Part 3

484 47 0
                                    

Davika sedang belajar memasak bersama bibi didapur untuk persiapan makan malam. Menantu baru dikeluarga Pong itu dengan semangat mengikuti cara bibi itu mengajarinya mulai mengupas bawang, memotong sayuran, memarinasi bumbu ayam hingga Davika bertekad ingin mengiris bawang sendiri. Namun terlihat ibu mertua datang membuatnya sedikit gugup. Tanpa disengaja Davika terkena irisan pisau dipucuk jari telunjuknya dan mengeluarkan tetesan darah.

      "Aw!"ringis Davika menahan darah dijari telunjuknya karna sedikit teriris pisau. Bibi segera meneruskan irisan bawang Davika sedangkan wanita tua itu hanya menggeleng seakan tidak peduli.
     "Ceroboh sekali"sindir ibu mertua Davika dan pergi begitu saja.

              Freen berjalan ke dapur untuk mengambil minum dan melihat Davika meringis menahan luka dijarinya. Freen bergegas mengambil plester dikotak p3k didalam rak medis tidak jauh dari dapur.
     "Kita bersihkan luka ibu dulu"ucap Freen yang datang sambil menggandeng tangan Davika menuju wastafel dan membantu membersihkan luka kecil itu.
     "Syukurlah tidak terlalu dalam.."kata Freen sambil meniup kecil luka itu kemudian memberi plester antiseptik dijari telunjuk Davika
     "Terima kasih Freen.."ucap Davika tersenyum dan Freen hanya mengangguk singkat kemudian membuka kulkas untuk mengambil sebotol air dingin.
     "Bi..aku yang akan meneruskan masakannya"seru Davika kepada bibi lagi.

               Becca melihat nama kontak diponselnya. Ia ingin sekali menekan panggilan untuk nama itu tapi Ia merasa ragu kemudian melempar ponselnya disembarang kasur.
              Becca menghembuskan napasnya berat dan langsung merebahkan punggungnya pada kasur.
              TING! Suara notif diponsel Becca. Kemudian Becca meraih ponselnya kembali dengan posisi tengkurap dan membaca pesan dari notif itu.

        From Noey
     "Aku bertemu ibumu sedang bermain dilapangan golf"kata Noey didalam pesannya
     "Bersama siapa?"tanya Becca heran
     "Bersama perempuan, mereka bermain bersama dan sedikit mesra"jawab Noey dan Becca membuang ponselnya lagi.
     "Apa ini sebuah jawaban yang membuat ibu bercerai dengan ayah dan meninggalkanku?"bathin Becca sedikit frustasi. Ia merangkul gulingnya dan meringkuk sedih sampai tertidur.

                  Suasana dilapangan pagi ini sedikit ricuh karna penggemar Freen yang terus berdatangan menyapa Freen dilapangan istirahat. Nam yang senang hati mewakili Freen balas menyapa mereka dan menerima beberapa pemberian dari mereka. Sedangkan Freen merespon dengan tenang dan tidak peduli.

                  Guru Tor sesekali meniup peluitnya untuk mengawasi permainan basket dari tim laki laki kelas 11A. Sementara dari tim perempuan waktunya istirahat. Becca dan Noey yang melihat kericuhan Freen bersama beberapa penggemarnya yang tidak jauh dari samping mereka hanya menggeleng risih.

       "Apa kau masih memikirkan ibumu Bec?"tanya Noey yang sedari awal bertemu Becca di sekolah tampak diam dan respon Becca hanya mengangguk lemas
       "Apa selama perpisahan kedua orangtuamu.. ibumu tidak pernah menemuimu, sekalipun?"tanya Noey serius
       "Belum pernah Noey, sebenarnya.. aku merindukannya dan ingin sekali bertemu ibuku"jawab Becca juga serius
      "Apa kau ingin bermain golf ditempat ayahku? bukankah dulu kita sering bermain disana Bec.. ayahku saja sering  menanyakanmu"ajak Noey pada Becca
      "Itu dulu Noey saat orangtuaku masih bersama"ucap Becca sedikit kesal
      "Siapa tau.. kita bertemu ibumu"pikir noey sambil menganggukkan kepalanya
      "Tidak.. aku takut jika malah bertemu dengan ayahku, lagipula ayahku tau nilaiku tidak seperti dulu Noey"kata Becca setelah itu beranjak keluar dari lapangan mendahului Noey.

                 Freen yang berhasil mengelabuhi penggemarnya berkat bantuan Nam segera meninggalkan lapangan.Freen melangkah memasuki ruang ganti perempuan dan bertemu Becca sedang mengangkat kaos olahraga untuk berganti seragam.

Cinta karna bertemuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora