⚘️ A Prisoner ; Lee Taeyong [END]

541 23 8
                                    

Sejak saat itu, hidup Wonbin benar benar berubah.

Tiga ratus enam puluh derajat.

Ia benar benar tak lagi bertemu dengan orangtuanya yang sebetulnya adalah paman bibinya itu. Wonbin benar benar tinggal bersama Taeyong. Pria yang belum sepenuhnya ia ketahui asal usulnya.

Dimata Wonbin, Taeyong itu agak dingin tetapi dia sangat baik. Dia bahkan membayarkan uang bulanan sekolah Wonbin yang menunggak tiga bulan lantaran dua tua bangka itu tak memedulikannya.

"Benar benar bajingan." Umpat Taeyong. Wonbin mendelik pada Taeyong disampingnya. "Siapa? Aku?"

"Bukan." Jawabnya. "Orangtuamu-"

"Dia bukan orangtuaku."

"Benar. Pokoknya dua tua bangka itu benar benar keterlaluan."

"Memang." Jawab Wonbin sambil memandangi pemandangan diluar. Mobil Taeyong sudah menjauhi perkarangan sekolah. Pria Lee itu meliriknya sejenak lalu menghentikan mobilnya di sebuah mall besar di kota. "Ayo Wonbin."

Wonbin merasa bingung sambil melepas sabuk pengaman. Mereka keluar dari mobil dan Taeyong menggenggam tangannya. "Ck! Aku sudah besar Taeyong!"

"Kau masih enam belas tahun. Aku takut kau hilang." Mereka melangkah masuk ke dalam.

"Berlebihan! Setidaknya aku sudah besar!"

"Dadamu yang besar."

"Hei kau bilang apa?!" Wajah Wonbin memerah.

"Tidak tuh. Tidak bilang apa apa."

"Mesum!"

Tak peduli akan pandangan bertanya tanya dari orang di sekeliling mereka. Taeyong membawanya makan, membelikannya apa yang ia butuhkan dan inginkan. Wonbin merasa bahagia. Tawanya selalu keluar sejak tadi. Taeyong juga ikut senang, karena Wonbin bisa tertawa sebahagia ini. Anak itu tampak lebih manis saat tertawa.

Tanpa sadar, mereka menghabiskan waktu sampai malam. Dan pukul sepuluh, mereka sedang dalam perjalanan pulang.

Wonbin memeluk boneka kelinci putih di dekapannya. Ia menatap Taeyong dengan senyuman tulusnya. "Terimakasih, Taeyong."

Taeyong tersenyum. Ia mengangguk seraya menggenggam tangan Wonbin. Dan menjadikan tangan satunya untuk mengendalikan setir.

⚘️ A Prisoner ; Lee Taeyong ⚘️

Mereka memasuki kamar Wonbin sambil menaruh barang barang anak itu di meja. Wonbin melepas jaket yang ia gunakan. Taeyong juga melepas jaket hitam yang ia gunakan tadi lalu mengusak rambut panjang Wonbin. "Setelah ini pergilah mandi. Agar kau tak kelelahan."

Wonbin mengangguk. Lalu Taeyong melangkah keluar dari kamarnya. Tangannya tercegat, oleh si manis. "Tunggu dulu Tae!"

Taeyong menoleh ke belakang. "Apa?"

Disebabkan tubuhnya yang kecil, Wonbin pun sedikit berjinjit demi mengecup singkat bibir yang lebih tua. "Terimakasih untuk semuanya, Taeyong Hyung..."

"Hyung?"

"A-apa aku boleh memanggilmu begitu?" Tanya Wonbin dengan ragu. Taeyong mengangguk seraya memeluknya sejenak. "Tentu saja. Aku senang sekali Bina."

"Bina?" Rautnya bingung dan menggemaskan.

"Ya. Aku boleh memanggilmu begitu?"

Wonbin mengangguk semangat. "Tentu saja Hyung!"

Taeyong mencium bibir Wonbin. Begitupun sebaliknya yang membalas dengan lumatan. Ketika sudah terlepas, Taeyong pun berlalu dan Wonbin bersiap mandi. Menghilangkan penatnya terhadap hari yang dilaluinya.

Geschichte über uns [All x Wonbin]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ