9. Rawon Hayam Wuruk Tengah Malam

336 91 15
                                    

Arshi tak berani membicarakan obrolannya dengan Mas Eri pada malam itu ke siapa saja, termasuk Monica. Bahkan, ketika beberapa hari setelah Alka pulang dari rumah sakit dan Monica menghubunginya untuk bertanya kabar Mas Eri, Arshi menjawab ia hanya berpapasan dengan Mas Eri di malam Alka masuk IGD saja, tidak lebih. Arshi hanya mencoba menjaga privasi Mas Eri, sebab dia terlihat seperti orang yang tertutup, meski tampak ekstrovert di luar.

Mereka masih saling berkirim pesan dengan frekuensi sewajarnya sejak menonton The Nun II malam itu. Mas Eri masih sibuk bekerja di IGD dan jarang beristirahat. Arshi sendiri agak sangsi, untuk seseorang dengan jadwal sepadat itu, ia masih sempat tidur dengan perempuan lain demi memenuhi kebutuhan biologisnya. Arshi tidak tahu akankah keinginan tersebut bisa ditekan setelah Mas Eri mengenalnya, sebab Arshi sudah bertekad jika dia tidak mau disentuh pria lain selain suaminya kelak, tetapi di sisi lain ia tidak ingin tahu juga agar tidak sakit hati.

Arshi mematikan komputernya lebih awal setelah berhari-hari berjibaku dengan dua proyek sekaligus hingga tengah malam, kemudian beranjak ke kamar mandi untuk bebersih. Cuci muka, gosok gigi, pakai beberapa produk perawatan kulit, lalu tidur. Sekarang sudah pukul sepuluh malam, pertanda jika ia sudah harus tidur jika tak ingin bangun kesiangan besok pagi. Dalam perjalanan ke kamar mandi, dilihatnya Alka masih terjaga mengerjakan buku bank soal. Setiap tiga bulan sekali, Alka minta dibelikan buku baru sebab bukunya sudah habis terisi. Untuk urusan ini, Alka memang rajin belajar meski Bunda tidak menekannya untuk menguasai satu atau dua hal, tetapi sepertinya tekanan tersebut berasal dari faktor lingkungan sekolah, hingga Alka menjadi tidak nyaman.

"Jangan tidur kemalaman, Dek," tegur Arshi pada Alka sekembalinya dia dari kamar mandi. Tetapi, sepertinya Alka tidak dengar karena telinganya tertutup perangkat jemala. Setelah tiba di kamar dan pandangan Arshi tertuju pada kalender meja di samping komputer, ia baru menyadari jika sekarang hari Jumat. Sekolah Alka libur pada hari Sabtu dan Minggu, jadi sepertinya dia niat begadang malam ini karena besok dia tidak masuk sekolah.

Arshi langsung terlelap malam ini setelah kepalanya rebah di atas bantal. Biasanya, dia mengalami insomnia hingga harus dibantu dengan musik pengantar tidur. Namun, kali ini tampaknya rasa lelah langsung membuat Arshi memejamkan mata lebih cepat. Mungkin lain waktu ia perlu mengambil beberapa proyek ilustrasi sekaligus dengan tenggat yang nyaris berdekatan agar ia tak punya waktu luang lebih untuk memikirkan tentang Mas Eri.

Ponsel Arshi bergetar beberapa kali ketika ia baru tertidur beberapa saat. Arshi langsung terbangun, lalu mengerjapkan mata dengan cepat demi mengusir kantuk. Ada panggilan masuk dari Mas Eri. Agak aneh melihatnya menelepon pada tengah malam begini, mengingat terakhir kali Mas Eri membalas pesannya kemarin siang. Dengan suara parau, Arshi mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Dok," sapa Arshi.

"Temani aku makan malam yuk, di Rawon Hayam Wuruk."

Arshi menjauhkan ponsel dari telinga untuk memastikan kembali ia tidak salah lihat jam. Benar, ini jam 12 malam, bukan 12 siang. Orang waras macam apa yang melakukan panggilan telepon jam segini untuk mengajak makan? Lagi pula, Rawon Hayam Wuruk yang terkenal di daerah mereka itu buka setiap malam hingga dini hari saja.

"Sekarang, Dok?"

"Iya, dong. Kamu nggak lagi tidur, kan?" tanya Mas Eri.

"Saya kebangun gara-gara telepon dari Dokter."

"Ya udah, mumpung udah bangun, sekalian aja kamu ke sini. Kamu pernah cerita kalau rumahmu ada di daerah sini, jadi deket kan?"

Arshi duduk tegak di ranjangnya dengan enggan, lalu menatap ke luar jendela di samping meja komputernya. Ia bukan seseorang yang penakut jika harus keluar tengah malam begini, Saat mereka menonton film kemarin, Mas Eri menawari Arshi untuk mengantarnya pulang, tetapi Arshi menolak dengan alasan dia bisa pulang sendiri naik ojek. Kemudian, Mas Eri mengajukan solusi lain, yaitu dia yang akan memesankan ojek untuk Arshi melalui aplikasi yang ada di ponselnya. Arshi kembali menolak tawaran tersebur dengan alasan ia tidak ingin merepotkan. Akhirnya, Mas Eri baru melepas Arshi pulang setelah ia memberitahu rumahnya di daerah mana. Arshi bilang, rumahnya dekat dengan Rawon Hayam Wuruk, hanya berjarak kurang dari 2 km saja. Arshi tidak menyangka jika ucapannya hari itu akan menjadi alasan bagi Mas Eri untuk mengajaknya keluar tengah malam begini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Breadcrumbing #NANOWRIMO 2023Where stories live. Discover now