Halte dan hujan

0 0 0
                                    

Hari ini hujan turun membasahi bumi, lagi-lagi aku terjebak di halte.

Hujan ini seperti menemaniku yang sedang bersedih, hari ini tepat dua tahun dia pergi dan entah kapan kembali.

Aku selalu menantikan kedatangannya, tempat ini merupakan saksi bisu pertemuanku dengannya.

Flashback on

Hari itu aku memenangkan kontes menyanyi, aku sangat senang karena bakatku diakui.

Aku berjalan dengan riang menuju halte, disana aku melihat seorang gadis dengan hoodie hitam duduk sambil mendengarkan musik dari earphonenya.

Aku mendudukkan diriku di sampingnya, aku terus memperhatikannya yang tidak peduli pada sekitarnya.

Tiba-tiba saja hujan turun sangat deras, aku dan dia terjebak di halte karena hujan yang tak mau berhenti.

Aku merasakan hawa semakin dingin, tapi aku tetap stay cool tentunya.

"Kau kedinginan?" Kata gadis itu.

Aku menolehkan kepalaku dan menunjuk diriku sendiri, memastikan jika memang aku yang dia ajak bicara.

"Iya kau" Kata gadis itu lagi.

"Eh? Enggak kok, biasa saja" Kataku sambil menatapnya yakin.

Tapi sayangnya bibirku malah bergetar dan gigiku bergemeletuk, sepertinya badanku tidak bisa diajak kerja sama.

Aku melihat gadis itu membuka tasnya dan mengeluarkan jaket dark blue, dia menyerahkan jaket itu ke hadapanku.

"Pakai" Kata gadis itu singkat.

Karena aku memang merasa kedinginan, jadi aku langsung menerima jaket itu dan memakainya.

Wah jaketnya seukuran denganku, aku menoleh dan menatapnya dengan senyuman manis.

"Pas kan?" Kata gadis itu lagi.

"Iya pas, ukurannya XL ya?" Kataku.

"Iya, baguslah kalau pas" Kata gadis itu.

"Emh, makasih. Nanti aku kembalikan ya, namaku Gibran" Kataku memperkenalkan diri pada gadis itu.

"Namaku Sky" Kata gadis itu.

Oh jadi namanya adalah Sky, gadis ini terlihat sangat cuek ya.

"Mau temanan?" Kataku sambil menatapnya penuh harap.

"Hm, ya" Kata Sky.

Aku sangat senang mendengarnya, entah kenapa dia adalah orang pertama yang membuatku merasa nyaman selain keluargaku.

"Hujannya sudah berhenti, aku pulang ya" Kata Sky yang langsung beranjak pergi tanpa menerima jawabanku.

Mulai dari hari itu setiap bertemu di halte, kami akan saling sapa dan mengobrol bersama.

Semakin lama kami semakin akrab, ternyata Sky gadis yang menyenangkan dan hiperaktif.

Saat pertama kenal mungkin kau akan mengira dia cuek, tapi saat sudah semakin lama mengenalnya maka kau akan tau dia orang yang tak bisa diam.

Pertemuan kami terus berlanjut hingga hari kelulusan, setelah lulus aku ingin memamerkan piagam yang aku dapat.

Tapi aku tak mendapati gadis itu di halte, aku hanya berjalan menuju halte dan duduk disana.

Aku berharap dia datang walaupun terlambat, tapi sampai malam pun dia tidak juga datang.

Aku selalu menyempatkan diri ke halte, menanti kedatangan gadis yang selalu ada di hatiku.

Entah dari kapan aku mulai mencintainya, kenapa aku menyadarinya saat dia pergi.

Rasanya sudah terlambat, aku tidak tau apakah akan bertemu lagi dengannya atau tidak selamanya.

Flashback off

Walaupun bersedih tapi ada juga rasa bahagia, setiap hujan turun dan menjebakku di halte ini selalu membuatku teringat dengannya.

Halte dan hujan selalu mengingatkanku pada dirinya, tentang hujan yang menahan diriku dan dirinya.

Kebersamaan yang aku lalui bersama dirinya, semua kenangan manis kami di halte terekam jelas di memoriku.

Aku bisa tersenyum sepanjang hari, karena hujan pernah menahanmu di sini untukku.

Di halte ini hanya kau dan aku, kita berdua membuat moment yang menyenangkan.

"Kau masih sering kesini?" Kata seseorang yang tiba-tiba datang mendekatiku.

Suara itu...

Suara yang sangat aku kenali, apakah ini beneran dia?

Tanpa aku sadari air mata sudah tumpah membasahi kedua pipiku, entah ini hanya mimpi atau sebuah kenyataan.

Yang pasti aku bahagia, bahagia akan kehadirannya.

The end

Story by Khun_Anyuha

Just a dream☆Where stories live. Discover now