1

5.9K 467 49
                                    

Hai readers tersayangku...

Hari ini aku post story ku yang sebenarnya sudah tamat di Karya karsa.
Disini aku akan post setiap 2 minggu sekali. Lalu setiap part di sana akan aku bagi menjadi beberapa part disini. Kalau readers tersayangku ingin membaca lebih dulu sampai tamat bisa kunjungi profil ku disana ya. Ada  6 part di sana dan setiap partnya butuh 50 koin atau kalau di rupiahkan sekitar 5k.
Nah... Selamat membaca ya...



KALUNA PURNAMA 

Kurebahkan kepalaku ke sandaran sofa setelah ku lempar tasku sembarangan. Tubuhku rasanya remuk. Kupejamkan mataku dan membiarkan keheningan apartemen menenangkanku. Perlahan suhu apartemen terasa sejuk pertanda AC yang ku nyalakan saat tiba sudah bekerja. Aku nyaris terlelap saat getar ponsel di meja mengusikku. Masih dengan mata terpejam aku beringsut meraihnya dan tanpa melihat siapa yang menelpon ku aku langsung membawanya ke telingaku setelah menggeser layarnya. 

“Hm? ”

“𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮𝘬𝘢𝘯? "

Aku mengerutkan keningku dan menatap sederet nomer yang tertera di layar ponselku. 

“Laura… ”

“𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘶𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. 𝘋𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘥𝘶𝘳. ”

“Kalau kau hanya ingin membuatku kesal, lebih baik ketutup telponnya. ”

“𝘙𝘦𝘺𝘯𝘰𝘭𝘥 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘬𝘶. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢𝘬𝘶𝘪 𝘔𝘢𝘮𝘢 𝘚𝘪𝘭𝘷𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯… ”

Aku segera mengakhiri panggilan Laura dan menyetel ponselku ke mode pesawat. Kupejamkan mataku, menghalau air mata yang sepertinya akan keluar. Setelah beberapa saat aku meraih ponselku dan membuka pesan dari Laura. Dia mengirim video  seseorang yang meski hanya punggungnya yang terlihat, aku bisa tahu kalau itu memang Reynold. Dia bersama Tante Silvia sedang melihat katalog perhiasan. Ada juga foto berisi jari yang tengah mencoba satu cincin mewah. 

Aku meletakkan asal ponselku di meja dan memilih beranjak untuk mandi. Seharian bekerja membuatku lelah dan sepertinya itu mempengaruhi emosiku. Aku memilih berlama-lama di kamar mandi dan membiarkan guyuran air mendinginkan kepalaku. Saat aku mulai merasa kedinginan, barulah aku mengakhiri sesi mandi ku. 

Aku membungkus tubuhku dengan 𝘣𝘢𝘵𝘩𝘳𝘰𝘣𝘦 dan beranjak keluar kamar mandi. Aku tertegun melihat seorang yang menjadi topik pembicaraan Laura tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselku. Aku mendekat dan duduk di dekatnya. 

“Kudengar kalian akan bertunangan? ”

Dia masih menggulir layar ponselku tanpa sedikitpun menjawab pertanyaan yang kulakukan. 

“Rey… ”

“Jangan pedulikan ucapan Laura, 𝘔𝘰𝘰𝘯. ”

“Kalian mendatangi toko perhiasan. Bagaimana aku bisa tidak memperdulikannya? ”

“Itu hanya rencana mama. ”

“Dan kau selalu diam. ”

“Biarkan saja. Dia hanya menggertak, dia tidak akan berani melanjutkan rencananya. ”

“Kau juga mengatakan  seperti itu saat Tante Silvia mengatur makan malam dengan keluarga Laura tapi pada akhirnya kau hadir kan? ”

Reynold berdecak pelan dan bangkit menuju pantry. Aku menyusulnya dan menyandarkan pinggul ku di meja pantry saat dia mengambil sebotol air mineral dari kulkas dan meminunnya langsung hingga menyisakan setengah isi botol. Dia meletakkan botol air itu di dekatmu dan aku terke siap saat dia mengangkatku dan mendudukkan ku di meja pantry. 

BACK TO YOUWhere stories live. Discover now