Bab 53. MELENGKAPI NAFKAH

109 5 0
                                    

"Jangan mimpi! Aku nggak sudi! Lepasin aku!"

Jelas saja Aida marah besar ketika mendengar itu!

Siapa juga yang mau tidur dengan laki-laki seperti Reiko? Dia masihlah wanita normal! Tentu saja Ini tidaklah tersirat di dalam benaknya. Jijik yang ada.

"Kalau kamu tidak mau, jangan membuat aku memaksamu dan melakukan itu padamu. Aku masih punya hak untuk melakukan itu bukan?"

"Hahaha! Kalau kamu minta aku melakukan itu maka jangan salahkan aku jika aku menceritakan pada kekasihmu, ratu lebah!"

"Jangan panggil dia begitu!"

"Hmm, apa? selingkuhan suamiku?"

Dibuat kesal begini, tentu saja Aida tak mau kalah, yang membuat Reiko malah kembali tersenyum.

"Pintar kamu! Tapi setidaknya aku ingin kamu menghargaiku di rumahku!" tegas Reiko

"Aku tidak suka orang bicara denganku tanpa menatapku! Dan aku pun juga menghargaimu dan memenuhi semua kebutuhan keluargamu! Jadi bicara denganku sambil menatapku, mengerti?"

'kalau bukan karena permintaan Ibu aku harus menjaga hubunganku dengannya dan karena kebaikannya juga yang memenuhi kebutuhanku, Tentu saja tidak akan aku mengganggukan kepala seperti ini!'

Aida terpaksa setuju! Dia memang tadi mengangguk pelan Setelah berpikir beberapa detik!

"Aku sudah setuju!"

"Ya memang kamu harus setuju!" belum selesai Aida bicara, Reiko sudah berdesis lagi.

"Karena di agreement yang sudah kamu tanda tangani juga sudah dijelaskan di sana, apapun yang aku inginkan di rumah ini kamu harus memenuhinya!"

Aida tidak lupa dengan kertas-kertas yang dia tanda tangani di hari pernikahannya dengan Reiko.

Aida pun kembali menganggukkan kepala

"Kalau begitu sekarang tolong lepaskan tanganku!"

Yah, Reiko memang masih memegang tangan wanita yang sudah dinikahinya itu saat Aida mengingatkan kondisinya yang masih di cengkram lengannya, meski dagunya sudah dibebaskan.

"Kamu mau masak apa?" Sambil bicara begini, Reiko akhirnya melepaskan tangan Aida dan matanya menatap ke sesuatu yang membuat dirinya tersenyum di dalam hati

'aku lupa! Aku ingin dia melepaskan cincin pernikahan itu tapi sudah sebulan lebih aku tidak membahas masalah ini.' Reiko mengingat sesuatu

'Ah, aku benar-benar lupa karena semua pekerjaanku dan aku tidak fokus ke sana! Baru sekarang aku memperhatikannya lagi kalau dia masih memakainya!' Inilah yang membuat dirinya geli dan ingin sekali menanyakan kenapa Aida masih memakainya.

"Tadinya aku ingin membuat sandwich dengan spinach!" tapi Reiko jadi mengurungkan bertanya karena Aida sudah terlanjur bicara.

'Biarkanlah dia memakainya. kalau macam-macam lagi, aku akan mengungkit soal hubungan kami! Dia sepertinya lebih mudah menurut kalau diingatkan siapa dia, kan?' Reiko menerka-nerka.

"Tapi sayang waktuku sudah habis terlalu banyak bicara dengan anda! Jadi silakan Anda bawa ini saja Pak!" sambil mendengarkan Aida bicara.

Aida berceloteh tadi sambil memberikan satu bungkus roti tawar yang masih ada di dalam wadah plastik rotinya dan belum dibuka dengan satu jar selai kacang dan menaruhnya di meja di tempat biasa dia menyiapkan makanan.

"Sedang ngambek denganku, hmm?" Sampai akhirnya Reiko melipat tangannya di depan dada dan dia tersenyum sambil menanyakan ini.

"Tidak sama sekali Pak!" Aida bicara sambil menunjuk ke jam dinding yang tentu saja masih bisa dilihat oleh Reiko.

Bidadari (Bab 1 - Bab 200)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora