi, apa yang harus Nadir lakukan jika barang itu bukan milik kita?" tanya Nasha.

"Kita alus mengembalikannya ummah pada pemiliknya." Nadir menjawabnya.

"Pinter, lalu jika Nadir ingin memainkannya kita harus ngapain?" ucap Nadia kembali bertanya.

"Kita alus minta itin ama yang punya."

"Cerdas, jadi mainan ini punya Nadir atau bukan?"

Nadir menggeleng kepalanya anak itu sungguh pinter sekali, "Butan ummah," ucap Nadir yang mulai cemberut.

"Nah anak ummah memang pinter, sekarang izin dulu ya nak, jika ingin memainkannya. Itu bukan milik kita, yuk kita pinjam dulu sama pemiliknya." ajak Nasha.

"Iya, ummah."

Nasha dan Nadir keluar dari kamar menuju ke lantai satu untuk mencari keberadaan buk Hani. Saat sampai di lantai satu kedua ibu dan anak itu mendapati buk Hani baru saja masuk ke dalam rumahnya, mungkin ia baru saja dari halaman depan. Entah apa yang ia lakukan. Saat mendapati Nadir dan Nasha sedang berdiri dekat tangga buk Hani pun menghampiri mereka.

Al-Mumtahanah (Perempuan Yang Diuji)Where stories live. Discover now