⚘️ Unwanted Marriage ; Johnny [2]

693 40 2
                                    

Wonbin termenung di kanar mandi tempat dimana ia tengah berendam saat ini.

Dokter bilang, rendaman air hangat akan membantu Wonbin merasa rileks. Dan begitu banyak manfaat lainnya untuk ibu hamil. Tetapi nyatanya, ia masih tak bisa tenang.

"Hubunganmu tak sehat, Wonbin. Kau harus segera mengakhirinya."

Air matanya menetes. Ia menangis. Menangis kembali. Wonbin tak merasa baik baik saja. Air hangat tak membantu dirinya.

Perutnya terasa kram. Wonbin yang panik menghentikan tangisannya dan menghembuskan nafasnya. Mencoba tetap tenang sebisa mungkin. Sakit rasanya, rupanya rasa ini berpengaruh pada kehamilannya.

"Huuhh...hhh..maaf. mama minta maaf nak...pasti kamu juga ngerasain sakitnya di dalam sana kan?" Ucapnya seraya mengusap perut itu.

⚘️ Unwanted Marriage ⚘️

Malam telah tiba. Wonbin akan tetap masak makan malam meski akan diacuhkan untuk yang kesekian kalinya. Meski pernikahan ini tak diinginkannya, setidaknya Wonbin harus menjadi istri yang baik. Cuma itu yang Wonbin mau.

Hari ini memasak sup daging. Menuang bumbu dengan hati hati sambil mengaduk aduknya.

Asap mengepul dan aromanya yang menguar membuat Wonbin menjadi lapar. Setelah matang, ia pindahkan panci sup itu di meja lalu tak lama terdengarlah ketukan pintu. Wonbin segera berlari kecil dan menduga bahwa itu suaminya.

Ceklek!

Dan benar saja. Wonbin tetap tersenyum meski ia yakin bahwa Johnny akan mengabaikan dirinya juga jerih payahnya disini. Ia menyambutnya dan membawa Johnny masuk ke dalam rumah mereka.

"Mas capek? Laper juga gak?" Tanya Wonbin seraya membantu Johnny melepas jasnya. Johnny terdiam sejenak memerhatikan Wonbin.

"Mas?"

"Eh i-iya kenapa?" Jawab Johnny gugup.

"Mas laper gak? Aku udah masak." Kata Wonbin sambil menunduk. "Tapi kalau gak mau, aku bisa beliin makanan diluar."

Johnny terkejut atas sikap Wonbin. Tiba tiba dirinya merasa tak enak karena perlakuannya pada Wonbin selama ini. Selalu mengacuhkan istrinya padahal istrinya selalu memedulikannya.

"S-saya mau." Jawab Johnny. Wonbin terkejut. Ia tak salah dengar kan?

"Mas mau makan?" Tanya Wonbin ulang. Memastikan bahwa ia tak salah paham nantinya. Johnny membalasnya dengan anggukan. Wonbin senang sekali mendapat jawabannya.

"Mau makan masakanku?"

"Iya Wonbin." Jawab Johnny dengan senyum tipis. Wonbin ingin menangis bahagia tetapi ia tahan. Maka dari itu ia segera menarik tangan Johnny dan berlari ke dapur. "Hei Wonbin hati hati! Jangan lari!"

"Ayo makan mas! Masakannya udah mateng!" Jawabnya bahagia. Tanpa sadar Johnny tersenyum. Entahlah, ia merasa sedang bahagia.

⚘️ Unwanted Marriage ⚘️

Wonbin tak berhenti tersenyum menatap Johnny yang lahap memakan masakannya. Ia penasaran, apakah masakannya enak di lidah pria itu?

Johnny yang tadinya fokus menatap makanannya kini menatap Wonbin dengan cepat Wonbin memutuskan kontak mata mereka sembari memakan makanannya.

Kenapa dia tersenyum?

Batin Johnny heran. Johnny memakan lagi makanannya. "Are you happy?". Tanyanya di sela makan malam mereka. Wonbin menghentikan suapannya. "What?"

"You. Are you happy?" Tanya Johnny lagi. "Senyum senyum mulu daritadi."

Pipi Wonbin bersemburat merah. Ia tertangkap basah!

Dengan cepat ia mengangguk sambil memakan suapannya. "Ya. I'm happy."

"Kenapa?" Johnny menatapnya. Membuat makan malam Wonbin terjeda sejenak. "Karena kamu makan masakanku dan kita makan malam berdua."

Entah. Lagi lagi perasaan tidak enak ini muncul. Ia menunduk. Merasa bersalah karena mengacuhkan Wonbin selama ini.

Padahal Wonbin begitu baik dengannya.

Ia merasa sangat jahat karena mengacuhkannya terus menerus.

Maafkan aku Wonbin..

Tetapi lidahnya terasa kelu mengucapkannya. Rasanya begitu sulit untuk berbicara.

"Mas." Panggil Wonbin membuat Johnny tersadar. "Ya? Kenapa Wonbin?"

"Boleh minta sesuatu gak?". Tanya sang istri dengan ragu. Johnny langsung mengangguk. "Tentu. Kamu mau minta apa?".

Wonbin menghela nafasnya dengan perlahan. "Aku mau jadi istri yang baik buat mas. Sampai anak ini lahir." Ucapnya sambil mengusap perutnya yang sudah berkembang itu. Johnny bahkan tak menyangka bahwa anaknya di dalam sana sudah sebesar itu. Berapa lama ia mengacuhkan Wonbin?

"Boleh gak?" Tanya Wonbin. Johnny menatap bola mata Wonbin yang penuh harap. Ia pun luluh dan mengangguk. "Tentu. Tentu saja boleh."

Wonbin tersenyum hangat. "Terimakasih mas!"

Johnny juga tersenyum. "Sama sama adek."

"A-adek?"

"Iya. Kamu kan panggil saya 'mas'. Jadi saya panggil kamu 'adek'. Boleh kan?"

Wonbin mengangguk semangat. Tanpa sadar airmatanya turun. "Makasih banyak mas..".

"Iya dek."

⚘️ Unwanted Marriage ⚘️

"Makasih banyak mas.."

"Iya dek."

Wonbin menangis. Terisak dengan bahagianya. Ia mengambil bantal untuk didekap ke wajahnya dan meredam tangisannya.

"Tuhan..hikss..terimakasih..." isak Wonbin.

"Dia berubah..hikss.."

Sementara di lain ruangan, Johnny juga tengah terbayang hal yang sama. Isi pikirannya di kuasai oleh Wonbin. Ibu dari anaknya.

Senyumnya manis.

Dia lemah lembut.

Baik hatinya.

Ia akan terus begitu, meski Johnny mengacuhkannya.

"Maafkan aku Wonbin.."

⚘️ Unwanted Marriage ⚘️

Ekhem! John mulai berubah tuuh!

Masih panjang sih guys, nantikan part selanjutnya!




Geschichte über uns [All x Wonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang