4

53.4K 2.4K 11
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Happy reading

"Azka kita pulang ya" ajak Rianti setelah mereka menghabiskan waktu berjam jam di rumah Via dan haripun sudah mulai gelap.

Tapi sepertinya Azka tidak mau berpisah dengan Via, karena ia semakin mengeratkan pelukannya kepada Via dan manyandarkan kepalanya di dada Via.

"Temen lo ajak pulang aja, nanti anterin kesini lagi" usul Juan.

"Iya juga ya, besok kita gada matkul lo nginep aja di rumah kak Julia, barang kali si azka gamau lepasin lo" ujar Rianti semangat.

"Ga sampe nginep juga kali Ri" jawab Via ketawa.

"Yaudah ayok, keburu malam banget kasian Azka" lanjut Via.

"Pulang dulu ya Mid" pamit Rianti tersenyum kepada Hamid yang sedari tadi diam saja.

Hamid mengangguk.

***

Di dalam mobil menuju rumah Julia, Via dan rianti asik berbicara sedangkan Azka sudah tertidur di pangkuan Via dan Juan berasa jadi supir taxi duduk sendirian di depan sambil mengemudi.

"Tadi udah jadi dapet kerjaan yang baru?" Tanya Rianti dan di jawab gelengan oleh Via.

Ternyata diam-diam Juan mendengar dan menyaksikan mereka mengobrol dari kaca spion.

"Gue ga dapat kerjaan tapi gue dapat kejutan" kata Via.

"Kejutan apa?" Tanya Rianti menatap Azka yang tertidur pulas sambil mengelus-ngelus pipi montok Azka.

"Adek gue diam-diam kerja sebagai kuli bangunan" jawab Via lemah.

"HAMID MAKSUD LO?" Karena suara Rianti yang cukup keras berhasil membuat Azka terbangun dan menangis karena kaget.

"Cupcupcup tidur lagi ya sayang" Via menenangkan Azka mempuk-puk pantatnya dan tak lama kemudian Azka tenang dan kembali tidur. Dasar bayi kerjaannya kalau ga nangis ya tidur.

"Suara lo kecilin dikit napa" kata via menatap Rianti yang cengengesan.

"Tapi seriusan Hamid kerja sebagai kuli?"

"Iya, gue gagal banget rasanya jadi kakak"

"Pasti seluruh tubuh Hamid kesakitan" jawab Rianti sendu.

Mendengar itu Via menatap Rianti penuh selidik, selama ini entah kenapa Via merasa kalau Rianti selalu menaruh perhatian berlebihan kepada adeknya. Rianti yang di tatap seperti itu pun mendadak was was.

"Apa?" Tanyanya.

"Gue ngerasa selama ini lu perhatian banget deh sama adek gue" ungkap Via.

"Ya karena itu adek lo" jawab Rianti tanpa menatap Via, tapi sialnya ia malah menatap ke spion yang saat itu Juan juga menatap ke arahnya, Rianti melihat Juan sedang mengejek dirinya.

"Apa lo liat liat" sungut Rianti kepada Juan.

Via yang mendengar Rianti bicara seperti itu menjadi heran dan melihat ke arah depan ternyata Juan juga melihat ke arahnya.

"Gue diem aja ya dari tadi" jawab Juan.

"Tapi lo kok nyolot banget" lanjutnya.

Via semakin bingung di buatnya, karena melihat gaya bicara Rianti dan Juan tak seperti pasangan kekasih, atau mungkin gaya pacaran mereka emang seperti itu?

***

Sesampainya di rumah Julia, Azka langsung di ambil alih oleh mamanya dan di bawa ke kamar.

Sedangkan di ruang tamu.

"Jadi kamu aunty yang di maksud Azka tadi?" Tanya Laras kepada Via.

"Iya tante" jawab Via sesopan mungkin, sejujurnya Via merasa canggung berada disini, apalgi di hadapan ia sekarang ada Juan dan orang tuanya. Ia merasa tidak percaya diri di kelilingi orang-orang yang berparas tampan dan cantik.

"Makasih ya udah buat cucu saya tenang" ucap Laras tersenyum menatap Via.

"Ga perlu bilang makasih tante, aku juga senang kok sama Azka" jawab Via menatap laras.

"Saya heran, Azka itu anaknya ga gampang dekat sama orang yang baru di temuinya, tapi kalau sama kamu dia anteng banget apalagi gamau lepas dari kamu" kata Fano.

"Aku juga heran bang-" Via bingung mau memanggil apa.

"Bang Fano" seakan paham Rianti menyaut.

"Aku juga heran bang, kemaren waktu lagi jalan tiba-tiba ada bayi merangkak" jawab Via.

"Awalnya aku berfikir buat nyulik Azka, karena gemesin banget" lanjut Via bercanda lalu terkekeh dan semua orang yang disana ikutan tertawa kecuali Juan.

"Kenapa ga lo culik aja trus nanti minta tembusan uang 10 miliar" saut Rianti tertawa.

"Udah gitu kan lu ga perlu repot repot cari kerjaan" lanjutnya geleng geleng kepala membayangkan kalau benaran itu terjadi.

"Gue ga setega itu ya Ri" jawab Via.

"Kamu lagi nyari kerjaan?" Tanya Laras dan di angguki kepala oleh Via.

"Kalau kamu mau kamu kerja di apartemennya Juan" tawar Laras dan hal itu membuat Juan yang dari tadi sibuk bermain handphone menoleh ke arah mamanya.

"Kok apartemen aku sih ma?"

"Tiap mama datang ke apartemen kamu pasti selalu berantakan, trus juga mama lihat kamu makin kurus semenjak tinggal sendirian" jawab Laras

"Kalau kamu gamau, pulang lagi ke rumah, kalau gamau juga, yaudah Via mama suruh mengurus kamu di apartemen, kamu pilih yang mana?" Tanya Laras menatap anak bujangnya.

"Maaf tante, kalau Juan gamau gapapa kok aku cari kerjaan yang lain aja" saut Via setelah menyaksikan perdebatan ibu dan anak di hadapannya.

"Terserah mama aja deh" jawab Juan cuek dan pergi begitu aja.

"Ishh dasar anak itu" omel Laras menatap kepergian Juan, lalu menoleh ke arah Via.

"Kamu masih kuliahkan? beres beres apartemennya waktu kamu lagi kosong aja, trus sekali sebulan kamu isi kulkas di apartemen Juan, kalau bisa tiap makan malam kamu masakin makanan untuk Juan" kata laras menjelaskan apa saja pekerjaan yang harus di lakukan Via.

"Tambah juga jadi baby sisternya Azka mau ya?" Tiba tiba saja Julia ikut nimbrung.

"Nanti kaka kasih gaji yang gede deh" lanjutnya.

Via menatap ke arah Rianti, dan langsung di angguki oleh rianti pertanda menyuruh Via untuk menerima tawaran tersebut.

"Lo gapapa kan Ri kalau gue ngurus apartemen Juan?" Tanya via.

Hal itu membuat seluruh orang yang ada disana kebingungan, apa hubungannya dengan Rianti?

"Emang ada apa?" Tanya Julia.

"Bukanya Juan dan Rianti pacaran? takutnya nanti Rianti keberatan, makanya nanya dulu ka"

Penjelasan yang di beri Via sukses membuat semuanya tertawa apalagi Rianti tertawa sambil menepuk nepuk paha Via.

"Sejak kapan gue pacaran sama Juan si pantat monyet?" Rianti masih tertawa terbahak bahak.

"Kamu ngira mereka pacaran?" Tanya Julia setelah menormalkan kembali dirinya.

Sedangkan laras menggeleng gelengkan kepala.

Hal itu membuat Via kebingungan, kalau mereka tidak pacaran lalu yang kemaren itu ia liat apa?

"Juan dan Rianti itu sepupuan, ayahnya Rianti adalah abang saya" jelas Laras kepada Via.

Via tercengang setelah mendengar pengakuan itu, ia menatap Rianti minta penjelasan.

"Sorry Pia, gue bukan bermaksud mau nutupin dari lo, tapi lagi nunggu momen yang pas buat ngungkapinya " jelas Rianti.

"Udah gue duga sih, pasti lo salah paham gara gara yang kemaren Juan panggil gue sayang" lanjut Rianti menatap Via.














Kalau ada typo komen ya

ig @wp_juanvia



Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now