🩶 04. Jadi teman ☕︎

87 51 12
                                    

Happy reading.🌷

🤎🤎

Taksi itu berhenti di sebuah gedung terbengkalai sesuai arahan ralleta

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Taksi itu berhenti di sebuah gedung terbengkalai sesuai arahan ralleta. Setelah membayarnya ralletta turun dan menatap gedung di depannya.

"Kita ngapain kesini nona??" Ralletta mengabaikannya dan masuk ke dalam gedung. Arshaka mengekori ralletta.

Gedung itu tampak terbengkalai seperti bangunan yang belum selesai di bangun, tapi di saat mereka sampai di lantai paling atas, arshaka sedikit kagum melihat ruangan itu.

Ruangan itu tampak mewah mengkilap. Semua barang berwarna hitam, dari sofa, meja makan, televisi, kulkas dan ada dapur kecil di sudut ruangan, juga ada lemari besar dengan pintu kaca yang transparan. Dari yang arshaka lihat, isi nya adalah beberapa macam baju dan beberapa pajangan di rak lain.
Ini benar benar seperti rumah kecil yang minimalis dan lengkap.

Ralletta menjatuhkan badan nya di sofa dan memejamkan matanya sejenak. Arshaka memperhatikan sekeliling ruangan sembari berdecak kagum. Ralletta membuka matanya dan melihat arshaka yang sedikit ling lung memperhatikan ruangan ini.

"Alay lo." Ralletta berdiri dan berjalan ke arah jendela full kaca yang transparan, sehingga ia bisa melihat keadaan di luar.

Arshaka hanya terdiam mendengar sindiran ralletta, karna memang benar, mungkin terkesan alay, tapi ruangan ini benar benar mewah, menurut arshaka.

Arshaka mendekat ke arah ralletta kemudian berdiri di samping nya dan melihat jalanan seperti yang di lakukan ralletta "Ayah beli gedung ini selama krisis ekonomi." Ralletta berbicara tanpa menoleh sedikit pun.

"Ayah rencana nya mau renovasi gedung ini jadi apartemen kelas atas. Ayah nyuruh gue pilih salah satu lantai manapun di gedung ini. Kata ayah dia bakal bikinin kamar khusus buat gue, kamar yang beda dari kamar yang lain." Nada suara ralletta terdengar sendu.

"Lantai ini yang gue pilih, paling atas. Disini, ayah janji sama gue, dia bakal bikinin ruangan yang mewah di lantai ini, kalo umur gue udah 18 tahun. Tapi..." Ralletta menjeda perkataan nya.

"Ayah ditembak di hari ulang tahun gue yang ke tujuh belas!" Ralletta memutar badannya menghadap arshaka. Arshaka memutar kepalanya menghadap ralletta. Mereka berhadapan.

"Menurut lo, perasaan gue gimana?! Ayah gue meninggal di hari ulang tahun gue shakaa!!"

"Saya turut berduka cita no-- "

"Cih, cuma itu yang mau lo katain?!" Ralletta pergi meninggalkan arshaka yang cengo, dan menaiki tangga menuju rooftop. Arshaka setia mengikuti ralletta.

Ralletta melipat tangan nya di dada, menutup mata, dan menikmati angin sepoi sepoi di sore hari. Langit sore ini berwarna jingga yang cantik, membuat siapapun betah berlama-lama menatapnya.

Guarded By loveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora