02

4K 375 6
                                    

.
.
.
.
.
Warning-!!
Chapter ini mengandung kekerasan.
Happy Reading
.
.
.
.
.

Jauh didalam perhutanan terdapat gubuk yang tak disangka sangka memiliki ruangan bawah tanah yang menjadi tempat untuk keluarga Earl membasmi para mangsanya dan disalah satu ruangan terdapat seorang pria paruhbaya dengan tangan yang terikat kebelakang merintih meminta pengampunan kepada pria yang tengah memegang cambuk berwarna merah.

"T - tolong ampuni saya tuan."

CTASS CTASS

Bukannya berhenti pria yang tak lain adalah Aaron De Earl malah semakin gencar melayangkan cambukannya, emosi Aaron semakin menggebu ketika mengingat tubuh penuh darah milik adik kesayangannya itu terpental cukup keras setelah dihantam oleh mobil pria tua didepannya.

"Tidak ada yang menyuruhmu berbicara sialan."

Cambuk merah kebanggaan milik Aaron kini telah ia lempar sembarang arah ketika melihat Jaegas memasuki ruangan tempat ia dan pria tua ini berada, Jaegas datang bersama bawahannya yang sedang mendorong sebuah kotak jeruji yang didalamnya terdapat sepasang lansia, seorang wanita dan tiga orang anak anak dengan keadaan terikat serta mulut tertutup kain.

"LEPASKAN KELUARGA SAY- AAKKHH."

Aaron menendang kepala pria itu dengan kuat hingga tiga gigi pria itu terlepas, berani sekali meninggikan suara kepada ayahnya.

Jaegas menatap jijik pria itu lalu menumpahkan sebuah cairan dengan bau menyengat kedalam jeruji dan melemparkan pematik yang menyala kedalamnya otomatis api langsung melahap semua objek yang berada didalam jeruji itu.

Suara teriakan tertahan terdengar dibalik kobaran api itu, sang pria paruh baya utu hanya bisa menangis tertahan menyaksikan seluruh anggota keluarganya terbakar hidup hidup jika saja ia langsung membawa sang bungsu Earl kerumah sakit dan tidak melarikan diri mungkin kini ia masih bisa berbincang dengan keluarnya tapi nasi sudah menjadi bubur semua harapan itu lenyap begitu saja.

Aaron dan Jaegas menyeringai menyaksikan drama yang ada didepan mereka, anggaplah ini adalah karma karena telah membuat Lion terluka terlepas dari sengaja atau tidak mereka tak peduli karena mengganggu Lion sama saja mengambil cara cepat mendekatkan diri dengan tuhan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mata leon menyelusuri ruangan yang tampaknya tanpa ujung ini dimulai dari dinding lantai hingga atap semuanya bewarna putih.

"Halloo. . ."

Hening

"Mimpi kah??." Batin Leon bertanya tanya hingga tiba tiba bahunya ditepuk dari belakang yang membuatnya tersentak dan langsung berbalik.

Mata Leon seketika berbinar ketika melihat sosok pemuda manis dengan rambut abu abu dan mata biru yang sangat sangat indah, bahkan kalau disuruh memperhatikan mata itu selama seharian Leon tidak akan bosan.

Lion yang mendapat tatapan seperti itu hanya bisa tersenyum lalu menghela nafas mengingat ia tak punya banyak waktu.

"Hai Leon, ini aku Lion nama dari pemilik tubuh yang kamu tempatin sekarang, Leon aku tidak punya banyak waktu tapi aku akan menjelaskan secara singkat dan aku mohon selama aku menjelaskan jangan pernah memotong pembicaraanku mengerti?."

Leon hanya menganggukan kepala sambil terus tersenyum menatap Lion.

"Baiklah yang pertama saat ini kamu telah bertansmigrasi ketubuhku dan sekarang tubuh ini menjadi hak sepenuhnya milikmu Leon karena jiwaku sudah pergi akibat kecelakaan kemarin, kedua protagonis wanita ternyata  juga seseorang yang bertansmigrasi sepertimu Leon dia juga seorang yang pintar memutar balikan fakta dan sialnya aku yang menjadi korbannya, dan yang terakhir tolong wujudkan permintaanku Leon aku ingin dia mendapatkan karmanya karena sejujurnya sebelum aku kecelakaan kami sempat beradu argumen yang berakhir aku terdorong lalu tertabrak oleh mobil."

Alion Az De EarlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang