22"Cemburu"

280 41 5
                                    

"Kamu pulang aja duluan. Nanti aku juga dijemput," ucap Haru.

"Bagaimana jika paman antar Haru pulang? Haru mau?"

Haru diam. Ia tampak bingung ingin mengiyakan atau tidak ajakan Taehyung.

"Ayo ikut aja Halu. Nanti aku ajak beli es kelim. Enak lo," Sunghoon juga ikut membujuk Haru.

Haru merasa kasian pada Sunghoon, karena ia sudah sering menolak ajakan pamannya untuk mengantarnya pulang.

"Ya udah deh. Aku mau. Tapi jangan lama-lama beli es krimnya ya. Nanti appa kelamaan nunggu Haru di rumah,"

"Iya. Gak lama kok," jawab Sunghoon.

"Ayo kita pergi sekarang," ajak Taehyung. Haru mengangguk mengiyakan.

Taehyung senang sekali ketika melihat Sunghoon yang kegirangan karena akhirnya Haru mau diantar pulang bersamanya.

-
-
-

Di sebuah kedai sederhana, kini Seokjin duduk berhadapan dengan ibunya. Seokjin sengaja mengajak ibunya ke kedai favoritnya bersama Haru. Selain makanannya enak, harganya juga murah, dan pemilik kedai sangat mengenal Seokjin juga Haru.

Sejeong mengedarkan pandangannya ke sekeliling kedai, karena dirinya baru pertama kali ini makan di sebuah kedai  sangat sederhana. 

Seokjin mengerti jika ibunya merasa sedikit risih jika makan di tempat yang tidak pernah dikunjungi oleh ibunya.

"Apa eomma ingin kita pindah tempat saja?" tanyanya.

Sejeong tersenyum dan menggelengkan kepala, "Tidak perlu. Jika kau suka makan di sini, maka eomma juga akan makan di sini," jawabnya.

"Maaf ya eomma. Sekarang ini aku tidak bisa mengajak eomma makan di rumah makan tempatku bekerja. Aku tidak ingin membuat eomma malu di depan teman eomma," ucapnya.

Sejeong diam. Matanya berkaca-kaca menahan tangisnya. Ia semakin merasa bersalah pada anaknya.

"Tapi eomma jangan khawatir. Makanan di kedai ini semuanya sangat  lezat," ucapnya dan tersenyum lebar.

Sejeong memegang kedua tangan Seokjin, "Eomma minta maaf..."

"Eomma  telah membuat  hidupmu menderita. Eomma membuat hidupmu susah. Eomma..." ia tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia menangis di depan sang anak yang begitu ia rindukan.

"Eomma tidak salah. Eomma jangan pernah merasa bersalah padaku," ucap Seokjin yang berusaha tidak menangis di depan ibunya.

"Bahkan aku berpikir, kejadian ini memberiku pengalaman, bagaimana rasanya menjadi orang tua," ucapnya lagi, seraya menyeka air mata ibunya.

"Haru..." ucapnya terhenti sejenak.

"Gadis kecil itu membuat hidupku lebih berwarna eomma. Aku bahagia saat merawat dan membesarkannya. Haru adalah gadis kecilku yang hebat..."

"Apa kau benar-benar menyayanginya?" tanya Sejeong dan Seokjin mengangguk tegas.

Sejeong tersenyum bangga padanya. Ia dapat melihat, bahwa kejadian tersebut membuat anaknya bersikap lebih dewasa dan bijaksana.

"Eomma bangga padamu, nak." ucap Sejeong.

"..." Seokjin tersenyum haru saat ibunya memujinya.

"O iya. Bagaimana kabar appa?"

Sejeong menghela napas saat mendengar pertanyaan anaknya.

"Appa pasti  belum bisa memaafkanku,"

Sejeong menepuk pelan punggung telapak tangan Seokjin, "Eomma akan berusaha membujuk ayahmu, agar mau memaafkanmu. Eomma...ingin kau dan Haru tinggal bersama eomma dan appa di rumah,"

"The Regret" (YoonJin Brothership)Where stories live. Discover now