Chapter 5 (You And I)

3 4 0
                                    

Aku berjalan cepat menuju rooftop sekolah, hendak meluapkan semuanya. Merenungi semua yang pernah Lena katakan tentangnya, tangisan yang tersedu sedu merupakan gambaran betapa menyesalnya diriku tidak menuruti yang sahabatku katakan, pikirku saat itu.

Tidak begitu lama aku menangisinya bak kehillangan sebuah cincin permata. Notifikasi dari Kak Ezra memecah tangisku, sebuah notifikasi yang berisi tawaran untuk mengajakku ke sebuah restoran dalam rangka merayakan kemenangan tim 11 Perhotelan. Senang rasanya dia masih mengingatku meski nanti disana aku hanya dianggap sebuah teman.

Dirasa sudah cukup, aku pun turun dan kembali ke kelas. Namun sebelumnya aku sempatkan untuk ke toilet hanya untuk sekedar menghapus sisa sisa tangis di wajahku. Keran air aku nyalakan dan disaat yang bersamaan Kate mendobrak pintu toilet dengan kencang, dari tatapannya terlihat dia sedang mengincarku.

Benar dugaanku, dengan amarahnya yang tidak kuketahui sebabnya, dia menamparku dengan keras lalu mendorongku hingga kuterjatuh di pojok toilet. Setelah dia berhasil memojokkanku dia memallingkan wajahnya begitu dekat denganku.

“APA-APAAN SIH, STRES LU YA?” tanyaku dengan nada tinggi

“Sekuat apapun lu teriak, gaakan ada yang bisa selametin lu” katanya sambil menjambak rambutku

“MAU LU APAAN SIH? LEPASIN GAK!!!” ujarku menahan sakit

“Gue gabakal lepasin lu sampai, BERJANJI DI DEPAN GUE UNTUK JAUHIN EZRA!!!” ujarnya yang tiba tiba berteriak

“Hahahahaha. Sampai kapan lu ngejar dia? Kalau dia aja gaada rasa ke lu!!” jawabku

“Sampai kapanpun, dan apapun itu caranya, He must be mine!!” balasnya, sambung

“Tapi setiap gue mau deketin dia, lu selalu muncul untuknya, karena itulah gue habisin lu dulu supaya mulus rencana gue” ancamnya

“Hahahahah, hahahahaha, lawak gaada guna, sekarang aku tanya lagi, sampai kapan lu ngejar Ezra, KATE!?!?” ujarku terbahak bahak, sambung

“Kamu ngejar ngejar dia, tapi dia gaada rasa sama kamu, dia sudah menaruh hatinya pada seorang gadis lain, hahahaha” sambungku

“MAKSUT LU APAAN HAH?” ucapnya dengan nada tinggi dan siap menamparku

“Apa?? mau nampar? Silahkan!!” jawabku

“GUE BAKAL HABISIN LU SEKARANG JUGA, DAN GUE JUGA BAKAL BIKIN PERHITUNGAN ATAS SEMUA GAGALNYA RENCANA GUE ” balasnya dengan wajah penuh emosi

“Silahkan, dan oiya kamu bilang aku gabisa keluar dari sini kan?” kataku

Dengan kuku ku yang tajam, terpaksa aku melukai pipi ku sendiri, hal itu menyebabkan luka cakaran yang panjang, mulai ujung mata hingga samping mulut. Meski tidak berdarah hanya memar cakaran namun cukup rasanya menahan rasa perih, aku pun mencoba berteriak minta tolong meski pipi dan punggung terasa sakit akibat benturan dinding.

“Sakit, tolong, Arggghhhh, sakit” ucapku lirih. Ternyata rintihanku didengar oleh Tuhan, Dia mendatangan seorang laki laki, lalu laki laki itu mendobrak pintu toilet, dan mendapatiku sedang tersungkur lemas di pojokan.

“Rachel?? hei hei kamu gapapakan?? look at me please, kok bisa kaya gini sih” ujarnya panik

“Kak sakit, tolong arghhh” ucapku kesakitan

“Pipi kamu kenapa Rachel, sampai memar cakaran gini” ujarnya lagi semakin panik

“Kakak aku dipukulin sama dia” jawabku sembari menunjuk Kate

“Atas dasar apa dia mukulin kamu” ucap Kak Ezra sembari melirik tajam Kate

“Gatau kak, aku diancam mau dibunuh sama dia” jawabku

EZRA ARKASA (A Main Target For Be Mine) ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora