Bab 27.

2.2K 254 14
                                    

Hello!








ANTARA DUA CINTA







PAGI yang indah, sangat indah. Matahari bersinar dari ujung timur, menyinari bumi. Pagi ini sangat indah, namun tidak dengan suasana hati seorang Dokter Shani Indira. Shani, sudah terbangun dari tidurnya semenjak pukul lima tadi. Ia termenung di atas kasur, mata nya sembab. Kantung matanya, menghitam. Shani tidak bisa tertidur semalam suntuk.

Pikiran nya tertuju kepada sesosok Daniel Bimantara, rasanya masih seperti mimpi. Daniel meninggalkan nya semalam, bukan ke rumah ataupun di panggil sang Jendral. Melainkan, menjalankan tugas negara nya di Lebanon.

Di kamar dengan luas lima meter tersebut nampak lenggang, dan gelap. Shani tak mau bangkit dari kasur, untuk membuka tirai jendela kamar pribadinya yang berada di hotel Atmadewa. Seolah tak mau menerima keinginan Shani untuk tak mau membuka. tirai jendela, hembusan angin dan sinar matahari masuk ke dalam kamar Shani.

Shani terusik, kala sinar matahari menyorot wajahnya. Dengan malas, Shani bangkit dari kasur dan membuka tirai jendela. Pandangan Shani tertuju ke arah helipad, bayangan Daniel berlari ke arah helikopter dan meningkatkan Shani, kembali memutar di otak Shani. Tanpa permisi, air mata Shani jatuh begitu saja. Kembali membasahi pipi nya. Netra Shani terasa perih, kala air mata itu jatuh kembali.

Republik Lebanon, sangat berbahaya. Selain memiliki pesona yang indah, disana sering terjadi peperangan dan penyerangan. Air mata Shani bergelimang, mengingat di Republik Lebanon sangat tak baik. Ia takut kehilangan sesosok Daniel, penyelamat nya. Sekaligus, sesosok laki laki yang berhasil membuat nya merasakan jatuh cinta seperti masa sma sediakala.

Pintu kamar Shani terbuka, sang ibunda Shani masuk ke dalam. Menatap punggung anak perempuan semata wayangnya, Shandra meletakkan nampan yang berisi sarapan di nakas dengan kasur Shani.

" Kau menangis lagi, nak? " Tanya Shandra.

Shani tersentak, menoleh ke arah belakang. Shani menghapus air mata nya kasar.

Shandra tersenyum, meraih tubuh sang putri untuk masuk ke dalam dekapan nya. Mengusap punggung sang putri, dan menepuk - nepuk nya pelan, memberikan sebuah kenyamanan. Perlahan, Shani mulai tenang, Shandra melonggarkan pelukan. Menatap kedua netra sang putri yang sangat jauh dari kata baik.

" Kamu percaya sama Daniel kan? " Tanya Shandra.

Shani mengangguk perlahan, bibirnya masih terasa berat untuk berbicara.

" Jika kamu percaya Daniel, tunggu Daniel pulang. Ia pasti akan pulang, Daniel tak mungkin mengecewakan mu " Ucap Shandra menenangkan putri nya.

Shani mengangguk mantap, Shandra tersenyum. Mengusap air mata putri nya dengan menggunakan ibu jari nya. Usapan sang ibu, selalu membuat nya terasa nyaman.

" Sekarang, pergilah mandi. Dan makan lah, jika kau tak makan, nanti Daniel sedih " Lanjut Shandra.

Shani mengangguk, kemudian ia berjalan ke kamar mandi dengan perlahan. Shandra tersenyum, membuka jendela sekaligus tirai jendela kamar Shani yang lain, agar ventilasi udara masuk ke dalam. Usai membuka ventilasi udara, Shandra beralih menuju merapikan kasur.

Sangat mengangkat bantal yang di kenakan Shani, ia salah fokus dengan dua lembar foto polaroid. Tangan Shandra bergerak mengambil dua foto tersebut, menatap foto tersenyum. Shandra tersenyum tipis.

𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 𝐃𝐔𝐀 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 [𝑬𝑵𝑫] Where stories live. Discover now