Bagian 2

70 22 72
                                    

Ada yang menabrak entah itu sengaja atau tidak. Tidak sakit sih. Tapi ucapan selanjutnya dari orang itu berhasil membuatnya kesal.

"Aduh, dasar pendek."

Avyanna membalikkan tubuhnya dan menarik kasar bahu orang itu.

"HEH! MA-baa.... "

Avyanna tercengang melihat orang yang menabraknya tadi.

Astaga! Tampannya orang nih, batin Avyanna.

Tanpa sadar, Avyanna menatap pemuda yang menabraknya tadi cukup lama. Pemuda itu kebingungan kemudian melepas earphone yang ada di telinga dan melambaikan satu tangan ke depan wajah Avyanna.

"Kak? Ada apa ya?" tanyanya sopan.

Avyanna berkedip beberapa kali, bahaya banget mukanya buat jantung. Namanya siapa ya?

Matanya kini beralih ke sebuah nametag milik orang yang berada di depannya. Ah, jadi nama dia Cleo Reska, anak sastra. WAH ANAK SASTRA?! FIX, KALAU GUE PACARAN SAMA DIA BISA DI KASIH KATA-KATA ROMANTIS TIAP HARI.

Masih dengan mata yang terfokus ke nametag itu, Avyanna tertawa geli sendiri karena pikiran anehnya tadi. Pemuda itu mundur beberapa langkah ketika melihat Avyanna yang seperti itu.

"Kak? Gapapa kan?" tanyanya sambil mundur perlahan-lahan. Tidak ada jawaban, Avyanna masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kakak pasien dari rumah sakit mana? Kok bisa sampai sini?" tanyanya lagi.

Avyanna tersadar. Avyanna menarik tangan maba itu agar tidak menjauh.

"Gue masih waras ya," ucapnya.

Pemuda itu hanya tersenyum kikuk.

"Kakaknya ketawa sendiri sih."

"Masa iya?" tanya Avyanna tidak percaya.

"Iya seriusan."

Avyanna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan membatin. Kebiasaan yang sungguh memalukan, SUNGGUH TERLALU.

Cleo terkekeh melihat respon dari Avyanna. "Kakak kenapa tadi narik bahu aku?"

Ah, Avyanna jadi melupakan hal penting itu. Avyanna melipat kedua tangannya dan memasang ekspresi marah.

"Tadi lo nabrak gue dan bilang gue pendek, masa lupa?" jawabnya dengan nada marah.

"Ouh itu, maaf ya tadi aku sibuk baca novel di Handphone ku. Aku gak bermaksud ngatain kakak. Aku lagi ngatain yang ada di novel ini nih," Cleo menunjukkan layar handphone nya.

"Jadi gitu."
"Kalau gitu gue juga minta maaf karena narik lo tiba-tiba."

"Iya kak gapapa."

"Yaudah gue pergi dulu, mau ke perpustakaan."

Avyanna pergi tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya, tanpa melihat Cleo yang melambaikan tangan ke arahnya.

Akhirnya kita bisa ketemu lagi ya, pemuda itu tersenyum.








~~~~~








Avyanna menghela nafas lega ketika dosen keluar dari ruangan. Kelasnya baru saja selesai. Tetapi ada tugas kelompok yang menanti. Avyanna berdecak kesal ketika mengingat hal itu.

Tapi satu hal yang patut di syukuri oleh Avyanna adalah tugas kelompoknya kali ini dia satu kelompok dengan teman-temannya yang dikenal sebagai anak ambis. Ya, circle mereka ini memang dikenal karena prestasinya. Mereka berempat bahkan selalu berada di 4 urutan terpintar di sekolah SMA mereka dulu.

| Avyαnnα | Where stories live. Discover now