bab 8 Tidak selamat

189 12 16
                                    

Almira terus saja mendapat pesan dari Pak Wijaya untuk menerima tawarannya menjadi sugar baby lagi. Namun, Almira tetap pada pendiriannya, dia tidak ingin mengulangi dosa yang sama. Dan pada akhirnya ia akan mendapatkan penyesalan yang sangat dalam.

Selain dari Pak Wijaya ternyata Almira juga, mendapatkan teror dari Celine istri Revan. Pesan itu berisi tentang, sebuah peringatan bagi Almira untuk tidak mendekati Revan meskipun dirinya sedang mengandung anak Revan dan Tiffany. Apalagi setelah keputusan Revan yang ingin mengunjunginya setiap hari untuk melihat keadaan anaknya membuat Celine semakin cemburu padanya dan perasaan tidak suka kepada dirinya semakin bertambah dan menjadi benci.

Sungguh Almira ingin tenang. Dia tidak mau jika harus berkonflik dengan orang lain.

"Kakak, Vina hari ini berangkat sekolah ya," pamit Vina. Adik Almira yang sudah masuk SMP.

"Iya, kamu hati-hati ya. Di sekolah jaga pergaulan jangan sampai kamu terpengaruh oleh hal-hal buruk," pesan Almira pada adiknya yang sudah memasuki usia remaja.

"Iya, kak. Kalau begitu aku pamit ya assalamualaikum." Vina pun mengambil tangan Almira untuk di salimnya. Lalu setelah itu ia pun keluar dari apartemen yang mereka tinggali. Meskipun usia Vina masih muda. Tapi ia paham apa yang sudahlah kakanya korbankan. Untuk itu ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti kakaknya.

"Waalaikumsalam."

Setelah Vina berangkat sekolah, Almira memeriksa keadaan Ibrahim yang tampaknya pulas tidur di kamar. Almira tersenyum tipis, ia berjanji kepada dirinya sendiri akan selalu membahagiakan adik-adiknya. Meskipun setelah bayi yang ada di rahimnya nanti lahir dan kehidupan mereka berubah. Tapi Almira akan mengusahakan yang terbaik untuk adik-adiknya.

"Ibrahim, kamu harus menjadi laki-laki yang tangguh, kuat dan bertanggungjawab. Jangan seperti ayah atau ibu. Meskipun mereka memiliki sifat yang tidak baik, tapi kamu harus tetap mendoakan mereka. Agar mereka bisa di terima di sisi Allah. Untuk itu, kamu harus sehat dan tumbuh menjadi anak yang baik. Kakak akan berencana menyekolahkan kamu ke sekolah Islam. Di mana supaya karakter kamu lebih terdidik. Kakak tidak mau apa yang telah kakak lakukan sekarang. Kamu tahu saat dewasa nanti." Almira mengecup kening Ibrahim dengan penuh kasih sayang.

Almira sangat-sangat menyayangi adiknya ini, apapun yang terjadi ia akan melakukan segalanya untuk Ibrahimnya. Adik kesayangannya.

Hari sudah siang, Vina sudah pulang dari sekolahnya. Almira yang melihat Vina pulang tepat waktu tentu tersenyum senang. Ia pun memutuskan untuk keluar untuk membeli bahan makanan yang sudah hanit.

"Vina, Kakak mau pergi ke luar untuk belanja. Kamu di sini jaga Ibrahim ya, apapun yang terjadi kamu jangan pernah meninggalkan Ibrahim," pesan Almira.

"Baik, Kak. Aku ngerti kok."

"Ya sudah kalau gitu Kakak pergi dulu."

Almira segera bersiap dan membuka pintu apartemennya. Dan pada saat Almira membukanya. Betapa terkejutnya ia melihat keberadaan Celine dan Juga Tante Selly.

"Celine,Tante Selly!" ucap Almira.

Tidak ingin jika Vina sampai mendengar keributan, Almira pun langsung menutup pintunya dengan rapat.

"Tante, Celine ada apa ya?" tanya Almira dengan baik-baik.

"Sepertinya kamu itu tidak bisa membaca bodoh atau bagaimana. Aku sudah berkali-kali memperingatimu, jauhi suamiku!!" sentak Celine.

Hal itu membuat kamera terkejut dan mengusap dadanya.

"Astaghfirullahaladzim."

"Jangan sok suci deh, dengan mengucapkan kalimat suci. Astagfirullah astagfirullah. Kenyataannya kamu itu wanita murahan yang menyewakan rahimnya kepada orang lain."

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Feb 20 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Rahim sewaanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum