02. Didatangi anak kecil

442 20 0
                                    

˙˚ "Gimana kalau kita culik anaknya?"

Di pagi hari ini tepat di pukul 8 pagi, San tiba-tiba datang ke rumah Wooyoung, ia langsung menyelonong masuk layaknya seorang pencuri

Sebenarnya tidak tiba-tiba sekali, kemarin San sempat bertanya kepada Wooyoung besok free atau tidaknya, pasti ada sesuatu

Tapi tetap saja itu mengagetkannya, Wooyoung hampir melempar San dengan sebuah remot yang ia mainkan dari tadi

"Ayoo kita piknik kayak biasaa~" San merajuk sembari menggoyang-goyangkan lengan Wooyoung yang masih saja sibuk dengan televisinya

"Aku males beli-beli makan buat disana nanti Saaannn" ujar Wooyoung dengan ekspresi cemberutnya

Akhirnya San berhenti menggoyangkan tangan kekasihnya "kata siapa kita beli dulu?" Wooyoung menoleh heran

"yaiyalah, masa kita ke tempat piknik cuma bawa tiker? Terus kita ngapain disana? Ngelamun sampai tidur? Kayak orang ngungsi dong! Kita per-" Wooyoung berhenti mengomel ketika sesuati yang halus menyentuh bibirnya

Iya, dia terdiam setelah San mengecup bibirnya supaya diam "berisik cil, aku udah nyiapin semuanya, tinggal tikernya aja ada di kamu" balas San

"oh udah? hehe" Wooyoung tertawa sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Dia langsung mematikan televisi yang sebenrnya tidak ditonton mereka, melainkan menonton mereka "kamu tunggu disini, aku mau ganti baju terus siap-siap"

San sontak berdiri "mau liat!" keduanya terdiam sementara "maksudnya mau ikut kamu siap-siap" walaupun begitu, Wooyoung tetap mengambil bantal dari sofanya lalu melemparkannya pada San

"Orang aneh!"

Selesai San memarkirkan mobilnya..ah, bukan mobilnya, melainkan mobil ayahnya yang ia pinjam karena motornya sedang di bengkel

San sudah turun sebelum kekasihnya siap untuk turun "ish, itu bocah kenapa cepet-cepet banget sih" gumam Wooyoung

Namun tanpa disangka, tidak tahu ide dari mana, San membukakan pintu untuk Wooyoung

San membungkukan badan layaknya seorang pangeran yang membukakan pintu kereta kuda untuk putri tercinta yang akan memasuki istannya

oke, cukup.

"Terimakasih, pak" ucap Wooyoung seraya menerima uluran tangan San lalu menutup pintu mobil tersebut

Namun tidak lama dari itu, wajah San berubah, dahinya mengernyit "kok 'pak' sih?" tanyanya

Wooyoung menatapnya heran "lagi jadi bodyguard aku kan?" mendengar itu, San langsung merangkul kekasihnya lalu ia acak-acakan rambutnya

"eh argghh, iya ampun, ampun.." serangan itu pun masih berlanjut "AMPUN IH!" Wooyoung menggigit tangan San yang merangkulnya

"aw! ehe iya maaf" akhirnya San berhenti lalu merapikan rambut kekasihnya yang sudah seperti singa

Sesampainya di taman, mereka menemukan tempat kosong di dekat pohon yang teduh, tepat di depannya ada sungai yang jernih, itu titik favorit mereka

Mereka pun menggelarkan tikernya lalu menyimpan makanan dan minuman di atasnya, akhirnnya mereka duduk berdua dan mulai mengobrol santai sembari menyantap makanan mereka

Namun di tengah ketenangan, tiba-tiba ada dua anak kecil yang menghampiri mereka dengan semangat, mereka berempat saling bertatapan sebelum Wooyoung menyapa "hai..?"

"Main yuk kak" ajak salah satu dari anak itu yang membuat Wooyoung menatap San, San pun menatap Wooyoung "main?"

"Nama kalian siapa? orang tua kamu dimana??" tanya Wooyoung sembari menarik anak yang tadi mengajak mereka bermain

"aku Arin!" jawab anak itu dengan semangat "dia Ayun" Arin menunjuk ke Ayun yang kini duduk di depan San

Ayun menatap kedua pasangan itu lalu tersenyum "kalian udah nikah?" Wooyoung tersedak mendengar kalimat pertama yang keluar dari Ayun

"Nikah?" tanya San disusul dengan tawanya "kita..uhuk..belum nikah" balas Wooyoung di sela batuknya

"kakak kayak pangeran" ujar Ayun sembari memainkan rambut San, yang merasa terpuji itu tersenyum bangga sembari melirik Wooyoung

Yang diliriknya tentu saja tidak mau kalah "aku? Aku gimana?" Ayun memindahkan atensinya "kak...princess"

Wooyoung melongo, sedangkan San tertawa puas "loh kok princess? kenapa ga p-" balasnya tidak setuju

"Kakak cantik!" potong Arin sembari mendorong Wooyoung pelan

San berbisik kepada Wooyoung "gimana kalau kita culik anak-anak ini?" sebuah pukulan mendarat di kepalanya

Tidak lama dari itu, ada satu anak laki-laki yang datang "yak Arin, Ayun, kalian kok ga ngajak aku?!" teriaknya

Lalu ada seseorang lagi yang datang menyusul anak itu "eh astaga maaf, Arin, Ayun ayo pulang~! ayah kalian nyariin loh" ujar orang itu

"ayah Hong bukannya dari tadi pacaran terus sama papa?" dia menggaruk tengkuknya sambil tersenyum canggung, sementara Wooyoung dan San tertawa puas

"Dasar bocah" bukan hanya bocah-bocah nakal itu, tapi bocah-bocah yang tertawa juga

"Tinggalin aja itu bocilnya Hwa, nanti bi- aduh! Jaeyul diem dulu" akhirnya Ayahnya itu datang, namun setelah dia menyusul, anak laki-laki itu menyerangnya

"Ayo pulang" Akhirnya anak-anak itu pergi ke sisi papanya lalu melambaikan tangan "dadah kakk"

"Dadaahh" Orang tua mereka tersenyum lalu membungkuk kepada Wooyoung dan San, dibalas dengan hal yang sama

"lucu ya mereka"

•••

˙˚ Jagalah anak kalian dari WooSan, takutnya nanti di culik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

˙˚ Jagalah anak kalian dari WooSan, takutnya nanti di culik.

woosan itu.. Where stories live. Discover now