Part 11

1.8K 45 2
                                    

Di meja makan, Nicholas dan Emuel begitu menikmati masakan Clara, bahkan sesekali Nicholas mengangguk yang artinya Nicholas benar-benar menikmati.

Clara juga ikut makan di sebelah Nicholas, Pandangan Clara serasa lemas dan tak memiliki energi.

Nicholas melirik sejenak lalu membuang pandangan nya.

Tapi.

Tunggu.

"Kenapa ada darah di bibirnya, aku belum memukul nya hari ini." Batin Nicholas bertanya-tanya, sekali lagi Nicholas melirik Clara.

"Kenapa bibirmu?" Tanya Nicholas sambil minum tanpa melihat Clara.

Clara melirik Emuel, Emuel hanya santai tanpa memberi respon apapun.

"Aku terbentur, ya... Aku terbentur." Bohong Clara.

"Pembohong yang handal." Batin Emuel menyeringai.

"Aku ingin pergi keluar hari ini, bebaskan aku, kau juga tidak bisa mengunci ku terus seperti ini bukan?" Kata Clara memasukkan sesendok nasi di mulutnya.

"Kau boleh keluar jika aku mengizinkanmu." Balas Nicholas meletakan sendok dan garpu.

"Kalau begitu izinkan aku keluar, aku meminta izin." Cetus Clara juga meletakan sendok dan garpu.

"Clara, kau harus menuruti majikan mu." Bantah Emuel dengan tatapan siap membunuh kesal.

"Tenanglah Emuel, kita beri saja sedikit kebebasan jalang ini, asal kau tidak lupa saja bagaimana caramu melayaniku. Kau boleh keluar malam ini, waktu paling lambat adalah jam dua belas malam, jika kau terlambat satu menit, maka anggap satu menit adalah satu ronde kita bercinta." Senyum jahat Nicholas, yang hanya menguntungkan dirinya sendiri.

Clara pergi dari dua pria itu, ia berganti pakaian, jam menunjukan pukul sembilan malam, artinya masih ada tiga jam untuk bernapas dari penderitaan Nicholas.

Clara segera berjalan pergi menuju toko perhiasan terdekat, ia tak mau membuang waktu.

"Aku mau menjual ini." Ucap Clara melepas kalung di leher.

"Baik nona, tunggulah, akan kami hitung." Balas perempuan berseragam coklat itu.

"Hanya laku $250 dollar nona." Kata perempuan itu sesudah mengotak-atik dengan kalkulator.

"Apaa? $250 dollar? Aku membelinya dulu tiga kali lipat dari harga ini." Ketus Clara membuka mata.

"Maaf nona, tapi harga akan turun jauh jika tanpa surat." Penjelas pelayan itu.

"Ah sudahlah, aku mau." Balas Clara cepat, ia tak punya banyak waktu.

Clara ingin saja berlari ke arah kantor polisi, tapi mustahil, mana mungkin polisi percaya.

"Clara." Panggil pria dari belakang.

"Rado?" Balas Clara.

"Sini." Pria itu mengandeng tangan Clara.

"Namaku bukan Rado, aku hanya ngasal, nama asliku adalah Zach."

"Zach?" Clara mengulang nama itu.

"Ya, kau bisa memanggil ku itu." Zach mengangguk.

Zach berniat mengajak Clara makan malam, namun Clara menolak karena ia sudah kenyang, akhirnya Zach mengajak Clara berjalan-jalan membeli sebuah jaket.

"Setelah insiden itu, aku mengikuti mobil yang kau tumpangi, aku selalu memperhatikan rumah itu, aku tak berani datang, aku selalu menunggumu keluar dari rumah, entah keajaiban apa yang bisa membuatku bertemu denganmu lagi Clara." Perjelas Zach dengan begitu jujur dan sedih.

"Aku bisa membantumu keluar dari pria itu, aku akan membantumu." Ucap Zach mengandeng tangan Clara dan berjalan di sisi Clara.

"Zach, aku tidak bisa keluar dari pria itu, dia mempunyai semua akses tentangku." Balas Clara sedih.

Clara ingat, bahwa satu-satunya cara agar ia bisa lepas dari Nicholas dan Emuel adalah, mencari bukti bahwa Clara tidak pernah melakukan sex dengan pria lain, saat kejadian keluarga Emuel mem-fitnah nya.

"Clara." Panggil Zach.

"Zach, aku tahu ini sulit, tapi aku berharap kau membantuku." Pinta Clara mengenggam erat tangan Zach.

"Aku akan membantumu Clara, apapun itu." Balas Zach dengan yakin.

Clara mulai menceritakan langkah awal yang harus di lakukan Zach, ini sulit, tapi Clara yakin, setelah semua bukti ini terbuka, Nicholas dan Emuel akan berhenti menganggu hidup nya.

Pukul 11.30

Alarm kecil jam tangan Clara berbunyi.

"Zach aku harus pergi, berapa nomormu?" Tanya Clara terburu- buru.

Saat Zach memberi nomornya, Clara langsung berlari menjauh, Clara harus bertemu Nicholas sebelum pukul dua belas.

"Taksi." Ucap Clara lalu memasuki mobil.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Clara menarik napas dalam-dalam dan memasuki rumah Nicholas.

"Kau telat lima menit." Ungkap Nicholas di depan sofa dengan posisi duduk menggoda.

"Jam ku sebelas lebih empat puluh menit." Clara menaikan pergelangan tangan nya.

"Jam mu rusak, saat aku duduk tadi menunjukan dua belas lebih lima." Ucap Nicholas memberikan bukti, ia membuka ponsel, jam, televisi, bahkan jam dinding di ruang tamu juga menunjukan hal yang sama.

"Sial, bodoh, kenapa aku baru sadar bahwa jam-ku rusak, padahal Luca sudah sempat berkata padaku." Batin Clara dengan kaki bergetar.

"Lima ronde." Bisik Nicholas tersenyum bak iblis.

"Nic." Sahut Clara.

"Kumohon, jangan lakukan itu Nic." Clara menundukan kepala.

Nicholas mengeser rambut Clara dan mencium lehernya.

"Lima ronde Clara, aku sudah menyiapkan banyak kejutan malam ini." Nic segera membopong tubuh Clara menuju kolam renang.

"Nicccc lepasss!! Lepasss!!" Clara memukul dada bidang Nicholas, namun percuma, itu hanyalah sia-sia.

"Emuel, ambilkan peralatanku!" Teriak Nicholas keras, dan mencengkram rahang Clara.

"Siapkan fisik mu Clara, terhitung detik ini, kau tidak akan bisa berjalan  tiga hari." Tegas Nicholas begitu beringas.

______________________________________

TBC

VOTE DAN KOMEN

FOLLOW MY IG: HES_REE

I Bought Your Body | Open P-OWhere stories live. Discover now