BAB 3: THE RED EYE [2]

29 7 0
                                    

Selamat membaca.

Hari itu aku di angkut ke kantor polisi untuk investigasi lebih lanjut. Mereka memberikan pertanyaan padaku. seperti, apakah aku melihat perilaku aneh dari si Mata merah, apakah aku melihat si Mata merah sebelum terjatuh, dan lainnya. Aku hanya menjawab tidak mengerti karena saat itu aku tak menyadari si Mata merah berada di lantai 3. Para petugas begitu berhati-hati saat menginvestigasiku, seolah mereka takut membocorkan sesuatu.

"Aku dengar dari penyaksian murid lain kau sempat datang bersama si Mata merah pagi ini." aku mengangguk, lantas polisi mulai bertanya kembali padaku.

"Lalu apakah kalian sempat mengobrol?"

"Saya hanya menawarinya untuk menumpang payung dengan saya, lalu ia menyetujuinya. Selebihnya kami hanya berjalan bersama." para petugas memandang satu sama lain lalu mereka mengangguk, dan mengakhiri investigasi. Setelahnya aku kembali ke sekolah dan bergegas menemui Cliv di ruang UKS. Seorang gadis berambut pirang menghadap ke arahku, itu Lisa.

"Syukurlah kau telah kembali, aku cemas polisi akan menahanmu lebih lama." katanya padaku.

"Tak perlu khawatir bagaimana dengan Cliv?"

"Aku baik-baik saja." sela Cliv.

"Sejujurnya aku sangat terkejut, aku belum pernah menyaksikan hal mengerikan seperti itu secara dekat." ia melanjutkan.

"Lalu apa yang di katakan polisi?" tanya Lisa padaku.

"Mereka hanya bertanya beberapa hal padaku. Sejujurnya mereka berperilaku mencurigakan."

"Mencurigakan bagaimana?" tanya Cliv.

"Seperti berusaha menyembunyikan sesuatu, itu wajar untuk kapasitas seorang polisi."

"Jangan-jangan si Mata merah itu buronan!" Lisa menutup mulutnya terkejut.

"Jaga ucapanmu." Cliv mengerutkan dahi.
Siapa sebenarnya Si Mata merah? dan apakah kematiannya sebuah kecelakaan atau perbuatan seseorang? Setelah Cliv telah merasa lebih baik, aku lantas membawa mereka bertiga ke perpustakaan untuk membahas si Mata merah, awalnya aku hanya ingin mengajak Lisa, namun Cliv bersikukuh ingin pergi juga.

"Lisa bisakah kau memberitahuku siapa sepupumu yang menjadi mantan murid si Mata merah?" Lisa mengangguk pelan, dia mulai berkata.

"Baiklah. Dia adalah Laskar Diajeng, kelas 3-1. Kebetulan sekali dia bersekolah di sini." aku sedikit terkejut, Laskar Diajeng? Apakah ia berasal dari negara yang sama denganku.

"Bisakah kau memberitahunya untuk bertemu denganku pada tanggal 21 nanti setelah sekolah usai?"

"Apa yang akan kau bicarakan?" Cliv bertanya singkat padaku.

"Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal kepadanya." Lisa mengangguk kembali, dia lantas meninggalkan kami berdua.

"Apakah kau tertarik dengan kasus ini?"

"Kau bahkan langsung mengajak bertemu yang bersangkutan secara langsung." ujar Cliv kembali.

"Aku hanya penasaran saja, siapa sebenarnya si Mata merah. Dan kenapa dia begitu merahasiakan identitasnya."

"Semua deduksimu di mulai dari rasa penasaran." aku tertawa mendengar ucapan Cliv. Aku menyusuri jalanan Italia yang masih basah akibat hujan, masih teringat jelas sekali detik-detik si Mata merah tewas di hadapanku. Begitu aku tiba, ibuku langsung menatap ke arahku dan mendekat secara perlahan.

"Ibu dengar ada kecelakaan di sekolahmu."

"Ya. Benar, korbannya adalah guru baruku."

"Berapa lama ia mengajar?"

Louis Reunion [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang