Bab 25.

1.9K 232 10
                                    

Hello!







ANTARA DUA CINTA
----------------------




MENTARI semakin naik ke atas permukaan, langit semakin panas dan terik. Kini, udara sudah terkontaminasi dengan polusi polusi asap kendaraan. Jalanan di kota metropolitan sudah nampak macet, klakson mobil dan motor terdengar beberapa saat. Siang hari ini, kondisi tubuh Daniel Bimantara membaik.

Setelah ia berjemur dan rajin menggerakkan tubuh. Beberapa bagian tubuh nya sudah membaik, Daniel senang dengan perkembangan yang terjadi di tubuh nya. Ia tak berhenti nya menggerakkan tubuh kesana kemari untuk memastikan bahwa ia benar benar sudah sembuh.

Pintu ruangan Daniel terbuka, Daniel tersenyum.

" Aku sudah sembuh, bolehkah aku pulang?! " Seru Daniel yang sangat antusias.

Shani terkekeh, berjalan mendekati ranjang Daniel.

" Yakin, sudah sembuh? " Tanya Shani mengintegrasi.

" Iya!, sangat yakin " Jawab Daniel bersemangat.

Shani kembali terkekeh, ia menekan luka Daniel yang berada di perut. Beberapa detik kemudian, Daniel meringis dan mengusap luka nya.

" Katanya sudah sembuh " Cibir Shani sembari terkekeh.

" Udah, berbaring aku mau ganti perban kamu " Ucap Shani.

Daniel membaringkan tubuhnya, perlahan Shani membuka setengah baju Daniel untuk mengganti perban Daniel.

" Aku pulang yaa? " Tanya Daniel.

" Kamu belum sembuh " Jawab Shani tanpa mengalihkan pandangan.

Daniel Menggerutu, Shani tersenyum.

" Gemas " Batin Shani.

Tak lama kemudian, Shani telah usai dengan pekerjaannya. Lalu, ia memberikan beberapa alat yang ia gunakan kepada perawat yang membantu nya. Pandangan Shani teralih ke Daniel, yang tengah memainkan stetoskop milik nya. Shani terkekeh, melihat Daniel yang amat serius memerhatikan stetoskop.

" Gemas sekali, benarkah dia seorang tentara? rasanya mustahil " Batin Shani.

Daniel kembali meletakkan stetoskop milik Shani, mengalihkan pandangannya ke Shani.

" Apa? apakah aku boleh pulang? " Tanya Daniel.

" Belum, istirahat lah atau aku akan membius mu " Jawab Shani mengancam.

Daniel membelalakan matanya, terdiam. Dan berusaha memejamkan mata nya agar tak di bius, Shani terkekeh.

" Istirahat lah, aku akan memeriksa pasien lain " Ucap Shani.

Daniel mengangguk, melihat punggung Shani yang perlahan keluar dari ruangannya. Daniel memerhatikan langit langit kamar, kamar seluas itu hanya di isi oleh Daniel, kedua orang tua Shani berpamitan sebab ada pekerjaan.

Atensi Daniel teralihkan dengan suara ketukan pintu, Daniel mengernyitkan kening nya.

" Cepat sekali ngecek pasiennya, dia memeriksa pasien sampai dalam atau hanya mengintip di pintu saja. Cepat sekali " Monolog Daniel.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Where stories live. Discover now