Ep 32 : Di Luar Rencana

2.9K 275 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya ada yang terjadi pada hari Reyan dan Hadian pergi ke Lounge di PIK tempo hari, atau lebih tepatnya sewaktu mereka pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya ada yang terjadi pada hari Reyan dan Hadian pergi ke Lounge di PIK tempo hari, atau lebih tepatnya sewaktu mereka pulang. Janez secara sukarela mengajukan diri untuk mengantar Reyan ke rumahnya, soalnya ia cukup peka dengan atmosfir menegangkan antara kedua atasannya itu. Ia akan memberikan mereka waktu berdua untuk meluruskan kesalahpahaman, perkara Hadian yang tak mengangkat telpon Markie saat itu. Janez pun membopong tubuh Reyan ke dalam mobilnya, mendudukkan pemuda kecil itu di bangku sebelah pengemudi.

Selama perjalanan, Janez tak lagi mendengar dengkuran halus Reyan. Ternyata lelaki berkemeja putih itu sudah sadar, ia lalu celingukan ke sana kemari dengan panik.

"GUA DIMANA? GUA DICULIK?" ucap Reyan heboh mencari tombol untuk menyalakan lampu mobil.

"Tadi gua disangka bandar pinjol sekarang penculik? Matiin lampunya, silau."

Janez tetap kalem sambil menyetir, sedangkan Reyan masih berusaha mencerna situasi. Ia tatap lamat-lamat wajah sosok di sebelahnya, barulah Reyan sadar betul jika itu benar temannya bukan sesosok kriminal asing yang akan membawanya ke pelabuhan untuk dijual organnya.

"Kepala gua sakit banget dah," ujar Reyan menekan-nekan keningnya.

"Lagian ngapain coba minum sampe tumbang kayak gitu?"

'Gara-gara galauin lu!' teriak Reyan dalam hati.

Baru saja membicarakan tentang Janez bersama Hadian di Lounge beberapa jam lalu, eh sekarang ia malah terjebak berdua dengan si tokoh utama bahan curhatnya. Di tengah lamunannya, Reyan merasakan tangan Janez pada telapak tangannya. Ternyata lelaki itu memberinya sebungkus koyok, Reyan pun menoleh pada sosok yang menjaga pandangannya lurus ke jalanan.

CONTRAST | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang