Part 23

718 120 24
                                    

This is Original Story by NOVURIEEN
HAPPY READING

"Wirya kamu sadar gak yang kamu bilang tadi?" Bunda melebarkan matanya menatap Wirya yang tengah berdiri dihadapan Bunda dan Ayah

Wirya mengangguk. 
Baru saja ia mengatakan pada orangtuanya bahwa ia menyukai Nadien dan ingin langsung serius, meminta Bunda dan Ayahnya untuk melamar Nadien. 

"Nadien sama kamu itu masih muda Wir" ucap Ayah

"Wirya tahu" 

"Ini bukannya Bunda gak setuju, bukan. Keluarga kita aman-aman aja ipar tanpa hubungan darah punya hubungan. Bunda justru seneng kamu sama Nadien. Tapi kalau menikah, apa gak kecepetan?" jelas Bunda

Wirya menggeleng "Enggak kok Bun, Wirya kan udah stabil di perusahaan. Bisa handle, suka gantiin Bang Viggo juga. Nikah lebih cepat kan lebih baik daripada terjadi yang enggak-enggak"

"Yang enggak enggak gimana maksud kamu??" Bunda melebarkan matanya

"Duduk dulu Wir, kita ngobrol lebih santai" pinta Ayah yang entah sejak kapan sudah meletakan cangkir kopi yang sebelumnya dipegang

Duduk dihadapan Bunda dan Ayah, Wirya menegakan tubuh dan kepalanya, berusaha terlihat serius. 

"Sebelum ke masalah melamar, apa ini Nadien tahu? kamu sama Nadien udah pacaran berapa lama emangnya sampe kamu punya ide buat ngelamar begini?" tanya Ayah

"Belum pacaran" 

"Hah?" Bunda memekik dan matanya membulat kaget "Yang bener aja Wirya"

Ayah mengangkat kedua tangannya sedada, mengarah pada Wirya "Oke, jelasin coba, ini Ayah mulai gak paham" 

"Wirya udah ngajak Nadien pacaran, tapi dia gak mau, mau fokus skripsi. Ini dia udah selesai skripsinya tinggal wisuda aja. Pacaran buat apa sih Yah, Bun?" Wirya menatap Ayah dan Bunda bergantian "Kalo bisa langsung nikah ya mending nikah aja" 

"Ini kayaknya kamu emosi deh, Nadien di deketin cowok lain bukan?" sepertinya Insting seorang ibu benar-benar luar biasa

Wirya tak menjawab

"Ya Tuhan Wir, kamu udah dewasa kok cemburu sampe begini" lanjut Bunda

"Wirya serius kok, nikah cepet kan gak ada salahnya" ucap Wirya percaya diri

Kali ini Ayah dan Bunda saling menatap, kemudian tak lama Ayah menatap Wirya lagi. "Ayah gak masalah kamu nikah cepet, tapi pastiin dulu Nadien mau" 

"Masa iya gak mau?" Wirya melipat tangannya di dada

"Ya siapa tahu dia--" 

"Tempeleng aja Yah itu kepalanya" suara Viggo membuat semua orang di ruang keluarga itu menoleh

Viggo berjalan mendekat bersama Jetta, lalu duduk di samping Wirya dan memiting leher Wirya dengan lengan kiri nya. "Enak aja lu maen lamar lamar adek gua, cewek lu udah lu urus belom?" 

"Bukan cewek gua bang, udah beres juga sama dia" Wirya meleaskan tubuhnya agar tidak sakit

"Udah?" Viggo melepaskan leher Wirya dan detik berikutnya Wirya pun mengangguk

"Kamu gimana Ta? sama Wirya gapapa Nadien?" tanya Bunda

Wirya menyipitkan mata "Emang Wirya kenapa Bun? ini aku anak paling baik sedunia loh" 

"Alah" celetuk Viggo

Jetta tertawa kecil "Jetta terserah Nadien aja Bun, yang ngejalinin kan Nadien sama Wirya. Restu bunda sama ayah lebih penting" 

Enemy CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang