18. Ruban adhésif

6 3 0
                                    

Hankey terdiam, dia juga terkejut. Apakah benar cerita dari orang ini?

"Emang gitu Han ceritanya? Tuh kan gue bilang juga apa, ga mungkin lo ke rumah sakit cuman karena drop lomba. Pasti karena ada apa-apa" ucap Aza

"Tapi gapapa kok, yang penting dia selamat" ucap Rasya

"Kok Lo diem aja sih Han, bilang makasih dong, setidaknya nyawa lo telah diselamatkan oleh dia" ucap Aza

"Iyaa iya, thanks yaa, gue ga suka utang budi, bilang aja Lo mau apa gue kabulin" ucap Hankey

"Emm kalau itu gue belum terfikirkan untuk minta apa. Aslinya sih ikhlas aja, tapi karena lo nawarin kek gitu, lumayan bisa jadi simpanan pas gue lagi butuh banget" ucap Rasya tersenyum

"Yaudah, nanti kalau gue lupa berarti salah Lo" ucap Hankey

"Kan ada gue saksinya" kekeh Aza

"Lo mau kemana saat itu? Keliatannya buru-buru banget?" Tanya Rasya

Hankey melihat ke arah Aza yang tengah melihati ke arahnya juga.

"Kepo Luh, bodo ah, gue mau balik ke sana lagi." Tukas Hankey sok bete dan kembali ke tempat duduknya

Asyad yang sudah sadar kalau dia sendirian tadi.

"Darimana aja lu?" Tanya Asyad

"Toilet" tukas Hankey berbohong

"Oalaaa"

♡♡♡

Bel pulang telah berbunyi, semuaa orang berbondong-bondong untuk pulang dan menyambut liburan.

Sedangkan Aza langsung menghampiri basecamp nya Hankey yang ada di samping rooftoop.

Dia masuk kedalam dan menjumpai Hankey yang udah ada disana dari tadi. Tak lupa, Aza langsung menutup dan mengunci pintu ruangan itu seperti apa yang udah dibilang Hankey kalau mau masuk kedalam.

"Lo wajib cerita, kenapa" ucap Aza

"Ha?" Hankey bingung

"Yang tadi, alasan Lo kecelakaan" ucap Aza

"Ada deh" ucap Hankey

"Halah, kasih tau ga" ucap Aza duduk mendekat kearah Hankey yang tengah sibuk menggambar pola yang entah dia juga tidak paham akan hal itu

"Gue lagi sibuk Za, bisa nanti aja ga?" Tanya Hankey lirih

Aza malah mendorong-dorong tubuh Hankey dan terus memaksanya untuk mengatakannya.

"Engga mau, cerita in dulu kenapa, udah ini gambarnya nanti aja" ucap Aza mencoba menghentikan tangan Hankey yang tengah memegang pensil.

"Azaa.. lama-lama gue lakban juga mulut Lo" ucap Hankey kesell

"Hankey, pliss cerita, gausah nanggung. Gue ga suka kepikiran terus kayak gini, Lo kan juga tau gue orangnya kepoan" ucap Aza

Namun Hankey tak merespon ocehan Aza. Dia sibuk menggambar pola

Makin kesal karena merasa di kacangin. Dia langsung menarik tangan Hankey dan terus berusaha untuk menggagalkan untuk menggambar. Dia terus menghentikan tangan itu agar tidak memegang pensil.

Karena greget akan hal itu, dia langsung mendorong tubuh Aza hingga terjatuh terbaring di sofa dengan tangan kiri Hankey menyigap dileher Aza, benar-benar dibuat seperti musuh yang tengah berhadapan dengannya.

Deg!

Aza terkejut, dia terbungkam seraya matanya tak lepas dari pandangan dimana dua pasang mata itu saling menatap.

"Ngeyel juga ya kalau dibilang" ucap Hankey lirih

Namun tangannya masih menyigap dileher Aza seperti menjadikan Aza sebagai tahanannya. Aza tak bergerak dari tadi karena saking kagetnya.

Tatapan keduanya tak lepas juga.
Jarak wajah diantara keduanya hanya bisa terlihat dengan beberapa jari, bahkan tidak ada satu telapak tangan.

Hankey membuat pandangan Aza makin buyar karena dia mulai memajukan wajahnya mendekat ke wajah Aza. Hingga dimana bibir mereka hampir bertemu, Aza seketika langsung memejamkan matanya.

Seketika Hankey langsung mengambil lakban dan menutupi mulut Aza dengan lakban itu.

"Makan tuh lakban!" Tegas Hankey

Aza membuka matanya dan terkejut, mulutnya benar-benar dilakban oleh Hankey.

Hankey melanjutkan gambarannya, menghiraukan Aza yang berusaha membuka lakban yang ada di mulutnya itu dengan tangannya.

"Jahat, oke kalau gitu, gue gamau bantuin lo lagi buat ketemu sama mama Lo, terus ga mau dengerin cerita lo lagi. Udah ga penting kan gue?"

Aza ngambek lalu keluar dari ruangan itu. Dia langsung pulang.

♡♡♡

Malam pun tiba, ia telah menyelesaikan rancangan gambar yang telah ia susun sedari tadi.

Teringat akan hal tadi. Dia membuka ponselnya lalu ngechat Aza.

Dia terkejut, karena Aza centang satu. Pp hilang, bio hilang. Dia benar-benar sudah di blok langsung dengannya.

Teringat akan adanya Rasya jadi menganggu pikirannya. Dia takut, kalau setelah itu dia didekati Rasya dan mereka akan dekat.

Tidak! Tidak! Itu bukan kemauan Hankey.

Dia Bingung harus ngapain, dia coba cari lewat Instagram, rupanya akun Aza juga tidak ketemu. Rupanya Aza benar-benar marah tadi. Dia benar-benar telah mengeblok semua akun sosmednya secepat itu.

Hankey langsung turun kebawah. Rupanya sekolah sudah gelap. Dia langsung menuju parkiran dan menghampiri rumah Aza Malam itu juga.

Sesampainya ia di depan rumah Aza, dia menekan tombol bel dan menggedor pintu itu berkali-kali.

Tak lama kemudian, sang pemilik sang pun keluar membuka pintu rumahnya.

"Lo blok semua akun gue? Lo bener-bener marah cuman karena gue lakban tadi?" Tanya Hankey masih tidak percaya secepat itukah Aza marah













♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

AILE Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Belles Ailes🌹💟

AILE Where stories live. Discover now