18. Last Opening Night

122 22 1
                                    

Yeji habiskan hari-harinya sibukkan diri di kedai sebagai seorang pelayan andal, cekatan sekaligus prima

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yeji habiskan hari-harinya sibukkan diri di kedai sebagai seorang pelayan andal, cekatan sekaligus prima. Misi menggalang dana untuk episode di Swedia betul-betul Yeji ambil sebagai keuntungan dan penghalang sedih. Buktinya, ia terlewat sibuk bergulir kesana kemari mengangkat piring kotor, menyatat pesanan, pun berswafoto dengan fans yang mengenali identitasnya. Ditambah, pemandangan dua sejoli penyebab sakit hati tak nampak sesering itu.

Yeji tengah berkutat dengan aktivitas menutup kedai hariannya ketika Jessi eonni menghampirinya. "Yeji-ah~ Katanya nanti malam ada acara minum untuk merayakan hari terakhir bekerja kita. And guess what?"

"Apa?"

"No recording session! Acara kali ini bebas kamera! Bebaslah kita minum-minum sampai tumbang~"

"Daebak! Dimana, eonni?"

"Kedai musuh kita, sayangku. Aku tak sudi membiarkan kedai kita berantakan untuk acara itu! Jadi kabar bagus, bukan?"

Yeji terkekeh pandangi senior satu itu berlagak riang tak sesuai umur. Yeji bersegera rapikan rekapan pendapatan untuk hari terakhir pengumpulan dana kemudian langkahkan kaki mengekor di belakang Jessi yang sudah lebih dari siap menenggap berbotol-botol alkohol penghangat tubuh.

Acara dimulai lekas saat semua lengkap terkumpul. Hongseok membagikan satu dua prakata pembuka sebagai basa-basi sebelum mempersilakan semua untuk menenggap gelas-gelas berisi. Yeji tengah melahap habis gelas ketiganya ketika seseorang mensempilkan diri diantaranya dan Jessi. Tangan sosok tersebut terbuka lebar, pegangi punggung kursi Yeji akrab. Kemudian, wajahnya merekah sempurna di hadapan Hwang Yeji seorang.

"Aku boleh duduk disini?"

Tentu saja itu Choi Yeonjun dengan wajah bodohnya yang tersenyum. Wajah yang sepekan ini coba Yeji usir pergi dari rotasi pikiran agar tak mengusik sama sekali. Wajah itu justru terpampang jelas di hadapannya. Yeji mereguk salivanya. "Ten ... tentu saja. Kenapa tidak?" Yeji tak memandangnya sama sekali. Canggung merebaki seluruh tubuh.

Selama beberapa waktu, tak ada obrolan yang dibuka untuk sekedar basa-basi semata. Kelihatannya, Yeonjun lebih dari tahu gadis di sebelah pun tak ingin memperpanjang kepura-puraan. Masing-masing sibuk dengan yang lain. Jarak dekat tak pula menyirnakan batas-batas yang nampak jelas.

"Kau single, Yeji-ah?" Suara nyaring Kenta membuyarkan renungan Yeji. Matanya berkilas pada Kenta di hadapan. Dahinya berkerut mencerna pertanyaan, lalu ia tertawa sumbang sembari menjawab, "Sebagai artis JYP, sudah jadi peraturan untuk jadi single."

"Masa, sih? Seseorang sepertimu?" Kenta lanjut menekan, sengaja memancing obrolan mendalam. Yeji kembali menenggap ludah perlahan merasakan panas ketika sadar bahwa Choi Yeonjun tengah memperhatikannya lekat-lekat akibat Kenta yang menujukan topik obrolan kepadanya.

"Hey, jangan begitu. Hot people stay single for a long time for a reason, ya know?" Jessi mengajukan banding.

"Sepertimu ya, Noona?" Bongseok mengejek, hasilkan maki-makian Jessi yang tak terima disindir oleh sang junior.

VarietYou (VU)Where stories live. Discover now