Prelude

249 34 84
                                    

Reyner Sumanjaya tidak mabuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Reyner Sumanjaya tidak mabuk.

Dia tidak minum, bukan karena usianya masih 16 tahun. Pemuda generasi keempat keluarga milyuner Sumanjaya itu bahkan sudah diajari ayahnya minum sejak 14 tahun, beberapa bulan sebelum bocah itu pergi ke London untuk melanjutkan SMA nya.

Reyner ingat malam itu momi dan daddynya bertengkar hebat karena masalah ini. Syeden Sumanjaya berpendapat bahwa dengan mengajari anak laki-lakinya minum sejak dini, tak akan membuat anak itu rusak, dia hanya ingin Reyner yang beranjak remaja tak norak ketika berada di luar negri. Syeden ingat, dia pernah melewati dua tahun pertama SMAnya di London, sebelum akhirnya pindah ke Singapura, karena sesuatu yang tak pernah diceritakannya kepada Tria. Waktu itu banyak anak di bawah umur yang sembunyi-sembunyi untuk minum termasuk dirinya. Syeden merasa dia norak, sebab ternyata rasa minuman haram itu biasa-biasa saja. Jadi dia memutuskan untuk menunjukkan rasa miras itu kepada Reyner sejak dini agar dia tahu rasanya sehingga tak terlalu penasaran dan yang terpenting Reyner jadi tahu toleransi alkoholnya sendiri.

Reyner muda menonton keributan itu sambil menyesap vodca, tapi akhirnya pilihannya jatuh kepada beer yang menurutnya lebih enak. Di ruang billyard di basement rumah besar
Sumanjaya itu, lagi-lagi Reyner harus melihat perdebatan demi perdebatan.

Ruangan itu kedap suara, jadi Oma dan Opanya serta kakak perempuannya yang sedang tidur di lantai atasnya tak mungkin terganggu.

Reyner dan kakaknya, Skyline Sumanjaya tak kaget lagi dengan semua ini. Ayah dan Ibunya sungguh air dan api, tapi airnya air keras. Anak laki-laki pewaris harta milyaran itu sudah menyaksikannya mungkin sedari bayi, bagaimana orang tua mereka terus berdebat dan entahlah, mereka terus bersama, di lain waktu mereka sangat terlihat mencintai satu sama lain seolah lupa dengan segala pertarungan sengit yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Namun setelah itu semua, sebagai ora
ng tua, Tria dan Syeden terbilang baik, mereka dekat dengan anak-anaknya, melibatkan semuanya duduk bersama untuk berdiskusi mengenai segala keputusan yang akan diambil oleh keluarga mereka. Makanya, Elin maupun Reyner tak pernah menganggap sebuah pertikaian adu mulut adalah kiamat.

Ini adalah cara Syeden dan Tria berkomunikasi.

Kembali ke Reyner dan pesta yang dihadirinya di sebuah executive club. Ini adalah sebuah pesta ulang tahun, tapi bukan ulang tahunnya. Ini pesta ulang tahun ke 50, Yehezkiel Pascalio, atau yang biasa dipanggilnya dengan sebutan Om Yolie, sahabat dekat ibunya, sekaligus rekan bisnis ayahnya.

Om Yolie tentu saja seperti keluarga baginya. Konon kerajaan bisnis Sky Studio yang membuat ayahnya tak perlu sibuk dengan warisan di Sumanjaya Grup adalah buah dan ide gagasan dari Om Yolie nya itu.

Om Yolie dan tante Bhia sudah lama pindah ke Kota J, sejak bisnis Sky Studio yang awalnya hanya berupa sebuah studio mewah di atas bukit itu berubah menjandi frenchaise menggurita di bidang-bidang lainnya, membuat Syeden dan Kaisan, anggota kongsi lainnya kewalahan.

Trepidation (extended)Where stories live. Discover now