5

1.7K 100 0
                                    

Dan disini lah kami sekarang kecuali papa ku, dia masih belum pulang. Kami berempat sedang makan malam di meja makan dengan tawa yang tak henti hentinya ada, sungguh seperti nya kehadiran ku memang sangat dinantikan oleh mereka. Raya yang tadi sibuk berdebat dengan Reon karena ingin duduk disamping ku sekarang sudah sedikit tenang. Jadi posisi tempat duduk nya itu seperti ini, papa yang paling ujung tengah tengah sendirian di sebelah kanannya ada aku dan Raya dan sebelah kirinya ada mama dan Reon. Tapi sayang kursi papa kosong.

Setelah selesai makan malam dengan makanan bintang lima yang sangat lezat, kami pun berkumpul di ruang keluarga di dekat dapur. Dengan posisi aku duduk di sofa yang diapit dengan mama disebelah kanan dan Raya disebelah kiri, sedangkan Reon dia sekarang sudah duduk di bawah di depan kakiku dengan tangan ku yang memainkan rambutnya, sebenarnya aku malas tapi dia yang memaksa jadi mau bagaimana lagi.

Tiba-tiba aku kepikiran satu ide, yaitu pura pura mengantuk.

"Hoamm, duh kakak ngantuk banget nih". Ujar ku sambil pura-pura menguap.

"Iya kakak istirahat aja sana, tadi aja pas nyampe gak langsung istirahat kan". Balas mama dengan lembut dan mengusap kepala ku.

Sungguh aku sangat berterimakasih kepada mamaku, jika mama tadi diam saja mungkin aku tidak akan bisa pergi dari kurungan adik-adik ku.

√√√

Entah kenapa sekarang aku menjadi sangat mengantuk, padahal hanya pura-pura entahlah aku pun tidak tau.

"Haduhh, ngantuk banget ya tuhan". Ucap ku pelan dan perlahan lahan mataku mulai terpejam.

√√√

Tadi saat pukul 22:15, aku terbangun karena ingin buang air kecil. Saat sudah selesai aku memutuskan untuk ke bawah lebih tepatnya dapur aku merasa bahwa tenggorokan ku sangat kering.

Saat sudah sampai di dapur, aku langsung mengambil air minum dan meminum nya dengan sekali teguk. Sungguh haus sekali aku malam ini.

Aku pun meletakkan kembali gelas yang aku pakai, saat aku menoleh tubuhku langsung terjengkang ke belakang jika aku tidak memegang ujung meja mungkin aku akan jatuh kelantai.

Untung saja jantung ku aman, ada sosok di depan ku ini yang mengagetkan ku dan sial nya dia adalah papaku, jika saja dia orang lain akan aku hajar habis-habisan.

"Ihh papa ngagetin banget tau gak". Aku pun langsung berdiri tegak dan mengelus dada ku sabar, inget Reya dia itu bokap lo sendiri.

"Ii-ini kakak?". Tanya papa ku yang sekarang sepertinya yang masih tidak percaya.

Entah dorongan dari mana bukannya menjawab pertanyaan papa, aku malah langsung memeluk papa dengan erat dan mulai menangis. Sungguh saat aku memeluk papa ada rasa yang sama saat aku memeluk ayah ku dulu, ayah yang sangat memprioritaskan anak-anak nya dari pada diri nya sendiri.

"Papaa, kakak kangen". Ucap ku yang diiringi dengan isakan kecil.

"Papa juga kak, kakak jangan nangis entar papa ikutan nangis loh".

"Iyaa, hiks tapi-".

"Syuttt, sini papa cium dulu". Balas papa yang langsung menciumi seluruh wajah ku, aku hanya terkekeh geli merasakan ciuman papa ku. Mungkin menurut nya aku ini masih kecil.

"Pah, papa kapan pulangnya?" ucap ku yang sambil memperhatikan wajah papa ku, papa sekarang saja sangatlah tampan pasti muda nya berkali-kali lipat tampan. Mama juga sangat lah cantik, sungguh pasangan yang awet muda ini mah.

About my transmigrationWhere stories live. Discover now